Coworking Space Adalah- Indonesia adalah gudangnya orang-orang kreatif. Kreativitas tersebut dimanfaatkan oleh mereka yang memiliki kemauan untuk berkembang. Dua kalimat di atas bukanlah pernyataan yang diambil tanpa data. Sebab, menurut data yang diambil dari techinasia, di Indonesia, ada sekitar 60 juta unik UKM dan ribuan Perusahaan Start Up yang tengah berjuang untuk membesarkan usaha mereka.

Namun, ada satu masalah yang memusingkan mereka, yakni pendanaan yang kurang memadai sehingga sulit untuk menemukan tempat untuk bekerja. Oleh karena itu, coworking space hadir sebagai sebuah solusi yang memudahkan para pengusaha pemula tersebut. Dari jumlah pelaku usaha yang sangat banyak dan pastinya akan terus meningkat, membuat usaha coworking sepertinya merupakan hal yang masuk akal. Banyak yang mengatakan jika coworking seperti sebuah “kos-kosan” bagi para perusahaan yang tengah merintis.

Lantas, apa sebenarnya ruang bersama tersebut dan bagaimana perkembangannya di Indonesia?

Coworking Space Adalah

Coworking Space adalah sebuah ruangan bersama yang menyediakan tempat untuk melakukan aktivitas. Biasanya, tempat ini disewa oleh para pekerja lepas (freelance) atau sebuah perusahaan start up yang belum memiliki gedung pribadi. Banyak yang mengatakan jika Coworking Space adalah sebuah tempat terbaik untuk bertemu dengan banyak komunitas-komunitas besar agar dapat melakukan kolaborasi kerja.

Konsep ruang bersama ini sudah ada sejak tahun 2010. Kala itu, seorang Yohan Totting mendirikan Coworking Space pertama di Indonesia. Bukan di Jakarta, pria tersebut membuat Hackerspace di Bandung yang merupakan adaptasi dari Hackerspace Singapura. Semenjak saat itu, coworking sangat berkembang pesat. Pertumbuhan tersebut terbantu lantaran semakin banyaknya perusahaan rintisan yang membutuhkan ruang kerja fleksibel.

Sebelum dikenal di seluruh dunia, coworking ternyata bermula di Schraubenfabrik, Wina, Austria pada tahun 2002. Sedari awal, tujuan pembangunan ruang bersama tersebut memang untuk memberikan ruang sebesar-besarnya bagi para entrepreneur, freelancer dan juga perusahaan start up yang telah menggeliat di sana.

Perkembangan Signifikan

Perkembangan Coworking Space

Perkembangan Coworking Space

Kehadiran Hackerspace di Bandung ternyata memancing atensi besar para pekerja fleksibel di Kota Kembang. Antusiasme yang besar tersebut akhirnya juga dibaca para pengusaha yang mencoba peruntungan membuka coworking space di kota-kota lain. Tercatat, hingga bulan Juni 2018, sudah ada kurang lebih 200 coworking yang tersebar di Indonesia, seperti Batam, Jakarta, Bandung, Surabaya hingga Papua.

Pertumbuhan pesat tersebut langsung diutarakan oleh Sekretatis Jenderal Asosiasi Coworking Space Indonesia yang bernama Felencia Hutabarat. Menurutnya, ada alasan mengapa para perusahaan start up dan juga bahkan pelaku UMKM memilih untuk menggunakan ruang bersama yakni kolaborasi, komunitas dan konektivitas.

Tiga faktor tersebut memang dibutuhkan sebuah usaha apabila ingin berkembang, yakni mengenali kompetitor sebagai kawan. Para pengusaha start up hingga pelaku umkm juga menganggap jika penggunaan ruang bersama memberikan mereka keuntungan dalam melakukan kolaborasi dengan bisnis lainnya.

Ikuti Tren

Peningkatan signifikan jumlah pelaku usaha dan start up ternyata juga dibaca para perusahaan konvensional. Tercatat, Sinarmas Island dan Grup Salim mengintip hal tersebut dan menciumnya sebagai salah satu peluang usaha yang cukup menggiurkan. Untuk itu, keduanya sudah mulai melakukan pembuatan coworking yang ditargetkan rampung dalam waktu dekat.

Sinarmas Island berencana akan membangun empat coworking di dua wilayah berbeda, yakni BSD dan Jakarta. Bahkan, mereka juga telah mengakuisisi 13 lantai Bakrie Tower dan mengubah sebagian kecil ruang kantornya dengan konsep penthouse. Ujungnya-ujungnya, semua dilakukan semata agar mendapatkan profit besar dari penyewaan ruang bersama. Hal tersebut dikatakan langsung oleh CEO Associate Sinarmas Island yang bernama Irawan.

Budaya Kerja yang Meningkat

Sesuai dengan semangat coworking 3K, yakni kolaborasi, komunitas dan konektivitas, ruang bersama memang memberikan berbagai macam fleksibilitas terhadap para pelaku usaha. Bahkan, sebuah survey yang dilakukan oleh Marketeers mengungkapkan jika bekerja di coworking space memberikan peningkatan 70% etos kerja dan kesehatan bagi para pegawai di perusahaan start up itu sendiri.

Meningkatnya budaya kerja tersebut terjadi karena coworking space memang memberikan fasilitas yang berbeda dari kantor biasanya. Karena tempat yang mendukung tersebut, para pekerja merasa nyaman dan pada akhirnya memberikan dampak yang bagus bagi perusahaan start up itu sendiri.

Bakar Duit Ala Coworking Space

Bakar Uang Ala Coworking

Bakar Uang Ala Coworking

Coworking Space adalah sebuah tempat yang memberikan kemudahan bagi para pelaku UMKM dan pengusaha start up untuk mendapatkan ruang kerja yang lebih modern. Tarif yang ditawarkan juga cukup bervariasi, mulai dari harian, bulanan hingga tahunan tergantung kebijakan yang dibuat oleh tempat itu sendiri. Namun siapa sangka dengan biaya penyewaan yang cukup murah tersebut, setiap vendor rela ‘bakar duit’ alias investasi besar-besaran?

Salah satu contoh coworking space yang sangat jor-joran dalam melakukan ekspansi bisnis adalah WeWork. Raksasa start up asal Amerika Serikat itu mengakuisisi Spacemob Singapura dan membuat cabangnya di Indonesia. Demi mewujudkan ambisi tersebut, mereka bahkan rela mengeluarkan dana mencapai 6 triliun rupiah. Sejauh ini, mereka telah membuka ruang bersama di 3 lokasi berbeda, dua di Sudirman dan satu sisanya di Kuningan.

Selain WeWork, Greenhouse juga membuat ruang bersama di Indonesia. Raksasa start up asal Amerika Serikat tersebut membuat coworking house dengan tema yang sangat unik, yakni penthouse. Konsep tersebut dibuat semakin menarik dengan pemandangan 360 derajat dari seluruh Jakarta. Bertempat di Multivision Tower 25, Greenhouse memberikan sentuhan go green yang sangat menarik dan memanjakan para pemilik usaha yang menyewa.

Lantas, apakah dengan besarnya modal yang dikeluarkan, ruang bersama tersebut bisa menuai keuntungan yang berlipat ganda? mungkin bisa iya, tetapi tidak dalam waktu dekat. Sebab, persaingan di Indonesia sangatlah besar bahkan ada beberapa coworking house yang sudah gulung tikar atau bangkrut, salah satunya adalah Comma (collaboration matters).

Gulung Tikar

Comma (Collaboration Matters) telah ada di Indonesia sejak bulan November 2012. Comma ini bahkan bisa dibilang sebagai pionir dari maraknya coworking house di Jakarta. Berjuluk sebagai yang pertama, ternyata tidak membuat mereka mampu bertahan di kerasnya persaingan ini. Comma resmi tutup pada bulan Maret 2014 atau kurang lebih tiga setengah tahun setelah didirikan.

Beragam paket sebenarnya diberikan oleh Comma demi memberikan kemudahan bagi para pelaku usaha dan perusahaan start up. Comma menyediakan paket 2 jam dengan harga Rp. 50,000 dan penambahan Rp. 25,000 apabila ada yang ingin menambah jam kerjanya. Siapa sangka, dengan nominal yang dapat dijangkau, Comma tetap tidak mampu bersaing dan harus gulung tikar.

Ruang bersama di Indonesia masih kurang diminati oleh sebagian besar pelaku usaha atau perusahaan start up di Indonesia sebab harganya dinilai masih kurang bersahabat. Jika dibandingkan dengan menyewa ruko, harga yang ditawarkan oleh coworking jauh lebih mahal dan tidak efisien. Sejatinya, penerapan penggunaan ruang bersama ini ingin mengadaptasi dari kebiasaan di kota-kota besar dunia, salah satunya New York.

Di sana, coworking sangat diminati oleh perusahaan rintisan dan semacamnya lantaran tidak ada ruko yang disewakan. Dengan kata lain, ruang bersama di New York hanyalah satu-satunya tempat bagi para pengusaha yang baru memulai langkahnya di dunia bisnis. Tanpa adanya persaingan, ruang bersama tumbuh subur dan selalu mengalami peningkatkan setiap tahunnya.

Motif Tersembunyi

Ruang Kerja Bersama

Ruang Kerja Bersama

Seperti yang dilansir dari tirto, para pemilik ruang bersama tersebut mengaku tidak serta merta mencari untung dari pembuatan coworking space. Sebab, menurut pemilik Comma, keuntungan dalam bisnis ini tidaklah besar dan hanya cukup untuk menutupi biaya operasional saja, seperti pemeliharaan gedung, gaji karyawan serta aspek-aspek teknis lainnya. Untuk itu, setiap owner lain pastinya mempunyai motif-motif tersembunyi.

Ruang bersama merupakan sebuah tempat untuk para pelaku usaha mengembangkan bisnisnya. Oleh karena itu, setiap pemilik coworking pasti akan menanyakan kepada para pengusaha yang menyewa tempatnya mengenai produk yang mereka ciptakan. Tempat tersebut mengharuskan para kreatif bekerja bukan hanya ‘pemalas’ yang menginginkan tempat-tempat untuk bersantai.

Lebih lanjut, motif tersembunyi para pemilik coworking space adalah untuk mencari bibit-bibit start up potensial dimana mereka mempunyai kemauan untuk berkembang. Jika merasa cocok, bukan tidak mungkin, owner tersebut akan menanamkan saham atau menyalurkan investor agar mau menanam uangnya untuk perusahan rintisan yang dimaksud. Penyediaan dana ini pastinya akan menguntungkan kedua belah pihak dan menghasilkan kerjasama-kerjasama lanjutan.