“Bisnis saya sudah menghasilkan profit, tapi kenapa ya, uangnya tidak terasa?” Pernahkah kamu merasa seperti ini? Atau mungkin, kamu sering merasa tidak punya dana yang cukup dan harus terus menaruh modal yang lebih besar untuk bisnis?

Nah, permasalahan ini ternyata punya alasan yang mungkin kamu belum sadari saat menjalankan bisnis, yaitu terkait bagaimana kamu mengelola cash flow. Terlebih lagi, tahukah kamu bahwa lebih dari 90% bisnis gagal karena kehabisan cash, bukan karena tidak menghasilkan keuntungan?

Pada 22 September 2023, Paper.id berbagi ilmu bersama teman-teman dari Entrepreneurs’ Organization Accelerator (EO/A) tentang strategi cash flow yang lebih cermat. Acara yang diadakan di kantor Paper.id ini dihadiri sekitar 30 business owners terpilih dari berbagai industri untuk belajar langsung dari Anthony Huang, Chief Business Officer Paper.id. Yuk, simak liputan eksklusifnya di sini!

Baca Juga: Paperpreneurs Agustus 2023: Menjaga Bisnis F&B Tetap Eksis di Tengah Persaingan yang Kian Ketat

Kunjungan EO/A ke Paper.id

Entrepreneur’s Organization (EO) adalah komunitas untuk entrepreneur dengan tujuan mengembangkan pemimpin bisnis untuk berkembang, sehingga mampu memiliki usaha yang sukses dan berkelanjutan. Komunitas ini sudah dibentuk sejak tahun 1987 dan kini telah beranggotakan sebanyak 18.000 orang pemilik bisnis di seluruh dunia, termasuk Indonesia. EO/A sendiri merupakan bagian dari ekosistem EO, yaitu merupakan akselerator bisnis. 

Tentunya, pebisnis mana pun tak ingin strategi cash flow-nya salah sehingga membuat rugi. Sekitar 30 orang yang datang dan langsung disambut oleh tim Paper.id. Mereka pun sempat melihat-lihat kantor alias office tour terlebih dahulu untuk mengetahui apa yang jadi fokus utama paper.id dan bagaimana tim di dalam kesuksesan Paper.id itu sendiri.

Strategi Cash Flow yang Cermat dari Anthony Huang

seminar cash flow eo/a dan paper.id

Mengurus cash flow bukan sekadar memantau uang masuk dan keluar saja. Ada beberapa hal khusus yang perlu jadi perhatian dan banyak dilewatkan oleh bisnis-bisnis di luar sana, sehingga sulit bertahan apalagi berkembang.

Nah, bagaimana tips strategi cash flow yang ideal menurut Anthony Huang? Simak di bawah ini, ya.

Ragam financial statement

Anthony Huang membahas tentang apa itu income statement, balance sheet, dan bagaimana kedua hal ini penting untuk menilai cash flow statement sebuah bisnis. 

Dengan mengetahui ini, kamu dapat memiliki gambaran mengenai keuntungan, kerugian, pengeluaran bisnis, depresiasi, dan aktivitas bisnis apa saja yang terjadi. Ini merupakan modal awal untuk memiliki cash flow yang teratur.

Cash conversion cycle

Kemudian, masuk ke pembahasan cash conversion cycle (CCC), yaitu metrik yang menunjukkan waktu sebuah perusahaan mengkonversi sumber daya bisnis menjadi cash flow dari penjualan. 

Pada dasarnya, ini adalah cara kamu menghitung berapa lama bisnismu bisa mengkonversikan aset menjadi cash. Dalam bagian ini, ditunjukkan bahwa sayangnya masih banyak bisnis yang perlu waktu lama untuk menghasilkan cash, dan hal ini membuat pertumbuhan bisnis jadi lambat.

Strategi yang bisa dilakukan

Lalu, bagaimana mengatasi hal ini? Ada beberapa hal yang bisa kamu lakukan, yaitu berfokus pada 3 aspek, yaitu procurement, goods, dan sales.

1. Procurement

Procurement adalah aspek terkait pengadaan dan utang bisnis. Strategi yang bisa dilakukan sehubungan dengan hal ini adalah:

  • Negosiasi term of payment yang lebih lama dari supplier.
  • Selalu cari supplier baru yang bisa lebih fleksibel.
  • Negosiasikan pembayaran secara cicilan.
  • Gunakan external capital untuk membayar supplier, seperti kartu kredit atau paylater.

2. Goods

Goods yakni terkait inventori bisnismu. Yang bisa dilakukan adalah:

  • Punya inventory management system yang mampu melacak semua pergerakan.
  • Sediakan inventori dalam beberapa batch alih-alih bulk.
  • Jika diperlukan, lakukan clearance sale untuk mendapatkan cash dari barang yang obsolete.
  • Diversifikasi produk dengan barang atau jasa yang sifatnya fast-moving.

3. Sales

Aspek sales terkait dengan penjualan dan piutang. Mengenai hal ini, strategi yang dapat dilakukan adalah:

  • Gunakan invoicing management system yang bisa membantumu menagih, mengingatkan, dan menerima pembayaran tepat waktu.
  • Tawarkan diskon untuk early payment.
  • Jangan pertahankan relasi dengan customer yang tidak tepat waktu.

Baca Juga: Volvo Cars Indonesia Gandeng Paper.id sebagai Platform Pembayaran Bisnis di GIIAS 2023

Nah, strategi-strategi ini bisa kamu lakukan dengan mudah jika menggunakan Paper.id. Dari satu dashboard saja, kamu bisa mencatat inventaris bisnis dengan rinci dan rapi, membuat invoice untuk menagih customer secara digital, mengingatkan mereka jika waktu pembayaran sudah dekat, dan memudahkan transaksi secara digital. Tentunya, ada pula rekonsiliasi otomatis sehingga semua proses bisa cepat dan tercatat dengan tepat tanpa harus dilakukan secara manual yang rumit. Bahkan, kamu juga dapat menikmati opsi pembayaran dengan kartu kredit meski tanpa adanya mesin EDC, sehingga tempo bisa lebih panjang.

Tunggu apa lagi? Coba pakai Paper.id sekarang juga, yuk! Klik tombol di bawah ini untuk daftarkan bisnismu ke Paper.id, ya!

Setelah pembahasan inti ini, ada pula beberapa contoh kasus dari beberapa industri yang berbeda, sehingga para partisipan dari EO/A memiliki wawasan yang lebih luas lagi tentang bagaimana bisnis di beberapa industri berbeda seperti skincare, FMCG, dan otomotif bisa menyelesaikan problematika cash flow mereka dengan baik, khususnya dengan menggunakan bantuan Paper.id.

Semoga artikel ini bermanfaat untukmu, ya! Jangan lupa simak terus blog Paper.id untuk mendapatkan insightinsight menarik dalam dunia bisnis, khususnya B2B dengan klik di sini, ya.

Nadiyah Rahmalia