Cara menghitung inflasi- Ada seorang ibu-ibu berbelanja ke pasar. Di minggu pertama, ia membeli seekor ayam dengan harga Rp. 35 ribu. Kemudian, di pekan selanjutnya, tiba-tiba ada kenaikan hingga Rp. 5 ribu/ekornya. Dalam pernyataan tersebut, dapat kita simpulkan jika terjadi peningkatan harga yang cukup signifikan. Lantas, apakah hal tersebut termasuk sebagai inflasi? Jawabannya mungkin saja.
Sebelum bisa menentukan apakah hal tersebut termasuk inflasi atau tidak, harus ada riset terlebih dahulu. Misalnya, apakah harga produk lain mengalami peningkatan juga. Atau, apakah produk tersebut dapat mempengaruhi produk lain sehingga harganya bisa ikutan naik. Kenapa seperti itu? Karena kedua hal diatas merupakan beberapa faktor yang bisa menentukan inflasi.
Bahan bakar (bensin atau pertalite) menjadi contoh produk yang bisa ikut ‘mengatrol’ harga produk lainnya. Kalian pasti pernah merasakan dampak yang dirasakan kenaikan BBM. Kenaikan harga Rp. 500 saja bisa membuat efek domino bagi produk lain, terutama para pemilik usaha kecil menengah. Namun, yang menjadi pertanyaan adalah, bagaimana cara menghitung inflasi? dari mana harga bisa ditentukan?
Pengertian Inflasi
Inflasi adalah kenaikan harga dari sebuah produk atau jasa yang sebagian besar terjadi karena devaluasi sebuah mata uang. Namun, ada beberapa faktor lain yang bisa juga menyebabkan produk mengalami inflasi, seperti meningkatnya permintaan yang tidak diimbangi dengan produk hingga melonjaknya harga bahan baku. BBM, contoh yang sudah dijelaskan di paragraf sebelumnya.
Inflasi akan menyebabkan efek berkepanjangan dan berkaitan dengan produk lainnya. Namun biasanya, jika sebuah produk harganya naik, akan susah untuk kembali turun walaupun harga pokok dari sumber produknya tersebut sudah kembali normal. Inflasi lazim terjadi di semua negara dunia dengan besaran yang beragam. Setelah mengetahui apa itu inflasi, mari mengenal cara penghitungannya.
Baca Juga: Mengenal Inflasi Dan Deflasi, Bagaimana Dampaknya ke Pelaku Usaha?
Cara Menghitung Inflasi
Untuk menghitung inflasi sebuah negara, setidaknya terdapat 5 cara yang kamu bisa dilakukan. Salah satu yang paling mudah dan banyak digunakan adalah dengan menggunakan Indeks Harga Konsumen (Consumer Price Index):
1. Menggunakan Consumer Price Index (CPI).
2. Penggunaan Deflator PDB, yakni melihat semua produk dengan harga terbaru.
3. Gunakan Index Harga Produsen
4. Indeks Harga Komoditas
5. Indeks Biaya Hidup (Cost Living Index)
Dari kelima cara yang bisa digunakan untuk mengkalkulasi sebuah negara berinflasi, Paper.id akan menjelaskan cara penggunaan yang pertama, yakni dengan menggunakan data dari CPI atau Harga Indeks Konsumen berdasarkan pemakaian rata-rata. Bagaimana caranya?
Singkatnya, Indeks Harga Konsumen dari jumlah akumulasi harga rata-rata produk yang digunakan di dalam rumah tangga masyarakat di Indonesia. Sejauh ini, Badan Pusat Statistik (BPS) menjadi pihak yang berwenang untuk menentukan hal tersebut, yaitu pengumpulan data dan juga pemberian harga pasaran sebuah produk.
Rumus yang digunakan dalam menentukan inflasi berdasarkan IHK adalah:
(IHK Terbaru – IHK Lama)/IHK Terbaru x 100%
Contoh penentuan harga inflasi dengan IHK: Harga pertalite di tahun 2018 adalah Rp. 7.500. Setahun berselang, pemerintah menaikkan harga tersebut menjadi Rp. 9.300. Jadi, berapa besar inflasi yang terjadi pada pertalite dalam satu tahun terakhir?
(9.300-7.500)/9.300 x 100%
= 0.24 X 100%
= 24%
Jawabannya adalah 24%. Jadi, inflasi yang terjadi pada pertalite dalam satu tahun terakhir mencapai 24%. Harga tersebut pastinya akan mempengaruhi produk-produk lainnya, terlebih lagi untuk para pengusaha. Lantas, bagaimana cara menyiasati agar para pemilik usaha bisa mendapatkan untung yang layak?
Baca Juga: Apa yang dimaksud Inflasi Serta Dampaknya dalam Dunia Usaha?
Baca Juga: 5 Faktor yang Mempengaruhi Inflasi Terjadi dalam Waktu Singkat
Permudah Bisnis Anda
Apabila harga BBM naik, yang harus dilakukan pemilik usaha adalah dua, yakni menaikkan harga produk mereka ataupun mengurangi porsi dari produk mereka tanpa mengubah harga pokok. Namun, kedua hal tersebut pastinya mempunyai kekurangan dan kelebihan tersendiri. Karena perhitungan yang kurang akurat tersebut, kamu membutuhkan Software Akuntansi yang mencatat pembukuan secara lengkap.
Paper.id bisa menjadi solusi yang bisa kamu gunakan untuk menyelesaikan masalah tersebut. Selain bisa mencatat Laporan Keuangan, kamu juga bisa mengirimkan Invoice secara digital, membuat Kwitansi Online hingga pencatatan stok. Satu aplikasi bisa mengurusi semua bisnismu dan Gratis? klik tombol yang tertera di bawah ini.
- Product Update: Langsung Konversi Invoice dari Accurate ke Paper.id, Kelola Dokumen Makin Lancar! - Oktober 28, 2024
- Perbedaan Faktur dan Invoice dalam Bisnis, Apa Saja? - Oktober 23, 2024
- Kenali AP & AR Automation yang Mampu Tingkatkan Bisnis Lebih Pesat - Oktober 23, 2024