Pembayaran B2B (Business to Business) sudah menjadi bagian terpenting dari dunia bisnis. Diketahui hampir semua bisnis akan mencari solusi pemrosesan pembayaran B2B untuk memenuhi kebutuhan customer yang terus berubah.

Hal tersebut tentunya didasari karena customer yang semakin tertarik pada metode pembayaran yang cepat dan nyaman seperti pembayaran tanpa kontak dan dompet seluler saat bertransaksi dengan bisnis. Tapi bagaimana di sektor B2B?

Baca Juga: Ahli Pajak Ungkap Fakta Penggunaan Aplikasi Digital untuk Kelola Pembayaran Bisnis, Ternyata Begini!

Apa Itu Pembayaran B2B?

Bisnis ke bisnis atau B2B adalah istilah yang menentukan dengan siapa bisnis dilakukan. Organisasi bisnis ke bisnis memberikan layanan atau barang kepada perusahaan lain, tidak seperti Business to Customer (B2C), yaitu ketika bisnis bertransaksi dengan customer (individu).

Oleh karena itu, pembayaran bisnis ke bisnis mengacu pada proses dan aktivitas pembayaran antara dua bisnis. Dalam kebanyakan kasus, cara dua bisnis bertransaksi di antara mereka berbeda dari bagaimana customer bertransaksi dengan bisnis.

Meskipun benar bahwa pembayaran B2B serupa dalam beberapa hal dengan bentuk pembayaran pada umumnya, namun pada dasarnya terdapat perbedaan utama yang harus kamu ketahui.

Pertama, kamu harus memahami bahwa transaksi B2B tidak sesederhana B2C karena pembelian antar bisnis dapat melibatkan berbagai macam metode pembayaran, jadwal pembayaran, dan faktor lainnya.

Pembayaran B2B vs. B2C

Bisnis B2B cenderung memiliki jangka waktu pembayaran yang lebih lama dengan klien mereka dan hubungan biasanya fokus pada bisnis jangka panjang yang berulang. Siklus pembayaran yang lebih lama ini secara historis akan meminjamkan dirinya sendiri untuk memperlambat proses pembayaran, seperti cek.

Sedangkan pada B2C, sebagai perbandingan, bergantung pada pemrosesan pembayaran yang cepat untuk bertransaksi di tempat. Sebagian besar transaksi B2C dilakukan di titik penjualan (POS), baik itu e-Commerce atau checkout di dalam toko. Pembayaran B2B sebagian besar dilakukan melalui faktur dan kemudian siklus pembayaran yang lebih lama.

Metode Pembayaran B2B

Berikut merupakan metode pembayaran yang digunakan dalam transaksi B2B secara umum.

1. Uang tunai

Uang tunai saat ini cukup jarang digunakan untuk melakukan pembayaran terutama jika dalam jumlah yang besar. Namun, terkadang masih dipakai dalam melakukan pembayaran B2B atau B2C. Perlu kamu ketahui pula terlalu memiliki resiko yang sangat tinggi untuk memiliki semua uang tunai pada satu waktu, dan kamu harus secara fisik berada di dekat pemasok kamu agar transaksi dapat dilakukan. Uang tunai juga memiliki beberapa masalah dengan keamanan.

2. Cek

Sama seperti uang tunai, cek memiliki ketidaknyamanan dan risiko yang sangat besar. Demikian pula, pemrosesan pemeriksaan rawan akan kesalahan dan memakan waktu. Sebagian besar pembayaran B2B saat ini sebenarnya dilakukan dengan cek, tetapi metode ini perlahan-lahan kehilangan daya tarik karena mendukung opsi digital.

3. Kartu kredit

Kartu kredit memiliki beberapa keunggulan yang sebagian besar sudah kita ketahui. Mereka modern, nyaman, dan cepat. Selain itu untuk bisnis yang ingin membayar dengan kartu kredit, sering kali ada skema hadiah dan suku bunga rendah yang dirancang untuk menarik bisnis dengan solusi kartu kredit B2B khusus yang ditawarkan oleh Visa, Mastercard, dan sebagian besar penerbit kartu lainnya.

Dengan kartu kredit, kamu bisa menunda pembayaran & bayar invoice-nya bulan depan. Hal ini bisa kamu lakukan, bahkan tanpa supplier menyediakan opsi pembayarannya dengan Paper.id. Kamu bisa bebas bayar pakai metode apa saja, termasuk kartu kredit, sekaligus mengoleksi poin & miles. Klik disini untuk daftar secara gratis.

Baca juga: 7 jenis pembayaran digital hingga manfaatnya untuk bisnis

Terlebih karena mereka aman dan dapat dilacak secara otomatis. Mereka bahkan mengizinkan penundaan pembayaran ke siklus penagihan untuk penganggaran yang lebih mudah. Namun, beberapa kelemahannya juga perlu kamu pertimbangkan seperti halnya biaya pemrosesan, risiko penipuan, dan dokumen tambahan yang diperlukan untuk bekerja dengan laporan kartu kredit.

4. Wire transfer

Transfer kawat memiliki salah satu waktu pemrosesan tercepat dari semua metode pembayaran B2B, karena dana umumnya dapat digunakan oleh pihak penerima dalam waktu 24 jam. Transfer kawat bisa mahal untuk diselesaikan, tetapi ideal untuk pembayaran internasional.

5. Pembayaran ACH

Pembayaran ACH dilakukan melalui Lembaga Kliring Otomatis yang bertindak sebagai perantara antar rekening bank untuk menyelesaikan transfer bank.

Metode ini populer di kalangan bisnis B2B karena merupakan metode pembayaran kontrak, yang mengharuskan kedua belah pihak untuk menyelesaikan dokumen.

Dengan demikian, lebih aman. Ini juga hemat biaya. Pembayaran ACH membutuhkan waktu hingga tiga hari untuk diproses. Selain itu pembayaran ACH cocok untuk bisnis yang melakukan pembayaran berulang.

6. Payment gateway

Gateway pembayaran biasanya digunakan ketika layanan dibeli secara online, seperti dengan pengecer online. Tetapi mereka juga populer untuk menyediakan cara bagi customer B2B untuk melakukan pembayaran elektronik.

Pembayaran bekerja dengan memberi pembayar tautan untuk menyelesaikan transaksi. Ini akan membawa mereka ke gateway di mana mereka dapat membayar dengan kartu kredit, PayPal, atau opsi pembayaran lain yang ingin ditambahkan oleh penerima pembayaran.

Paling sering, tautan ini akan disematkan dalam faktur elektronik. Ini adalah solusi pembayaran umum untuk pembayaran B2B yang ditawarkan oleh penyedia pembayaran digital.

Alfian Dimas