Cash flow seringkali menjadi masalah yang dihadapi oleh banyak business owner, tak terkecuali bidang food and beverage (F&B). Apalagi, dengan siklus barang fast moving, rata-rata tempo pembayaran sangat pendek. Bahkan ada yang pembayarannya cash & carry.

Masalah ini membuat pebisnis pusing tujuh keliling, karena mereka harus memutar arus uang dengan cermat agar bisa membayar supplier tepat waktu. Mungkin saja bisnisnya sendiri belum dibayar oleh buyer-nya. Padahal, ada tagihan bisnis yang menanti dan harus dibayar segera. Mau tak mau, business owner perlu cara jitu dalam menangani masalah ini agar cash flow tetap aman dan tagihan tetap terbayar.

Ternyata, ada trik-trik cermat yang dilakukan para pakar dan pebisnis sukses yang bisa kamu pelajari, lho. Paper.id mengadakan acara PaperPreneurs edisi keempat yang membahas seputar bagaimana cara menyiasati tempo yang pendek di industri F&B.

Acara ini dihadiri oleh konsultan F&B ternama, Reza Sukianto, CFA, FRM, CFP (Credentia Consulting – Ex CFO Mangkokku), Rius Vernandes (Owner Sec Bowl, influencer, dan user Paper.id), Liana Oktavia (Owner Franchisepedia, influencer, dan user Paper.id) dan Diana Fitria (Direktur PT Dahara – supplier sayur & buah-buahan segar antarnegara, dan user Paper.id).

Baca juga: Paperpreneurs Agustus 2023: Menjaga Bisnis F&B Tetap Eksis di Tengah Persaingan yang Kian Ketat

Tempo Pendek, Nominal Invoice Besar, Masalah Yang Sering Terjadi di F&B

Acara ini membahas salah satu masalah yang sering dialami business owner di F&B, tempo pembayaran yang pendek dengan jumlah yang besar. Sebagai gambaran, rata-rata tempo di industri F&B adalah 3-7 hari. “Bahkan, tempo sampai 7 hari itu sudah termasuk sangat panjang lho, Bapak, Ibu, itu sudah generous,” Ujar Pak Reza.

Hal ini turut diamini oleh Ibu Diana. “Iya, 7 hari sudah cukup panjang, bahkan ada yang hanya 3 hari saja. Saya juga kesulitan mengatasinya, karena ini berhubungan dengan kesegaran barang yang saya supply.”

Apalagi, pembayaran ke supplier juga memakan nominal yang tidak sedikit. Ibu Diana menuturkan, rata-rata nominal pembayaran ke supplier bisa ratusan juta. Yang membuatnya pusing, jatuh tempo tagihan dari beberapa supplier bisa berdekatan.

Selain soal tagihan, business owner juga dipusingkan dengan biaya operasional lainnya. “Biasanya, ada biaya sewa ruko dan biaya gaji karyawan. Ini tidak boleh telat, kalau telat operasional bisa berjalan tidak optimal” imbuh pak Reza. Pak Reza menambahkan, tagihan yang jatuh temponya berdekatan memang tidak bisa dihindari. Menurutnya, ada beberapa cara yang bisa dilakukan, seperti:

1. Negosiasi tempo dengan supplier

“Cara ini umum dilakukan, kita datang saja baik-baik ke mereka dan menjelaskan keadaan kita”, ujar pak Reza. Cara ini memang bisa dilakukan, terutama bagi business owner yang sudah memiliki kedekatan dengan supplier-nya.

Tapi, cara ini tidak selalu berhasil. Supplier juga perlu memikirkan soal cash flow-nya. Jika tidak berhasil, kamu bisa negosiasi untuk bayar uang muka dulu. Atau bayar setengah dari pembayaran yang ada. Sisanya, bisa dibayar sesuai dengan kesepakatan.

2. Memutar perputaran dana dengan membuat daftar prioritas pembayaran

Pak Reza mengatakan “Jika tidak mencapai mufakat dalam nego tempo, business owner perlu membuat strategi lain. Buatlah daftar pembayaran agar tahu mana yang perlu didahulukan.”

Misalnya, kamu adalah seorang business owner yang berjualan kopi. Buatlah daftar yang berisi supplier yang jatuh temponya berdekatan. Kemudian, bayar mereka sesuai dengan tingkat kepentingan bisnismu.

Contoh, seperti biji kopi, cup plastik, gula dan sebagainya. Dengan begitu, kamu bisa mendapatkan barang untuk bisa segera melakukan proses produksi. Selain itu, ada cara efektif lainnya yang bisa ditempuh untuk memperpanjang tempo, dengan kartu kredit.

Bagaimana Kartu Kredit Memperpanjang Tempo Pembayaran?

Pak Reza mengatakan, “Selama ini kita hanya menggunakan CC untuk kebutuhan pribadi, padahal bisa untuk bisnis.” Business owner bisa mendapatkan tambahan tempo hingga 45 hari secara instan, kok bisa?

Misalnya, kamu menerima invoice sebesar Rp10.000.000 untuk pembelian 1000 cup plastik untuk kemasan minuman pada tanggal 20 Oktober. Setelah itu, kamu langsung membayarnya dengan kartu kredit & mendapatkan tambahan tempo secara otomatis dengan rincian:

  • Tanggal jatuh tempo = 20 Oktober
  • Tagihan kartu kredit keluar 1 bulan kemudian = 20 November
  • Jatuh tempo setelah tanggal cetak tagihan (15 hari) = 5 Desember

Tanggal bayar tagihan = 20 Oktober + 45 hari = 5 Desember.

Nah, cash flow makin lega bukan? Kamu bisa menggunakan dana untuk kebutuhan yang lebih penting, membeli bahan baku yang lebih vital atau bayar gaji karyawan. Atau, kamu bisa menggunakannya untuk membuka cabang bisnis yang baru.

Baca juga :Ungkap Strategi Kelola Cash Flow dari CBO Paper.id, Anthony Huang: Kunjungan Entrepreneurs’ Organization Accelerator (EO/A)

Ini juga diiyakan oleh Rius Vernandes, influencer dan juga user Paper.id. Dalam sebulan, ia biasa menggunakan kartu kredit untuk membeli bahan baku untuk bisnisnya, Sec Bowl. Dengan begitu, cash flow bisnisnya berjalan lancar. Ia bisa mengalokasikan dananya untuk kebutuhan lain.

Tidak hanya business owner tahu soal ini. Padahal, mereka bisa memperpanjang tempo secara mudah. Insightinsight menarik seperti ini bisa didapatkan langsung melalui acara PaperPreneurs.

PaperPreneurs sendiri diselenggarakan setiap bulan. Dimana, para business owner berkumpul, membangun relasi, dan yang terpenting mendapatkan insight-insight yang jarang didapatkan di luar sana.

Jika tertarik untuk mengikuti acara ini, daftarkan dirimu segera ke Customer Success Paper.id di nomor
+62 852 1952 6186 (Hanya WhatsApp)
+62 855 7467 7916 (Hanya menerima telpon).

Daniel Nugraha