Di era persaingan yang semakin ketat, para pebisnis dituntut untuk bijak mengelola cash flow. Terlebih, sebuah studi oleh Harvard Business School menemukan bahwa perusahaan dengan arus kas yang sehat memiliki peluang 50% lebih besar untuk bertahan setidaknya sampai 10 tahun.

Maka dari itu, cash flow bukan hanya sekadar angka di laporan keuangan saja, melainkan bak nadi yang menentukan keberlanjutan dan pertumbuhan bisnis. Jika pebisnis tidak bisa mengelolanya dengan baik, maka risiko kegagalan atau gulung tikar bisa meningkat, lho.

Menanggapi ini, Paper.id berinisiatif menyelenggarakan kembali acara PaperPreneur di penghujung bulan Oktober kemarin. Acara rutin yang diselenggarakan pihak Paper.id ini bertemakan Halloween dengan topik “BOO-st Your Business through Cash Flow Strategy & Business Networking”.

Acara ini dihadiri oleh lebih dari 40 business owners, dengan Pak Anthony Huang selaku Chief Business Officer Paper.id sebagai pembicara utamanya. Dalam pembahasannya, beliau menegaskan bahwa “Cash flow tidak sama dengan “profit”. Penasaran apa artinya? Simak selengkapnya di sini.

Baca juga: Ungkap Strategi Kelola Cash Flow dari CBO Paper.id, Anthony Huang: Kunjungan Entrepreneurs’ Organization Accelerator (EO/A)

Permasalahan yang Dihadapi Pebisnis Mengenai Cash Flow

1. Meski bisnis menghasilkan keuntungan, tetapi uang tunai di bank tidak bertambah

Siapa yang relate dengan kondisi ini? Ya, salah satu permasalahan umum yang dikatakan Pak Anthony ini adalah kesenjangan antara laba yang terlihat di laporan keuangan dan uang tunai yang sebenarnya ada di bank.

Beberapa faktor yang bisa mempengaruhi hal ini termasuk utang yang belum dibayar sama customer alias (account receivable), persediaan yang masih berada di gudang, atau penjualan yang dilakukan dengan kredit. 

Terlebih, jika bisnis sering memberikan opsi kredit kepada customer untuk meningkatkan penjualan. Namun, ini menciptakan situasi di mana pendapatan tercatat di laporan keuangan, tetapi uang tunai belum diterima, yang pada akhirnya menciptakan kesenjangan dalam cash flow.

2. Tidak bisa menerima pesanan/proyek baru karena kekurangan uang tunai

Permasalahan kedua yang disinggung Pak Anthony tentang kesulitan dalam mengakomodasi pesanan atau proyek baru saat bisnis mengalami pertumbuhan adalah situasi yang banyak dihadapi oleh perusahaan yang sedang berkembang.

Pertumbuhan bisnis yang pesat seringkali memerlukan investasi tambahan, entah itu dalam bentuk persediaan lebih banyak, infrastruktur yang diperluas, peningkatan kapasitas produksi, atau perekrutan lebih banyak tenaga kerja.

Namun, terbatasnya dana yang tersedia dapat menghambat kemampuan perusahaan untuk merespons permintaan pasar yang meningkat. Planning keuangan yang buruk atau kurangnya cadangan kas adalah penyebab umum dari masalah ini. 

3. Kenapa harus terus menyuntikkan modal ke bisnis saya?

Banyak lho pebisnis yang merasa frustasi ketika mereka menyadari bahwa mereka terus-menerus menyuntikkan modal pribadi ke dalam bisnis mereka. Hal ini mungkin terjadi karena bisnis belum mencapai titik breakeven atau karena struktur biaya yang tidak efisien.

Selain itu, kadang-kadang, bisnis harus menggunakan modal pribadi untuk membayar utang atau kewajiban finansial mendesak, seperti pinjaman yang jatuh tempo atau pembayaran kepada supplier.

Jika kas bisnis tidak cukup untuk menutupi kewajiban ini, pemilik bisnis mungkin harus menyuntikkan dana pribadi. Dan ini, tentu sangat membuat pebisnis makin frustasi kan?

Baca juga: Cash Flow yang Sehat dan Tidak, Dinilai dari Mana?

Strategi yang Harus Dilakukan

paperpreneurs
BOO-st Your Business through Cash Flow Strategy & Business Networking (Sumber: Dok. Pribadi)

Terdapat 3 aspek penting dalam rantai pasokan dan manajemen keuangan perusahaan, di antaranya Procurement (Pembelian/Pembayaran), Goods (Persediaan/Inventaris), dan Sales (Penjualan/Penerimaan). 

Untuk mengatasi masalah yang disebutkan di atas, mengelola ketiga aspek ini dengan efisien menjadi kunci untuk menjaga agar cash flow tetap sehat dan memastikan keberlanjutan bisnis. Berikut strategi yang bisa dilakukan:

1. Procurement (Payable)

Agar cash flow berjalan dengan baik, kamu bisa memulai dengan mengelola procurement dengan bijak. Pertama, coba identifikasi supplier atau vendor terpercaya dan mulai bernegosiasi kontrak yang menguntungkan bagi perusahaan. 

Tidak hanya itu, otomatisasikan proses pembayaran untuk menghindari keterlambatan pembayaran. Seperti yang dilakukan oleh Veronica selaku business owner dari Vienna Bakes & Co, di mana dia sudah memakai Paper.id untuk pembayarannya ke supplier.

Di mana bisnis F&B tentu membutuhkan bahan baku dalam jumlah besar dan berkala, Veronica memahami betul pentingnya menjaga cash flow yang lancar dan memastikan pembayaran kepada supplier tepat waktu.

Selain itu, Veronica juga menuturkan bahwa dengan Paper.id bisa lebih hemat waktu dan sumber daya yang bisa dialokasikan untuk fokus pada pengembangan produk, strategi marketing, dan meningkatkan kualitas layanan kepada customer.

Terakhir, pastikan untuk selalu mencari peluang untuk mendapatkan diskon dari vendor atau supplier dengan pembayaran tepat waktu atau pembelian dalam jumlah besar. Diskon ini sangat bermanfaat untuk meningkatkan profit perusahaan, lho.

PaperPay Out

2. Goods (Inventory)

Tidak hanya soal procurement, soal persediaan juga patut jadi perhatian agar cash flow berjalan lancar. Persediaan perlu direncanakan dengan baik dengan cara melakukan menganalisis demand yang akurat untuk menghindari overstocking atau understocking barang.

Kamu bisa pelajari dari pola pembelian dari customer dan identifikasi tren musiman atau perubahan perilaku mereka. Jangan lupa, gunakan juga data penjualan dan analisis pasar untuk memprediksi permintaan ke depannya. 

Selanjutnya, kamu bisa menerapkan metode FIFO (Fist-In-First-Out) atau FEFO (First-Expired-First-Out) untuk memastikan barang yang lebih lama disimpan dijual terlebih dahulu. Ini mengurangi kemungkinan barang rusak atau kedaluwarsa.

Jika ada barang yang rusak, segera keluarkan barang tersebut dari persediaan. Jangan biarkan barang rusak tetap berada dalam persediaan untuk waktu yang lama, karena bukan hanya memakan ruang penyimpanan yang berharga, tetapi juga berpotensi mengurangi reputasi bisnis dan mengakibatkan kerugian finansial.

3. Sales (Receivable)

Strategi yang harus kamu lakukan soal sales bisa dimulai dengan menetapkan harga yang kompetitif. Bagaimana caranya? Kamu bisa meneliti pasar dan kompetitor namun menguntungkan. Penetapan harga yang tepat bisa meningkatkan daya tarik customer dan penjualan, lho.

Tidak hanya itu, berikan juga kebebasan customer dalam memilih pembayaran dengan menyediakan beragama metode, mulai dari transfer bank, kartu kredit, Virtual Account, QRIS, dan sebagainya. Dengan begitu, customer akan merasa lebih puas dan cash flow akan lancar.

PaperPay In

Itu dia ulasan mengenai PaperPreneur kali ini. Acara ini memang diselenggarakan setiap bulan dengan mengumpulkan business owners yang bertujuan agar mereka membangun relasi, dan terpenting mendapatkan wawasan baru.

Tertarik untuk mengikuti PaperPreneur? Yuk daftarkan bisnis kamu sekarang juga ke Customer Success Paper.id.  

+62 852 1952 6186 (Hanya WhatsApp)

+62 855 7467 7916 (Hanya menerima telpon).

Muhamad Dika Wahyudi