Syarat kemasan makanan yang baik adalah salah satu faktor yang perlu diperhatikan pengusaha makanan. Dengan bentuk dan desain yang menarik serta aman bagi kesehatan, hal ini bisa menjadi nilai jual produk di mata konsumen.

Tentunya, hal ini berkaitan dengan bahan dari kemasan makanan itu sendiri. Dengan kemajuan zaman yang semakin canggih, banyak inovasi yang dibuat untuk membuat bahan-bahan yang aman bagi kemasan makanan.

Baca juga: Peluang usaha bisnis makanan packaging di 2021

Secara umum, kemasan pada makanan tidak hanya berfungsi sebagai pelapis saja, tapi memiliki beberapa fungsi seperti:

  • Kemasan sebagai wadah dan pelindung dari makanan.
  • Kemasan untuk meningkatkan promosi dan membuat daya tarik bagi konsumen untuk membeli produk.
  • Kemasan sebagai pemberi informasi produk.
  • Kemasan sebagai brand image.

Jenis – jenis kemasan makanan dan bahan pembuatannya

Secara umum, kemasan makanan terbagi kedalam 3 jenis berdasarkan bahan pembuatannya seperti:

  • Kemasan Primer
    Kemasan ini langsung mewadahi makanannya tanpa ada lapisan lainnya, contohnya, kaleng susu, dan botol kecap.
  • Kemasan Sekunder
    Kemasan sekunder merupakan salah satu jenis kemasan yang biasanya dikombinasikan dengan kemasan lainnya. Biasanya, kemasan ini terbuat dari plastik atau kardus sebagai kulit luar untuk melindungi kemasan bagian dalam.
  • Kemasan Tersier dan Kuarter
    Terakhir, ada kemasan tersier yang biasanya berfungsi untuk melindungi barang saat akan dikirimkan. Karena itu, kemasan ini memiliki kulit dengan ketebalan yang cukup tebal.

Baca juga: Bagaimana peluang bisnis frozen food di tahun 2021?

Selain berdasarkan bahan pembuatannya, ada juga jenis kemasan lainnya berdasarkan frekuensi penggunaannya seperti:

  • Kemasan sekali pakai (Disposable)
    Biasanya, kemasan ini terbuat dari bahan yang simpel dan sering kita lihat dalam kehidupan sehari-hari seperti bahan plastik dan daun.
  • Kemasan yang dapat dipakai berulang kali (Multi Trip)
    Kemasan ini biasanya bisa digunakan berulang kali dan dimanfaatkan oleh penjual untuk dikembalikan kepada pabrik untuk digunakan kembali seperti botol kecap.
  • Kemasan yang tidak dibuang (Semi Disposable)
    Kemasan ini biasanya terbuat dari bahan yang tebal, sehingga tidak mudah untuk dihancurkan. Untuk itu, bahan ini bisa digunakan berkali-kali, seperti kaleng biskuit.

Berdasarkan tingkat kesiapan pakai, kemasan dibagi menjadi dua jenis, yaitu:

  • Kemasan siap pakai
    bahan kemas yang siap untuk diisi dengan bentuk yang telah sempurna sejak keluar dari pabrik. Contohnya adalah wadah botol, wadah kaleng, dan sebagainya.
  • Kemasan siap dirakit
    Kemasan yang masih memerlukan tahap perakitan sebelum pengisian, misalnya kaleng dalam bentuk lempengan dan silinder fleksibel, wadah yang terbuat dari kertas, foil atau plastik.

Setelah mengetahui dan paham jenis kemasan, yang harus diketahui selanjutnya adalah memilih bentuk dan bahan kemasan yang akan digunakan seperti :

  • Tidak beracun
    Bahan kemasan yang baik adalah bahan kemasan yang tidak mengganggu kesehatan manusia baik secara langsung maupun tidak langsung, seperti tidak terdapat kandungan Pb (timbal) yang bersifat racun bagi manusia.
  • Harus cocok dengan bahan yang dikemas
    Kemasan yang dipilih harus cocok dengan produk yang dikemas, jika salah memilih bahan kemasan maka akan merugikan. Misalnya produk yang seharusnya dikemas dengan kemasan transparan, namun dikemas dengan bahan kemas yang tidak transparan. Maka bila konsumen ingin mengetahui isinya harus merusak segel dan hal tersebut malah akan merugikan produsen.
  • Sanitasi dan syarat-syarat kesehatan terjamin
    Di samping bahan kemasan tidak beracun dan produk yang dikemas tidak menunjukkan kerusakan karena adanya mikroba, bahan kemasan juga tidak boleh digunakan bila dianggap tidak dapat menjamin sanitasi atau syarat-syarat kesehatan.
  • Kemudahan membuka dan menutup
    Pada umumnya konsumen akan memilih produk dengan kemasan yang mudah dibuka dan ditutup pada saat akan digunakan. Kemudahan dan keamanan dalam mengeluarkan isi produk perlu dipertimbangkan, sehingga isi kemasan dapat diambil dengan mudah dan aman, atau dengan kata lain tidak banyak tercecer, terbuang atau tersisa di dalamnya.
  • Ukuran, bentuk dan berat
    Ukuran kemasan biasanya disesuaikan dengan jenis produk atau barang yang di jual. Bentuk kemasan juga dapat dikatakan sangat mempengaruhi efisiensi penggunaan ruang penyimpanan, cara penyimpanan, daya tarik konsumen dan cara pembuatan serta bahan kemasan yang digunakan. Seperti yang sering dilihat bahwa banyak konsumen yang membeli produk hanya karena tertarik pada bentuk kemasannya yang unik.
  • Penampilan
    Kemasan harus memiliki penampilan yang menarik, baik dari segi bahan, estetika maupun dekorasi. Karena selera masyarakat berbeda-beda, maka produsen harus tahu dengan tepat ke lokasi mana produk akan dipasarkan.
  • Biaya rendah
    Biasanya untuk mempertahankan produk agar dapat terjangkau oleh daya beli konsumen, produsen menurunkan atau menekan biaya pengemasan sampai batas tertentu. Hal ini penting karena konsumen akan memilih produk yang sama dengan harga yang lebih rendah.