Sebagian besar bisnis pastinya ingin mengurangi product cost, tapi sayangnya melakukannya tidak semudah membalikkan telapak tangan. Ada banyak faktor yang bisa membuat biaya produksi meningkat, seperti inflasi, kenaikan harga minyak, gangguan dalam rantai pasok, dan kelangkaan barang. Meskipun demikian, ada beberapa langkah yang bisa diambil oleh bisnis untuk menurunkan biaya ini.
Apa saja? Cari tahu jawabannya di dalam artikel ini.
Baca Juga: Ini Dia Cara Menekan Biaya Bisnis Agar Lebih Efisien!
Sekilas Tentang Product Cost dalam Bisnis
Product cost adalah jumlah total untuk membuat suatu produk, termasuk biaya langsung dan tidak langsung. Memahami biaya produksi membantu pelaku bisnis mengelola arus kas, menetapkan target, serta merancang strategi penjualan dan harga. Selain itu, bisnis dapat mengenali area di mana efisiensinya dapat ditingkatkan dan di mana biaya dapat dipangkas.
1. Biaya langsung
Biaya langsung adalah biaya yang dikeluarkan secara langsung dalam pembuatan produk dari awal hingga akhir. Ini mencakup biaya langsung tenaga kerja, bahan yang habis pakai, dan biaya overhead umum untuk fasilitas seperti listrik.
2. Biaya tidak langsung
Biaya tidak langsung adalah biaya yang timbul selama produksi suatu produk, tetapi tidak dapat langsung dikaitkan dengan setiap item yang diproduksi, contohnya termasuk gaji karyawan dan biaya perawatan.
Bagaimana Cara Menghitung Product Cost?
Untuk menghitung biaya produksi, bisnis harus menyertakan semua biaya, baik biaya langsung maupun biaya tidak langsung. Namun, penting diingat bahwa perhitungan biaya produksi tidak termasuk perhitungan keuntungan atau margin. Berikut ini rumus perhitungan product cost yang dapat dicoba oleh bisnis:
Product Cost= [Biaya langsung + Biaya Tidak Langsung] / Unit yang diproduksi |
Cara Mudah Menurunkan Product Cost
Mengurangi biaya produksi bisa dilakukan dengan mengidentifikasi dan menghilangkan item atau karakteristik produk yang mahal namun tidak memberikan manfaat tambahan bagi konsumen. Dengan demikian, produk yang dihasilkan menjadi lebih sesuai dengan kebutuhan konsumen sambi di waktu yang sama bisnis bisal mengurangi biaya produksi.
Berikut ini cara-caranya:
1. Menganalisis biaya
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, product cost melibatkan berbagai komponen termasuk bahan baku, uji coba, overhead, dan lain-lain. Bisnis perlu menganalisis faktor utama yang paling berpengaruh terhadap besarnya biaya produksi ini.
Pada awal analisis, identifikasi item non-tenaga kerja yang memiliki biaya paling tinggi dan perkirakan potensi pengurangan biaya tenaga kerja dengan menghilangkan item tersebut. Dengan menggabungkan biaya setiap item dengan penghematan tenaga kerja, nantinya dapat dilihat item mana saja yang paling berkontribusi pada kenaikan biaya produk.
2. Cari tahu alasan penambahan item tertentu pada produk
Setelah menyusun daftar item dengan biaya tertinggi, langkah berikutnya adalah memahami alasannya mengapa item tersebut ada dalam produk. Hal ini karena item dapat dibedakan menjadi dua, yaitu sebagai alat fungsional atau hanya sebagai dekorasi.
Setelah mengelompokkan setiap item dan mengetahui tujuan keberadaannya, kumpulkan informasi mengenai karakteristik, fitur, fungsi, dan biaya dari masing-masing item tersebut.
3. Survei konsumen
Cari tahu pendapat konsumen mengenai karakteristik mana yang dianggap paling berharga dari daftar yang disusun sebelumnya, dan mengapa karakteristik tertentu itu sangat berharga bagi mereka.
Dengan pertanyaan ini, kamu dapat mengetahui apakah konsumen hanya menyampaikan preferensi atau apakah karakteristik tersebut benar-benar memberikan manfaat. Selain itu, survei ini membantu kamu mengidentifikasi karakteristik berbiaya mahal mana yang tidak memberikan manfaat nyata bagi konsumen.
4. Menghilangkan item tertentu pada produk
Setelah melakukan langkah-langkah tersebut, lakukan riset lebih lanjut, biasanya kamu akan menemukan satu atau dua fitur yang memiliki biaya produksi tinggi tetapi memberikan manfaat yang rendah, dan hitung seberapa besar penghematan yang dapat dicapai dengan menghapus fitur atau karakteristik tersebut.
Belajar dari Starbucks: Strateginya Menurunkan Product Cost
Setelah tahu bagaimana cara menguranginya, mari kita lihat contoh nyata dari strategi menurunkan biaya produk yang pernah dilakukan oleh Starbucks. Coffee shop ini menghadapi masalah pada rantai pasokan mereka, di mana lebih dari 50% pengiriman ke outlet tidak tepat waktu, beberapa keputusan outsourcing yang tidak baik menyebabkan biaya logistik pihak ketiga menjadi terlalu tinggi, dan sebagainya.
Untuk menurunkan biaya rantai pasokan, Starbucks membuat strategi dengan merancang ulang rantai pasokan mereka, memotong biaya layanan, dan mengakhiri kerja sama dengan semua mitra kecuali yang paling efektif.
Setelah langkah-langkah tersebut, Starbucks berhasil memangkas biaya rantai pasokan mereka dari sebelumnya USD 75 juta menjadi dapat menghemat hingga USD 500 juta.
Baca Juga: Biaya Overhead Adalah: Pengertian, Jenis, Rumus dan Cara Perhitungannya
Itulah pembahasan lengkap mengenai cara menerunkan product cost. Sementara itu, salah satu langkah untuk menekan biaya produksi yang bisa kamu coba adalah dengan mengalihkan tugas administratif manual ke proses digital, seperti pembuatan invoice. Dalam hal ini bisnis bisa menggunakan Paper.id.
Paper adalah platform invoicing online gratis yang memudahkan pelaku bisnis untuk membuat dan mengirimkan dokumen tagihan pembayaran kepada mitra atau klien mereka.
Paper juga mempermudah bisnis dalam melakukan pembayaran invoice dengan menyediakan beragam metode pembayaran seperti QRIS, transfer bank, e-wallet, marketplace, hingga kartu kredit.
Tertarik menggunakan Paper? Kunjungi laman Paper.id sekarang juga!
- 5 Alternatif Pinjaman Modal Usaha untuk UMKM agar Bisnis Makin Maju - Oktober 10, 2024
- Apa Itu Cost of Fund? Cara Kerja, Unsur, hingga Faktor-Faktornya - Oktober 10, 2024
- Biaya Operasional Bisnis: Jenis-Jenis dan Cara Menghematnya - Oktober 10, 2024