Pernahkah Anda memperhatikan jika dominasi barang murah China mulai menjajah Indonesia? Lihat saja contoh terkecil. Ketika Anda membeli sebuah barang di pasar, Anda pasti sering melihat tulisan petunjuk berbahasa Tiongkok. Atau yang paling ringan, “made in China”. Bukan hanya di toko tradisional, dominasi barang murah China kenyataanya juga sudah menjarah ke marketpace online, seperti Bukalapak, Tokopedia hingga Shopee.

Dua barang yang memiliki fungsi serupa namun diproduksi dari tempat berbeda akan menghasilkan harga yang tidak sama pula. Misalkan, Anda membeli smartphone Xiaomi buatan China dan Smartphone Samsung asal Korea. Walaupun keduanya mempunyai spesifikasi serupa, harga dari Xiaomi jauh lebih murah.

China melakukan ekspansi besar-besaran di segala lini bisnis. Bukan hanya teknologi, semua produk yang mereka jual bisa dibilang lebih murah. Hal ini tentunya membuat para pelaku usaha di Indonesia harus pintar mengakali hal ini. Sebab, mereka tidak hanya bersaing dengan kompetitor dari negara sendiri tetapi juga dari China. Lantas, apa yang membuat China berani memberikan harga murah di dalam setiap produk yang dibuatnya?

Setidaknya, ada 3 alasan barang murah China mampu berbicara banyak di kancah internasional.

Barang Murah China: Pembatasan Impor Komponen

Komponen Barang
Komponen Barang

Keperkasaan China dalam melakukan ekspansi pasar bisnis tidak terjadi secara cepat. Sebab, mereka melakukan semuanya dari nol. Menurut the economist, Pemerintah China mengambil kebijakan untuk menurunkan biaya impor komponen barang untuk pembuatan produk. Pada tahun 1990 lalu, impor komponen mereka masih di angka 60% tapi saat ini sudah menurun hingga 35%.

Pemerintah Tiongkok memang melatih SDM mereka agar mampu menciptakan komponen produk sendiri. Berbeda dengan Indonesia yang masih melakukan impor. Bahkan, beberapa pelaku UMKM di tanah air masih mengandalkan bahan baku luar negeri. Jika seperti ini terus terjadi, kemungkinan besar mereka harus gulung tikar mengingat kurs dollar terhadap rupiah terus meningkat.

Dengan menciptakan bahan baku sendiri, biaya ongkos dapat ditekan sehingga harga yang dijual juga semakin kecil. Lebih lanjut, China memang menganut ‘lebih baik jual banyak dengan untung kecil dibandingkan jual sedikit dengan keuntungan besar’. Jadi, apakah Indonesia akan mampu mengikuti langkah dari Tiongkok ini?

Penambahan Biaya Produksi

biaya produksi - Paper.id
biaya produksi – Paper.id

Ebay sudah terkenal sebagai salah satu marketplace yang cakupannya sangat luas. Di Ebay, Anda bisa membeli berbagai macam produk murah, salah satunya yang berasal dari Tiongkok. Banyak sekali barang-barang unik yang bisa Anda beli di sini. Namun, ada satu hal yang menjadi perhatian, yakni biaya ongkos kirim. Jika diperhatikan, barang murah dari China tidak pernah memberikan biaya ongkir yang mahal sekalipun itu ke Indonesia.

Dengan jarak yang berbeda 4000 km, berapa besar ongkir yang harus dibayarkan jika membeli barang di China melalui Ebay? jawabannya adalah gratis! Benar, ada beberapa vendor yang membebas biayakan sebuah produk. Usut punya usut, itu merupakan salah satu strategi marketing yang umum di sana.

Keberanian tersebut terjadi lantaran mereka telah memasukkan biaya logistik ke dalam ongkos produksi. Oleh karena itu, beban biaya itu sudah terhitung di dalam harga yang tertera. Itulah yang menyebabkan mereka berani untuk menggratiskan ongkos kirim. Lain halnya di Indonesia, ongkir dipisahkan dari biaya produk sehingga pelanggan harus membayar biaya tambahan.

Dalam beberapa kasus, bahkan pernah ada seorang pelangan yang harus membayarkan biaya ongkir lebih mahal dibandingkan harganya. Sebagai contoh, biaya pengiriman ongkos kirim per kilogram ke Papua saja mencapai 40 ribu rupiah. Hal seperti ini bisa diadopsi di Indonesia agar pelaku usaha dapat meningkatkan persaingannya secara global.

Peran Penting Pemerintah

Peran Penting Pemerintah
Peran Penting Pemerintah

Pemerintah China memberikan ruang sebesar-besarnya untuk para pelaku bisnis. Terdapat beberapa kebijakan umum yang diterapkan, seperti kecilnya pajak ekspor barang. Dengan adanya hal ini, para pelaku usaha dapat menjual barangnya ke luar negeri tanpa harus menanggung beban ongkos yang lebih besar. Hal tersebut juga membuat beberapa ekspedisi di Tiongkok berani memberikan harga murah.

AliExpress, salah satu marketplace besar di China, bahkan berani memberikan biaya ongkos kirim terhadap para pembeli barang dari luar negeri. Sebab, Pemerintah China menyalurkan subsidi dana sebagai penggantinya. Jika Indonesia mengikuti langkah ini, bukan tidak mungkin, para pelaku usaha di tanah air mampu mendapatkan target pasar yang lebih luas.

Uniknya, dalam beberapa kasus, China pernah memberikan subsidi sebesar 10% terhadap beberapa pelaku usaha. Contohnya, apabila Anda membuat mainan seharga Rp. 10.000,- Anda akan mendapatkan Rp. 1.000,- dari Pemerintah sebagai penggantinya. Selain itu, mereka juga pernah menghapuskan pajak sementara di beberapa wilayah yang potensial dalam segi bisnis.