Jika kamu berkecimpung di dunia Business-to-Business atau B2B, tempo pembayaran pasti tidak lagi asing bagimu. Karena pembelian yang jumlahnya besar, pembayaran B2B nominalnya juga cukup fantastis. Oleh karena itu, sulit untuk tidak menegosiasikan tempo pembayaran, alias meminta supplier untuk memberikan jangka waktu tertentu untuk pembayaran atas pembelian yang barangnya kamu terima sekarang. 

Dengan jangka waktu tersebut, kamu jadi punya waktu untuk memutarkan pembelian jadi keuntungan terlebih dahulu sebelum melunasi pembelian.

Sebenarnya tanpa sadar kamu sudah paham betul bahwa tempo pembayaran korelasinya sangat erat dengan cash flow atau arus kas bisnis.

Baca juga: 5 Alasan Bisnis Sulit Dapat Tempo Pembayaran yang Diinginkan

Hubungan Erat Tempo Pembayaran dengan Cash Flow Bisnis

Tempo pembayaran secara langsung dapat memberi dampak pada cash flow bisnismu. Jadi, secara sederhana, cash flow bisnis akan sangat bergantung dari seberapa bijak kamu mengatur tempo baik dari supplier maupun ke customer. Bagaimana maksudnya? Yuk, lihat contoh di bawah ini.

Perusahaan A adalah distributor tepung yang menjual produknya ke Perusahaan B, sebuah bakery. Perusahaan A menawarkan tempo pembayaran 60 hari kepada Perusahaan B. Artinya, Perusahaan B memiliki waktu 60 hari untuk melunasi pembayaran setelah menerima barang.

Misalnya, pada bulan Januari, Perusahaan A menjual tepung senilai Rp200 juta kepada Perusahaan B.

Jika pembayaran tepat waktu:

  • Perusahaan B melunasi pembayaran tepat waktu, yaitu 60 hari setelah menerima barang.
  • Cash flow Perusahaan A:
    • Penerimaan kas: Rp 200 juta (masuk pada bulan Maret)
    • Pengeluaran kas: (asumsikan pengeluaran untuk membeli bahan baku Rp 150 juta)
    • Cash flow bersih: Rp 50 juta

Jika pembayaran terlambat:

  • Perusahaan B terlambat 30 hari dalam melunasi pembayaran.
  • Cash flow Perusahaan A:
    • Penerimaan kas: Rp 200 juta (masuk pada bulan April)
    • Pengeluaran kas: (asumsikan pengeluaran untuk membeli bahan baku Rp 150 juta)
    • Cash flow bersih: -Rp 100 juta (perusahaan mengalami kekurangan kas karena harus menanggung keterlambatan)

Biasanya, yang menyebabkan cash flow jadi terganggu adalah keterlambatan pembayaran, seperti di skenario kedua. Nah, hal ini memang ada berbagai alasannya. Namun, yang paling sering adalah karena tempo yang tidak pas alias terlalu pendek. Jika kamu di posisi buyer, kamu jadi kewalahan untuk memenuhi pembayaran Rp200 juta seperti di kasus di atas dalam 60 hari karena idealnya kamu butuh waktu lebih lama, misalnya 90 hari. 

Dalam 60 hari, kamu harus mencari pendanaan tambahan atau menggunakan tabungan bisnismu untuk menambal utang tersebut. Tentunya, cash flow akan terganggu.

Di sisi lain, jika kamu di posisi supplier dan menetapkan tempo pembayaran yang salah sehingga supplier kesulitan untuk memenuhi pembayaran tepat waktu, sudah pasti akan rugi juga seperti dalam contoh. Pada intinya, panjang atau pendeknya tempo yang kamu terima maupun beri akan sangat berpengaruh pada cash flow-mu.

Baca juga: Praktik Jatuh Tempo Pembayaran Bisnis di Asia dan Eropa

Pertimbangan dalam Menentukan Tempo Pembayaran yang Pas untuk Bisnis

Menentukan tempo pembayaran untuk transaksi B2B perlu banyak pertimbangan. Alias, kamu tidak bisa seenaknya saja menentukan lama jangka pembayaran tanpa perhitungan tertentu.

Beberapa faktor yang harus kamu pertimbangkan adalah:

1. Kebutuhan cash flow-mu

Kalau prioritasmu saat ini adalah mengoptimasi kondisi cash flow, maka sebaiknya kamu menetapkan tempo pembayaran jangka pendek, misalnya net 15 atau net 30 ke customer-mu.

Lalu, pertimbangkan juga toleransi keterlambatan bisnismu. Jika cash flow saat ini kira-kira mampu menanggung jika adanya keterlambatan, barulah kamu bisa mempertimbangkan tempo yang lebih panjang sebagai supplier, misalnya 60 hari atau 90 hari.

2. Penyesuaian dengan standar industri

Untuk menetapkan tempo pembayaran, ada baiknya juga untuk mengetahui standar industri yang berlaku. Jangan sampai kamu memberlakukan atau meminta jangka pembayaran yang terlalu pendek atau terlalu panjang dibandingkan standar yang berlaku.

3. Kompetisi dengan kompetitor

Ketahui seperti apa tempo pembayaran yang diberikan kompetitormu. Apakah lebih menggiurkan bagi calon pembeli? Jika iya, mungkin kamu bisa mempertimbangkan jangka pembayaran yang lebih menarik agar memenangkan persaingan tersebut.

4. Supplier tidak mau mencapai kesepakatan ketika negosiasi telah diupayakan

Nah, itulah dia tentang keterkaitan tempo pembayaran terhadap cash flow yang perlu benar-benar kamu pahami, serta apa pertimbangannya agar bisa menetapkan jangka yang tepat baik untuk bisnismu maupun mitra.

Baca juga: Mengoptimalkan Arus Kas Bisnis dengan Cash Conversion Cycle

Sebagai pemilik bisnis, mengetahui nilai CCC atau Cash Conversion Cycle dan memastikan cash flow bisnis kamu tetap lancar sangatlah penting. Dengan Paper.id, kamu bisa dengan mudah memantaunya, lho!

Cukup klik tombol di bawah ini dan masukkan data yang dibutuhkan. Selamat, kamu sekarang dapat menganalisis hasilnya dan menerima rekomendasi yang bermanfaat!

Atau mau tahu lancar atau tidaknya cash flow bisnis kamu? Sebagai pemilik bisnis juga, penting banget lho buat tahu nilai CCC (Cash Conversion Cycle) dan menjaga cash flow tetap lancar. Dengan Paper.id, kamu bisa pantau semuanya dengan mudah, lho! Apalagi kamu tinggal masukin ke dalam kalkulator keuangan dengan mudah.

Cukup klik tombol di bawah ini dan masukkan data yang dibutuhkan ke dalam kalkulator keuangan online. Selamat! Sekarang kamu bisa menganalisis hasilnya dan dapatkan rekomendasi yang bermanfaat!

Nadiyah Rahmalia