Saat ini, industri cold chain di Indonesia mengalami pertumbuhan yang signifikan. Hal ini disebabkan oleh peningkatan transaksi jual beli online untuk kebutuhan pokok di e-Commerce, seperti makanan, minuman, suplemen, dan sejenisnya.
Selain itu, pertumbuhan itu juga didorong oleh peningkatan permintaan pasar terhadap makanan beku atau frozen food yang naik pesat akibat pandemi COVID-19 beberapa tahun kemarin.
Berikut bukti perkembangan konsumsi makanan beku di Indonesia menurut Badan Pusat Statistik pada 2019 dari Modul e-Training & e-Certification Cold Chain Logistics dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Baca juga: Kiat Sukses Menjalankan Waralaba Frozen Food Untuk Pemula
Peluang Bisnis Cold Chain di Indonesia
Potensi peningkatan kebutuhan cold chain di Indonesia sangat besar terutama pada industri farmasi, produk pertanian, produk unggas, daging sapi, dan industri perikanan. Saat ini, tercatat sekitar 12,5 juta meter kubik belum mencukupi permintaan makanan beku.
Sementara, kini industri baru bisa memenuhi sekitar 34% untuk frozen food. Hal tersebut juga dilihat dari kebutuhan di luar Pulau Jawa yang masih belum tercover meski jumlah permintaannya belum sebanyak Pulau Jawa.
Oleh karena itu, paling tidak Indonesia harus memiliki 40 juta meter kubik untuk memenuhi permintaan frozen food. Tidak perlu dengan kapasitas yang besar cukup dari yang terkecil terlebih dulu, seperti yang ada di minimarket saat ini.
Kendati demikian, besaran tambahan kapasitas cold chain akan tergantung pada permintaan setiap provinsi. Provinsi-provinsi yang menyatakan minat dalam pengembangan cold chain untuk upaya menjaga ketahanan pangan daerah, diantaranya Jakarta, Jawa Barat, dan Jawa Timur.
Berdasarkan PT Capricorn Indonesia pada 2019 dari Modul e-Training & e-Certification Cold Chain Logistics, proyeksi permintaan cold storage di Indonesia dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Baca juga: Ingin Menjajal Bisnis Frozen Food? Ketahui Dulu Persiapan dan Keuntungannya Disini!
Perbandingan Pasar Cold Chain Indonesia vs. Negara Lain
Berdasarkan Grand View Research, ukuran pasar cold chain global bernilai USD 279,94 miliar pada tahun 2022 dan diperkirakan akan tumbuh pada tingkat pertumbuhan tahunan gabungan (CAGR) sebesar 18,6% dari tahun 2023 hingga 2030.
Sementara, menurut data yang dikeluarkan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menyebutkan bahwa kebutuhan cold storage terbanyak terletak di wilayah Jawa dengan jumlah ketersediaan sebesar 14,15%, kedua ada sumatera sebesar 6,51%, Sulawesi sebesar 12,55%, Bali dan Nusa Tenggara dengan persentase ketersediaan 9,51%, Kalimantan sebesar 3,96%, serta Papua dan Maluku sebesar 12,28%.
Data di atas menunjukkan adanya ketidakseimbangan antara jumlah permintaan cold storage dengan jumlah cold storage yang tersedia di Indonesia, sehingga peluang bisnis cold chain atau cold storage di Indonesia masih sangat besar.
Nah, sekarang sudah ada gambaran kan mengenai peluang bisnis industri cold chain di Indonesia? Kira-kira sudah kepikiran belum nih untuk membuka usaha di industri cold chain? Yuk, ikuti Paper.id dan update terus seputar tips dan berita bisnis di Paper.id.
- 5 Rekomendasi Software CRM dengan Harga Terjangkau - Desember 9, 2024
- Bayar Tagihan Bisnis Pakai AMEX, Kini Tersedia di Paper.id! - Desember 5, 2024
- Contoh Kwitansi Digital, Temukan yang Terbaik untuk Bisnismu! - Desember 5, 2024