Bagi seorang pebisnis, cash flow adalah jantung dari sebuah bisnis. Memastikannya tetap lancar menjadi sebuah tantangan yang harus dipenuhi. Jika tidak, bisnis bisa berujung gulung tikar karena, sering gali lubang, tutup lubang.

Tantangan ini dihadapi oleh setiap pebisnis di berbagai skala. Bagi pebisnis berskala kecil dan menengah, mengelola cash flow kerap menjadi tantangan yang cukup krusial, karena mereka ingin memastikan perputaran uang tetap aman sambil mengembangkan bisnis mereka lebih besar.

Untuk membantu pengelolaan bisnismu kian mudah, berikut 5 tips untuk mengelola cash flow bagi para pebisnis UMKM yang mudah dilakukan.

Baca juga : Begini cara memaksimalkan tukar faktur agar untung

Ingat, selalu siapkan dana cadangan minimal 3 – 6 bulan kedepan

Kita tidak pernah ada yang tahu nasib usaha yang dibangun akan seperti apa dalam beberapa tahun kedepan. Untuk itu, dana cadangan menjadi salah satu hal penting yang perlu dipersiapkan.

Terus, berapa besar dana yang harus disiapkan? Sisihkan 10% – 20% dari laba yang didapat perusahaan setiap tahunnya. Setelah itu, masukkan dana tersebut kedalam pos dana darurat. Jadi, dana tersebut bisa digunakan sewaktu-waktu, jadi aman kan?

Biar untung cepat & efektif, jual produk yang lebih laku

Salah satu cara cepat & mudah lainnya adalah, menjual produk yang lebih laku atau diprediksi tren supply & demand-nya. Hal ini tentunya bersifat efisien, karena kamu hanya perlu menaruh fokus terhadap barang yang mendatangkan keuntungan lebih banyak.

Caranya juga sangat mudah, kamu hanya perlu mengecek hasil penjualan dari produk terjual & lihat mana yang lebih menguntungkan. Setelah itu, fokuskan untuk restock produk yang lebih untung agar proses produksi berjalan lebih efektif.

Tapi, kamu harus memperhatikan tren penjualan produknya berdasarkan sektor bisnis yang kamu geluti. Sebagai contoh, jika kamu bergerak di bidang fashion, maka kamu perlu menggencarkan pemasaran untuk meningkatkan penjualan sekaligus keuntungan bisnis.
 
Sebagai contoh, kamu bisa melihat daftar penjualan dalam 3 bulan terakhir. Setelah itu, kamu bisa melakukan restock bahan baku serta proses produksi lebih banyak dari jumlah biasanya untuk mendulang lebih banyak keuntungan.

Tekan pos pengeluaran yang paling boros

Cash flow tidak selalu tentang arus uang masuk, tapi arus uang keluar juga. Untuk itu, kamu bisa melihat bagian pengeluaran pada laporan keuangan tahunan atau bulanan.

Untuk memudahkanmu dalam melihat laporan pengeluaran, kamu bisa membagi laporannya menjadi beberapa faktor dibawah:

  1. Pengeluaran tetap
    Merekap jenis-jenis pengeluaran dengan jenis yang sama setiap bulannya. Biasanya, untuk kebutuhan produksi seperti mesin, gaji karyawan, dsb.
  2. Pengeluaran tidak tetap
    Pengeluaran yang terjadi sesekali Contoh seperti biaya pembelian bahan baku yang bisa berubah-ubah.
  3. Pengeluaran non-operasional
    Pengeluaran ini untuk biaya yang dikeluarkan diluar biaya operasional seperti bunga, kerugian, dan pajak.

Coba cek laporan pengeluaranmu dan lakukan evaluasi terhadap aktivitas yang kamu lakukan dalam bisnismu. Jika ada pembelian yang kurang efektif, maka tidak usah dibeli di bulan atau tahun berikutnya.

Sebagai contoh, kamu bisa mengurangi penggunaan kertas untuk kebutuhan operasional kantor. Untuk menggantinya, gunakan software online yang bisa digunakan secara online, agar lebih praktis & memudahkanmu dalam mencari dokumen-dokumen lama.

Pastikan kebutuhan dana bisnis tetap aman dengan cash flow projection

Seorang pebisnis yang visioner pasti mengetahui apa yang akan ia lakukan dalam beberapa langkah kedepan. Untuk itu, ia membutuhkan sebuah peta yang membantunya dalam pengambilan keputusan, salah satunya adalah cash flow projection.

Untuk membuat cash flow projection, berikut beberapa faktor yang harus kamu lakukan:

  1. Cek pola keuangan bisnis kamu
    Pertama, kumpulkan data laporan keuangan, laporan arus kas, dan laporan transaksi dalam beberapa periode sebelumnya (1 tahun atau beberapa bulan sebelumnya). Setelah itu, cek laba yang kamu dapatkan serta pengeluaran yang kamu keluarkan. Nah, kamu bisa mendapatkan gambaran yang jelas tentang pola keuangannya.
  2. Tentukan periode proyeksi arus kas yang diinginkan
    Setelah mengumpulkan data yang ada, saatnya membuat proyeksi cash flow yang ada tergantung pada fokus perusahaan di tiap durasi (bulanan, kuarter, semester atau tahunan). Tentukan periode waktu proyeksi yang ingin kamu lihat.
  3. Perkirakan besaran pendapatan & pengeluaran yang dihasilkan
    Selanjutnya, cek pendapatan yang bisa kamu dapatkan dengan melakukan pemasaran sesuai dengan stok produk yang ada. Prediksikan berapa besaran keuntungan yang didapat. Rumus untuk menghitungnya adalah:

    Perkiraan penjualan produk x harga setiap produk

    Dini adalah seorang pengusaha piringan hitam. Ia mematok target penghasilan yang ia dapat dalam sebulan harus mencapai Rp100.000.000. Jika harga satuan produksi piringan hitam Rp100.000 per-bijinya, maka Dini harus menjual, 100 buah piringan hitam (100 x Rp100.000 = 100.000.000) – Angka ini belum dikurangi oleh pajak.

    Untuk menghitung proyeksi berapa besar dana yang akan dikeluarkan, cek besaran dana yang dikeluarkan untuk membuat satu produk. Biaya tersebut mencakup:
    1. Harga pokok penjualan (HPP).
    2. Harga pengiriman.
    3. Pemasaran.
    4. Pengeluaran untuk alat operasional seperti: Laptop, Internet dkk Gaji Karyawan (Tetap & Tidak Tetap)
    5. Biaya operasional (Sewa gedung, sewa air, listrik dsb).
    6. Asuransi dan lisensi

Ambil contoh yang sama, misalnya, kamu menghabiskan Rp40.000 untuk produksi satu buah piringan hitam, jika kamu harus menjual 100 buah, kamu harus mengeluarkan Rp40.000.000 sebagai biaya produksi.

Anggaplah, kamu membutuhkan Rp10.000.000 untuk biaya operasional, 20.000.000 untuk penggajian, serta biaya lainnya sebesar Rp20.000.000. Maka, pengeluaran bisnismu adalah Rp40.000.000 + Rp10.000.000 + Rp20.000.000 + Rp20.000.000 = Rp90.000.000/bulan

Jadi proyeksi keuntungan bersih per-bulanmu adalah Rp100.000.000 – Rp90.000.000 = Rp10.000.000.

Baca juga: Bisnis kamu untung atau tidak, pantau dengan cara mudahnya di sini!

Bayar invoice lebih lama dari jatuh tempo yang ditentukan

Ya, kamu tidak salah baca kok. Paper.id ingin kasih tahu cheat untuk membantumu agar bisa bayar invoice lebih lama dari jatuh tempo yang ditentukan. Caranya gimana?

Kamu bisa menggunakan kartu kredit untuk membayar invoice via PaperPay Out di Paper.id, meskipun supplier/vendor tidak menyediakan metode pembayaran tersebut.

Setelah itu, uang akan masuk secara otomatis H+1 dari tanggal pembayaran ke rekening supplier secara otomatis layaknya transfer bank biasanya. Apalagi, Paper.id bisa digunakan secara gratis di HP atau desktop, jadi kamu dengan supplier/vendor tidak usah repot-repot membeli software ini.

Yuk gunakan Paper.id sekarang & nikmati transaksi bisnis tanpa batas & bikin nagih!