Dalam dunia bisnis, konsep Days Payable Outstanding atau DPO sangatlah penting untuk dipahami, terutama bagi para investor dan pelaku bisnis. Biasanya, Days Payable Outstanding menjadi salah satu faktor penting dalam Cash Conversion Cycle (CCC).
Seperti yang diketahui, CCC adalah sebuah metrik yang menghitung kemampuan perusahaan untuk mengubah kas yang mereka miliki menjadi barang atau inventory untuk dijual atau diubah menjadi kas kembali.
Perhitungan CCC yaitu berapa lama waktu yang diperlukan untuk menjual inventory perusahaan, berapa lama waktu yang diperlukan untuk menagih hutang dan berapa lama waktu yang dimiliki perusahaan untuk membayar hutangnya.
Days Payable Outstanding bisa diartikan sebagai metode yang digunakan untuk menghitung berapa lama waktu yang diperlukan untuk melunasi utang usaha mereka.
DPO bisa membantu para pelaku bisnis dalam melakukan penghitungan waktu yang diperlukan untuk membayar tagihan dan invoice pada vendor dengan membandingkan harga pokok penjualan, utang usaha dan sisa hari sebelum jatuh tempo tagihan yang harus dibayarkan.
Baca Juga: Mengenal Lebih dalam Tentang Account Payable
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi DPO
Berikut ini faktor-faktor yang mempengaruhi tinggi atau rendahnya nilai DPO sebuah perusahaan, antara lain:
1. Tipe industri
Industri dengan modal tinggi basanya memiliki DPO yang lebih tinggi karena membutuhkan waktu lebih lama untuk mengubah persediaan menjadi penjualan dan menghasilkan kas untuk melunasi utang. Contohnya, industri manufaktur dan konstruksi.
Sementara itu, industri dengan modal rendah biasanya memiliki DPO yang lebih rendah karena dapat menghasilkan kas dengan cepat dari penjualan dan melunasi utang kepada supplier. Contohnya, industri retail dan jasa.
2. Posisi kompetitif sebuah perusahaan
Perusahaan yang kuat punya daya tawar yang lebih tinggi terhadap supplier dan dapat menegosiasikan persyaratan pembayaran yang lebih menguntungkan, seperti periode pembayaran yang lebih lama. Hal ini bisa menghasilkan Days Payable Outstanding yang lebih tinggi.
Di sisi lain, perusahaan yang lemah punya daya tawar yang lebih rendah terhadap supplier dan mungkin harus menerima persyaratan pembayaran yang lebih ketat, seperti periode pembayaran yang lebih pendek. Hal ini bisa menghasilkan DPO yang lebih rendah.
3. Jangka waktu atau kontrak
Jangka waktu pembayaran yang lebih lama akan menghasilkan Days Payable Outstanding yang lebih tinggi karena perusahaan memiliki lebih banyak waktu untuk melunasi utangnya.
Sebaliknya, jangka waktu pembayaran yang lebih pendek akan menghasilkan DPO yang lebih rendah karena perusahaan harus melunasi utangnya lebih cepat.
Rumus Menghitung DPO
Rumus:
DPO = (Utang Dagang Rata-rata x Jumlah Hari) / Harga Pokok Penjualan
Contoh:
Misalkan sebuah perusahaan memiliki saldo utang dagang rata-rata Rp10.000.000 dan HPP Rp50.000.000 selama satu tahun. Hitunglah DPO perusahaan tersebut.
- Langkah 1: Hitung Utang Dagang Rata-rata
Utang Dagang Rata-rata = (Saldo Utang Dagang Awal + Saldo Utang Dagang Akhir) / 2
- Langkah 2: Hitung DPO
DPO = (Utang Dagang Rata-rata x Jumlah Hari) / HPP
= (Rp10.000.000 x 365 hari) / Rp50.000.000
= 7,3 hari
Untuk itu, perusahaan ini membutuhkan rata-rata 7,3 hari untuk melunasi utangnya kepada supplier. Artinya, perusahaan ini terbilang cukup cepat dalam melunasi utangnya.
Unsur Penting dalam Menghitung DPO
1. Utang usaha
Jumlah uang yang dihutang sebuah perusahaan pada kreditur atau penyedia karena sebuah pembelian yang dilakukan secara kredit.
2. Harga Pokok Penjualan
Total harga yang ditentukan oleh perusahaan. Biasanya meliputi proses produksi hingga produk yang sudah siap dijual pada pelanggan. Harga pokok penjualan sudah termasuk biaya-biaya langsung seperti harga bahan baku, peralatan, biaya transportasi, dan sewa yang langsung berdampak pada produksi.
3. Jumlah Hari
Hari yang tersisa hingga jatuh tempo utang usaha.
Baca Juga: Tips Sukses Mengoptimasi Payable Account
Macam-Macam DPO
Days Payable Outstanding memiliki 2 macam, yaitu DPO tinggi dan rendah. Berikut penjelasan dari hasil DPO:
1. DPO tinggi
Jumlah DPO yang tinggi biasanya sangat menguntungkan bagi sebuah perusahaan. Bilamana jangka waktu untuk melunasi utang usaha semakin panjang, maka uang yang dimiliki suatu perusahaan dapat digunakan dalam melakukan investasi jangka pendek.
Hal ini sangat beresiko bagi perusahaan. Namun, Waktu pelunasan hutang yang cukup lama dapat menyebabkan kreditur menolak pengajuan kredit di masa mendatang karena mereka merasa dirugikan. Selain itu, beberapa poin yang ada dalam surat kontrak kredit juga lebih menguntungkan bagi kreditur, bukan perusahaan.
2. DPO rendah
Apabila sebuah perusahaan memiliki angka Days Payable Outstanding rendah, bisa menjadi indikasi bahwa perusahaan tersebut tidak memanfaatkan waktu kredit yang diberikan secara maksimal. Akan tetapi, bisa juga disebabkan karena perusahaan memang memiliki perjanjian kredit jangka pendek dengan para krediturnya.
Baca juga: Cara Mengatur Cash Conversion Cycle: Solusi Untuk Arus Kas yang Lebih Positif
Demikianlah penjelasan mengenai DPO atau Days Payable Outstanding yang menjadi salah satu faktor penting dalam Cash Conversion Cycle (CCC). Penting untuk dicatat bahwa DPO hanyalah satu metrik untuk mengukur kesehatan keuangan perusahaan.
Metrik lain seperti Days Sales Outstanding (DSO) dan Inventory Turnover Ratio juga harus dipertimbangkan untuk mendapatkan gambaran yang lebih lengkap tentang bagaimana perusahaan mengelola arus kasnya.
Mau tahu seberapa sehat CCC bisnis kamu? Pakai Paper.id aja! Kamu cukup klik tombol dibawah ini dan isi semua data-data yang diperlukan. Dapatkan juga analisis dan rekomendasinya. Praktis!
- Perbedaan Nota dan Kwitansi, Serupa Tapi Tak Sama! - Oktober 7, 2024
- 5 Rekomendasi Software Akuntansi Terbaik untuk Usaha Jasa - Oktober 4, 2024
- 6 Rekomendasi Software HR Terbaik dengan Fitur Mumpuni - Oktober 4, 2024