Hampir semua di dunia ini pernah mengalami pemalsuan, termasuk makanan dan minuman. Food fraud, atau pemalsuan pangan, biasanya dilakukan demi keuntungan ekonomi yang berpotensi membahayakan konsumen. 

Bagi pebisnis, khususnya di sektor food & beverage, perlu waspada terhadap food fraud karena dapat merusak reputasi brand dan memiliki dampak negatif jangka panjang.

Lalu, apa saja jenis-jenis food fraud ini?

Baca juga: Pentingnya Menjaga Hubungan Dengan Produsen Makanan Untuk Menjaga Kualitas Produksi

Mengenal Food Fraud dalam Bisnis Kuliner

Food fraud adalah istilah yang merujuk pada tindakan penggantian, penambahan, perusakan, atau penyajian yang salah dengan sengaja terhadap makanan, bahan makanan, atau kemasan makanan. Ini juga mencakup pernyataan palsu atau menyesatkan yang dibuat tentang suatu produk demi keuntungan ekonomi.

Pemalsuan produk pangan adalah pelanggaran serius di industri makanan dan dapat berpotensi menimbulkan risiko kesehatan yang signifikan bagi konsumen. Hal ini karena produk yang dipalsukan atau diberi label yang salah bisa mengandung alergen makanan, kontaminan, atau zat berbahaya yang dapat menyebabkan penyakit atau reaksi alergi.

Perusahaan yang terbukti melakukan tindakan penipuan dapat dikenakan denda atau sanksi hukum yang berdampak pada reputasi dan operasional bisnis mereka. Dalam beberapa kasus, hal ini bahkan dapat mengakibatkan penutupan perusahaan.

Jenis-jenis Food Fraud

Pelaku bisnis kuliner diharapkan memiliki pengetahuan mendalam mengenai penipuan makanan untuk melindungi bisnis mereka dari dampak negatif yang mungkin timbul akibat aktivitas tidak bertanggung jawab tersebut.

Food fraud sendiri memiliki berbagai bentuk, dan setiap tindakan memiliki karakteristik serta metode penipuan yang berbeda. Berikut adalah jenis-jenis pemalsuan pangan yang penting untuk diketahui.

1. Penggantian

Penipuan pangan ini terjadi ketika bahan-bahan tertentu diganti dengan bahan lain, seringkali bahan yang memiliki kualitas atau nilai lebih rendah, tanpa informasi yang jelas kepada konsumen melalui label produk. Contohnya, mengganti jenis ikan dalam produk makanan seafood dengan jenis ikan yang lebih murah.

2. Pemalsuan

Pemalsuan ini melibatkan penambahan kontaminan atau bahan berkualitas rendah ke dalam produk untuk meningkatkan jumlah, berat, atau penampilannya. Contohnya adalah mencampurkan air ke dalam susu.

Selain itu, pemalsuan juga melibatkan penambahan bahan kimia tambahan untuk meningkatkan karakteristik produk makanan tanpa menyebutkannya pada label.

3. Perusakan atau pelabelan ulang produk

Tindakan ini melibatkan pengemasan ulang atau memberi label baru pada produk yang sudah kadaluarsa atau tidak dapat dijual untuk memperpanjang masa simpan atau membuatnya terlihat lebih segar dari kondisinya yang sebenarnya. Biasanya, hal ini terjadi pada produk seperti daging, makanan laut, atau produk susu.

4. Misbranding

Misbranding adalah praktik memberikan informasi yang salah pada label makanan. Ini dapat mencakup klaim nutrisi yang keliru, label asal yang menyesatkan, dan tidak mencantumkan bahan alergi yang digunakan dalam produk.

5. Tiruan produk

Jenis pemalsuan lainnya adalah meniru dengan sengaja merek atau produk terkenal untuk menipu konsumen. Ini dapat terjadi pada produk seperti coklat, minuman, atau makanan kemasan populer. Sebagai contoh,  produksi buah-buahan beku sebagai produk impor berkualitas tinggi tanpa memiliki sertifikasi.

6. Pengenceran

Pengenceran adalah tindakan menambahkan bahan pengganti untuk mengurangi kualitas produk. Misalnya, menambahkan sirup gula atau pemanis yang lebih murah ke dalam madu.

Bagaimana Cara Pebisnis Mengawasi Pencegahan Food Fraud?

Ada beberapa cara yang dapat kamu lakukan untuk mencegah terjadinya food fraud pada produk yang  kamu produksi dan jual. Berikut adalah beberapa caranya.

1. Risk assessment

Bisnis kamu  perlu melakukan penilaian terhadap  bahan-bahan yang ada di pasaran, riwayat penipuan, kondisi dan komposisi produk, serta harga produk dalam kaitannya dengan harga standar industri.

2. Pengujian keaslian

Lakukan pemeriksaan rutin terhadap bahan-bahan pada setiap tahap rantai pasokan. Pengujian harus dilakukan dengan membandingkan bahan referensi dalam database penipuan makanan yang diakui berdasarkan standar global.

3. Edukasi

Semua karyawan yang terlibat dalam proses pengadaan dan titik penting lainnya dalam rantai pasok harus mendapatkan pelatihan penuh untuk mengenali contoh-contoh penipuan makanan atau potensi tanda bahaya lainnya.

Baca juga: 3 Contoh Proposal Usaha Makanan Yang Lengkap & Mudah Dibuat!

Itulah pembahasan lengkap tentang food fraud, termasuk definisi, jenis-jenisnya, dan cara pencegahannya. Semoga setelah membaca artikel ini, kamu dapat mengurangi risiko mengalami pemalsuan produk.

Pencegahan pemalsuan juga dapat dilihat dari laporan keuangan uang masuk dan keluar. Dari sini, kamu  dapat melihat berapa biaya yang dikeluarkan untuk membeli bahan dari vendor. Jika kamu beralih ke vendor lain dan harganya ternyata lebih rendah dari sebelumnya, maka kamu perlu mewaspadainya.

Untuk laporan keuangan tersebut kamu bisa menggunakan Paper.id. Paper.id adalah platform invoicing dan payment bisnis yang bisa langsung terintegrasi dengan fitur akuntansi dan laporan keuangan sederhana.

Yuk, registrasi bisnismu ke Paper.id dan download juga aplikasinya untuk iOS dan Android!

Nadiyah Rahmalia