Fraud adalah sebuah tindakan kecurangan yang mungkin saja bisa terjadi dalam bisnismu. Oleh karena itu, hal ini wajib kamu pahami dengan baik.

Dalam bidang ekonomi, fraud sendiri sering kali dilakukan saat penulisan laporan keuangan. Sebuah studi atau riset yang dilakukan oleh Association of Certified Fraud Examiners (ACFE), dimana ACFE merupakan lembaga yang bergerak dalam bidang pemeriksaan kecurangan. 

Disebutkan bahwa pada tahun 2018, kerugian yang dialami oleh sebuah bisnis, atau perusahaan akibat fraud ini bisa mencapai 5 persen dari pendapatan kotor mereka. 

Tentunya ini bisa sangat mengkhawatirkan bisa ini terus terjadi secara terus menerus. Nah untuk memahami fraud secara detail. Kalian bisa membaca artikel fraud dibawah ini. 

Pengertian Fraud Secara Ringkas

Menurut Investopedia, Fraud adalah sebuah tindakan penipuan yang disengaja dan dirancang untuk memberikan keuntungan kepada si pelaku yang melanggar hukum. 

Sedangkan ACFE memberikan istilah yang berbeda, Fraud sendiri merupakan sebuah aktivitas yang mengandalkan penipuan untuk mencapai sebuah keuntungan. 

Nah jika ada orang yang memberikan statement palsu atau berbohong demi mendapatkan uang dari perusahaan maka ia sudah melakukan tindakan fraud

Fraud sendiri dikategorikan sebagai tindakan yang melawan hukum (ilegal act) dan sebuah tindakan ketidakberesan (irregularities). 

Penipuan ini bisa dilakukan oleh satu individu, atau komplotan individu, bahkan satu organisasi atau bisnis secara keseluruhan. 

Data yang diambil ACFE, di Indonesia sendiri terdapat 239 kasus fraud yang terjadi pada tahun 2019. Berikut list presentase pelaku fraud di Indonesia:

  • 29% fraud dilakukan Individu
  • 21% dilakukan oleh 2 orang 
  • 18% dilakukan oleh 3 orang
  • 36% dilakukan oleh 4 orang atau lebih

Dari sana ditemui fakta yang menarik, semakin banyak yang terlibat dalam fraud, maka semakin besar pula potensi kerugian yang diperoleh. 

Lebih lanjut, ACFE memaparkan sebagian besar pelaku fraud adalah karyawan (31,8%) diikuti dengan Direksi atau pemilik yang ada di posisi kedua (29,4%), Manajer (23,7%) dan lain-lain (15,1%).

Apa Saja Faktor yang Mendorong Melakukan Tindakan Fraud?

Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan kenapa seseorang melakukan tindakan fraud

Dikutip dari artikel yang terbit dari European Journal of Business Management (Vol. 7, No. 28, 2015) beberapa hal penyebab fraud dikutip dari Fraud Triangle Theory (FTT), karya Donald R. Cressey, adalah sebagai berikut: 

1. Pressure atau tekanan

Seseorang melakukan penipuan bisa disebabkan karena tekanan dari banyak hal. Cressey sendiri menyatakan bahwa sebagian besar individu melakukan fraud itu dikarenakan tekanan dengan keuangan. 

2. Opportunity atau kesempatan

Selanjutnya ada kesempatan, kesempatan sendiri bisa muncul karena lemahnya sistem pengadilan atau pengawasan dari perusahaan itu sendiri. Kejahatan Fraud sendiri bukan hanya ada karena niat pelakunya, tapi juga ada karena kesempatan. 

3. Rasionalisasi

Faktor selanjutnya adalah ketika seseorang melakukan rasionalisasi atau mencari pembenaran atas terjadinya kecurangan. Contohnya seperti “saya hanya meminjam uang bukan mencurinya” atau “saya berhak atas uang ini”.

Tentu saja FTT ini kemudian disempurnakan dengan teori baru dengan nama Fraud Diamond. Dan faktor yang ditambahkan itu adalah kemampuan atau Capability

Untuk menghindari kecurangan, kamu bisa menggunakan aplikasi yang mampu melakukan rekonsiliasi otomatis, seperti Paper.id. Sehingga, proses pencocokan pembayaran dikelola oleh sistem yang dapat dipercaya.

Selain menjaga dari adanya kecurangan, proses pencocokan ini juga jadi makin mudah. Yuk, download sekarang!

Jenis & Contoh Fraud yang Sering Ditemui

Fraud sering dikaitkan dengan keuangan atau ekonomi. Pengaruh fraud sendiri dalam dunia ekonomi sangatlah kuat dan setiap orang bisa menjadi pelaku fraud. Berikut ini merupakan jenis-jenis & contoh fraud yang sering terjadi seperti:

1. Penyimpangan aset

Penyimpangan aset merupakan tindakan penipuan yang sering terjadi dalam sebuah perusahaan atau organisasi. Tindakan ini bisa dilakukan oleh individu atau kelompok orang yang terlibat dalam perusahaan atau organisasi tersebut. Tujuannya adalah untuk memperoleh keuntungan pribadi dengan cara menyalahgunakan aset perusahaan.
Penyimpangan aset dapat terjadi dengan berbagai cara, seperti penggelapan uang, penggunaan fasilitas kantor untuk kepentingan pribadi, bahkan dengan memanfaatkan nama perusahaan untuk keuntungan pribadi.

2. Pencurian data

Pencurian data merujuk pada penipuan yang terjadi ketika seseorang mencuri informasi penting organisasi untuk keuntungan pribadi mereka. Jenis penipuan ini juga sering disebut sebagai computer fraud, terutama jika perusahaan atau organisasi memiliki data pusat yang disimpan dalam sistem komputer, seperti data keuangan atau catatan operasional.

Pada dasarnya, penipuan komputer terjadi ketika sumber daya komputer diretas atau dicuri untuk keuntungan pribadi, dan hal ini termasuk dalam pencurian data.

3. Korupsi

Korupsi merupakan salah satu bentuk penipuan yang paling umum terjadi di organisasi atau perusahaan. Hal ini terjadi ketika seseorang menggunakan kekuasaan atau pengaruhnya untuk memperoleh keuntungan pribadi atau menguntungkan orang lain dengan cara yang tidak sah atau tidak etis.

Praktik korupsi dapat meliputi penyuapan, pemerasan, dan penyalahgunaan informasi yang diperoleh dari orang dalam di dalam organisasi. Korupsi sebagai bentuk penipuan juga dapat berupa gratifikasi atau pemberian hadiah dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan jangka panjang.

4. Penggelapan uang

Penggelapan uang merupakan salah satu bentuk penipuan yang sering terkait dengan white collar crime, yaitu kejahatan yang dilakukan oleh seseorang atau kelompok yang berada dalam posisi kepercayaan atau otoritas tertentu.
Dalam hal ini, penipu menyalahgunakan aset yang dipercayakan padanya, baik itu uang atau investasi, yang seringkali berakhir dengan investasi bodong. Contohnya adalah skema Ponzi pada multi level marketing, di mana penipu menipu investor untuk mempercayakan aset mereka dan kemudian menggelapkan uang mereka tanpa sepengetahuan mereka.

Cegah Tindak Kejahatan Fraud dengan Menggunakan Aplikasi Invoice Online dari Paper.id

Itulah beberapa informasi seputar fraud, mulai dari pengertian hingga faktor yang melatarbelakanginya. Nah untuk mengurangi risiko terjadinya fraud dalam laporan keuangan, kalian bisa menggunakan aplikasi invoice online dari paper.id 

Disana terdapat fitur akuntansi keuangan dasar, dengan itu pihak yang tidak memiliki wewenang tidak dapat mengubah serta memanipulasi data dalam laporan keuangan. Di Paper.id juga, transaksi bisnis akan tercatat otomatis, para pemilik usaha bisa mengecek sendiri tanpa perlu harus nunggu report dari karyawannya. 

Selain itu juga, data yang disajikan pun sangat akurat. Paper.id membantu Kalian dalam mengelola invoice, payment, hingga mengelola laporan keuangan, tentunya dapat mengurangi risiko fraud ini. 

Jadi tunggu apa lagi, yuk pakai Paper.id sekarang juga! GRATIS Selamanya!, klik tombol daftar di bawah ini!