Cash Conversion Cycle atau yang dikenal juga dengan rumus CCC adalah sebuah perhitungan yang kerap dilakukan untuk menjalankan suatu bisnis. Rumus ini kerap digunakan oleh business owner karena berkaitan dengan arus kas masuk dan arus kas keluar sebuah perusahaan. Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai cash conversion cycle, berikut adalah penjelasannya. 

Cash Conversion Cycle, Rumus untuk Memahami Arus Kas Bisnis

Cash Conversion Cycle adalah rumus untuk mempertimbangkan berapa lama waktu yang dibutuhkan perusahaan untuk menjual inventarisnya, berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk menagih piutang, dan berapa lama waktu yang dimiliki untuk membayar tagihannya. Semakin pendek cash conversion cycle maka semakin baik karena hal ini menunjukkan semakin sedikit waktu stok disimpan dan semakin pendek jangka waktu piutang.

Komponen Cash Conversion Cycle 

Cash conversion cycle memiliki tiga komponen utama yang terdiri dari:

1. Days Inventory Outstanding (DIO)

Days Inventory Outstanding adalah jumlah rata-rata hari yang dibutuhkan perusahaan untuk mengubah inventarisnya menjadi penjualan. Pada dasarnya, DIO adalah jumlah hari rata-rata suatu perusahaan menyimpan inventarisnya sebelum menjualnya. Jika perusahaan kamu memiliki jumlah rata-rata penyimpanan yang pendek, maka perusahaan kamu  cukup efisien dalam mengelola stok atau inventaris.

2. Days Sales Outstanding (DSO)

Days Sales Outstanding adalah rata-rata jumlah hari yang dibutuhkan perusahaan untuk menagih piutangnya. Artinya, DSO digunakan untuk mengukur jumlah hari rata-rata bagi perusahaan untuk menagih pembayaran setelah penjualan. Semakin pendek periode DSO maka semakin efisien sebuah perusahaan mengumpulkan pembayaran.

3. Days Payable Outstanding (DPO)

Mengukur berapa hari rata-rata yang dibutuhkan perusahaan untuk membayar supplier atas produk yang diterima. Periode DPO sangat bergantung pada jatuh tempo pembayaran sebuah bisnis. Jika DPO lebih panjang, maka perusahaan lebih lama memegang uang sebelum menyerahkan uang kepada supplier untuk pembayaran sebuah bisnis. Semakin lama DPO maka semakin baik untuk arus kas.

Invoice Penjualan

Baca juga: Mengoptimalkan Arus Kas Bisnis dengan Cash Conversion Cycle

Rumus Cash Conversion Cycle

Dari ketiga komponen di atas, kamu bisa menghitung cash conversion cycle menggunakan rumus berikut ini:

DIO dan DSO berhubungan dengan arus kas masuk perusahaan, sedangkan DPO berhubungan dengan arus kas keluar. Cara lain untuk melihat konstruksi rumus CCC adalah bahwa DIO dan DSO masing-masing dikaitkan dengan inventaris dan piutang, yang dianggap sebagai aset jangka pendek dan dianggap positif.

Sedangkan DPO dikaitkan dengan hutang usaha yang wajib dibayar. Oleh sebab itu, DPO dianggap negatif. Untuk memahami cash conversion cycle lebih jauh, kamu bisa simak contoh kasus perhitungannya berikut ini.

Sebuah coffee shop secara rutin membeli biji kopi 50 kg dari supplier dengan tempo pembayaran 60 hari. Biji kopi tersebut rata-rata tersimpan sebagai stok selama 45 hari sebelum akhirnya terjual.  Mengingat skema bisnis yang digunakan transaksi instan, maka perusahaan mendapatkan pembayaran cukup pendek yaitu selama 5 hari. 

Dengan contoh kasus tersebut, berikut adalah cara menghitung CCC:

CCC = DIO + DSO – DPO

= 45 + 5 – 60 

= -10

Hasil perhitungan CCC menunjukkan negatif sebesar -10 hari. CCC negatif berarti coffee shop menerima pembayaran dari penjualannya lebih cepat daripada harus membayar pemasoknya. Dalam konteks manajemen arus kas hasil tersebut sangat positif.

Baca juga: Ungkap Strategi Kelola Cash Flow dari CBO Paper.id, Anthony Huang: Kunjungan Entrepreneurs’ Organization Accelerator (EO/A)

Cara Mengatur Cash Conversion Cycle

Setelah kamu mengetahui perhitungan cash conversion cycle, kamu bisa mengoptimalkan cash conversion cycle dengan cara berikut ini:

1. Mengelola stok

Dalam sebuah bisnis, stok atau inventaris harus dikelola dengan baik. Business owner harus memastikan stok yang dimiliki terjual dengan cepat. Kamu bisa menerapkan campaign promosi produk melalui media sosial atau menawarkan kepada konsumen secara langsung. Strategi campaign promosi seperti “Buy 1 Get 1” dapat membantu bisnis kamu menghabiskan stok dengan lebih cepat. Dengan stok barang yang cepat terjual maka periode days inventory outstanding semakin kecil sehingga cash conversion  cycle-nya lebih cepat. 

2. Menerapkan sistem pembayaran secara instan

Pembayaran secara instan yang dimaksud adalah menerapkan pembayaran kepada pembeli dengan metode pembayaran lunas di awal. Dengan pembayaran instan atau jatuh tempo yang pendek, tentu akan membuat periode days sales outstanding semakin kecil dan membuat arus kas masuk lebih cepat. Dengan pembayaran secara instan, perusahaan tidak mempunyai akan mempunyai piutang  sehingga membuat cash conversion cycle lebih cepat.

3. Negosiasi jatuh tempo panjang ke supplier

Selain harus menerima uang (arus kas masuk) dari penjualan secepat-cepatnya, kamu juga bisa menerapkan pembayaran produk ke supplier dengan jatuh tempo yang lama. Mulailah bernegosiasi dengan supplier untuk menetapkan pembayaran jatuh tempo yang lebih lama. Dengan begitu, periode days payable outstanding akan semakin lama sehingga perusahaan dapat memegang uang hasil penjualan lebih lama. 

Namun, cara ini perlu diperhitungkan dengan baik karena biasanya supplier akan memberikan diskon jika pembayaran dilunasi dalam tempo yang singkat. Selain itu, cara ini juga perlu diperhitungkan karena akan mempengaruhi kepercayaan supplier kepada business owner.

Salah satu cara untuk menjaga kepercayaan supplier adalah dengan menggunakan kartu kredit sebagai metode pembayaran. Dengan cara ini kamu bisa membayar supplier dengan tepat waktu bahkan lebih pendek dari jatuh tempo.

Pembayaran yang lebih cepat akan membuat  arus kas supplier menjadi lebih baik. Sedangkan bagi business owner, penggunaan kartu kredit dapat menambah tempo pembayaran karena hanya harus melunasi tagihan pembayaran pada kartu kredit. 

Baca juga: Kenali Days Payable Outstanding, Salah Satu Faktor Penting dalam Cash Conversion Cycle

Saat ini kartu kredit bisa didapatkan dari beberapa bank dan beberapa perusahaan penyedia jasa pembayaran digital. Salah satu kartu kredit dengan penawaran jatuh tempo tagihan terlama adalah PAPERCARD.

PAPERCARD adalah kartu kredit yang diterbitkan oleh Bank BRI yang bekerjasama dengan Paper.id. Dengan kartu kredit ini, kamu bisa memperoleh tambahan jatuh tempo pembayaran hingga 55 hari. Kamu bisa dapatkan PAPERCARD dengan mudah melalui website Paper.id atau aplikasi Paper.id dengan cara klik di bawah ini!

Atau kamu mau tahu seberapa lancar cash flow bisnis kamu? Yuk, cek dengan cash flow check-up dan dapatkan beragam rekomendasi yang bisa kamu sesuaikan dengan kondisi bisnis kamu. Klik di bawah ini untuk mencobanya!

Muhamad Dika Wahyudi