Ibarat sebuah kendaraan, perusahaan membutuhkan bahan bakar yang disebut working capital. Secara definisi, working capital adalah modal kerja bersih yang didapat dari selisih antara aset perusahaan dengan liabilitas perusahaan saat itu.

Setelah itu, kita akan mengetahui besaran pasti dari modal kerja yang dimiliki oleh sebuah perusahaan. Agar lancar, perusahaan perlu memastikan agar pendapatan bisa maksimal serta mengurangi liabilitas atau hutang yang dimiliki. Untuk lebih jelasnya bisa dibaca dibawah ini.

Baca juga: Tukar faktur, apa itu dan bagaimana memaksimalkannya

Definisi Working Capital dan Bagaimana Menghitungnya?

Diatas, kita sudah menjelaskan pengertian working capital secara singkat. Menurut Jumingan, working capital atau modal kerja adalah jumlah dari aktiva lancar seperti modal kerja bruto. Semakin besar modal kerja yang dimiliki, maka semakin baik pula kemampuan perusahaan untuk membiayai pembiayaan operasional perusahaan. Berikut rumus umum untuk menghitung modal kerja

Working capital = Asset yang dimiliki – liabilitas yang dimiliki

Sebagai contoh, perusahaan A memiliki aset senilai Rp300 juta dan jumlah liabilitas senilai Rp 225 juta. Dengan begitu, nilai modal kerja bersih yang dimilikinya adalah Rp75 juta. Meski nilai modal kerjanya dibawah liabilitas, keuangan perusahaan tersebut tergolong sehat, karena mereka sanggup membayar liabilitas atau hutang yang dimiliki.

Baca juga: Hutang dagang dan kestabilan arus kas, bagaimana menjaganya?

Melihat Kondisi Kesehatan Perusahaan Dari Working Capital Ratio

Manajer finance memiliki tanggung jawab untuk menjaga agar kondisi keuangan perusahaan tetap sehat. Tanggung jawabnya ada 2, yakni mengelola dan menghasilan keuntungan yang didapat untuk dialokasikan bagi operasional perusahaan.

Untuk mengetahui seberapa sehat sebuah perusahaan, mereka membutuhkan working capital ratio. Perhitungan working capital ratio adalah:

Working capital ratio: Aset yang dimiliki/liabilitas yang dimiliki

Sebagai contoh, perusahaan B memiliki aset senilai Rp200 juta dan hutang jangka pendek senilai Rp125 juta. Dengan begitu perhitungannya adalah sebagai berikut:

Rp200000000/Rp125000000 = 1:6

Melalui perhitungan tersebut, kita bisa melihat bahwa kondisi kesehatan perusahaan tersebut terbilang cukup baik karena, mereka masih sanggup untuk membayar hutang dagangnya. Jika ingin meningkatkan rationya, perusahaan tersebut perlu meningkatkan keuntungan dan membayar hutang lebih giat.

Dalam prosesnya, pembayaran hutang dagang sering diwarnai oleh beragam tantangan, seperti keuangan usaha yang tidak cukup, pengelolaan keuangan yang tidak baik dan masalah lainnya. Untuk itu, perusahaan sering kesulitan dan akhirnya terlambat dalam membayar hutang dagang.