Inventory Management- Walmart selalu membanggakan diri mereka sebagai sebuah toko yang bersih dan rapi. Namun pada kenyataannya di lapangan, apa yang dikatakan malah menunjukkan kebalikannya. Barang-barang tidak tersusun rapi, stok persediaan tidak mencukupi hingga ada banyak ruang kosong di dalam rak padahal stok di gudang masih menumpuk.

FYI, Walmart merupakan perusahaan ritel besar di dunia dengan keuntungan 296 miliar dollar (7,2 triliun rupiah). Jika dihitung, angka tersebut sudah mencapai seperempat kali dari milik Amazon yang mencapai 916 miliar dollar. Kedigdayaan Walmart lainnya bisa terlihat dari persebaran toko yang berada di 127 negara dengan total mencapai hampir 12 ribu unit.  

Hai pengusaha, ini merupakan bab ke-1 dari Ultimate Guide Inventory Management Khusus Pemula. Jika kamu ingin mendalami pemahaman tentang pengelolaan gudang atau inventory management, kamu bisa lihat daftar lengkapnya di bawah ini:

  1. Ultimate Guide Inventory Management Khusus Pemula: Introduction (Part 1) – Kamu disini.
  2. Ultimate Guide Inventory Management Khusus Pemula: Masalah dalam Gudang (Part 2)
  3. Ultimate Guide Inventory Management Khusus Pemula: Tipe Pengolahan Stok (Part 3)
  4. Ultimate Guide Inventory Management Khusus Pemula: Metode (Part 4).
  5. Ultimate Guide Inventory Management Khusus Pemula: Alur Proses (Part 5)
  6. Ultimate Guide Inventory Management Khusus Pemula: Kesimpulan (Part 6)

Yuk, baca lagi tentang Walmart dan ‘buruknya’ cara mereka mengelola gudang bisnis.

Walaupun sangat besar, Walmart kenyataannya juga mempunyai permasalahan yang sama dengan perusahaan ritel lainnya, yakni kesulitan dalam melakukan pengelolaan stok dalam gudang. Di tahun 2014 lalu, perusahaan milik Walton Family tersebut merugi hingga 3 miliar dollar karena permasalahan stok ini.

Dalam artikel berjudul why are walmart stores such a mess, Forbes menjelaskan secara gamblang kesalahan apa saja yang dilakukan oleh Walmart sehingga mereka harus merasakan kerugian yang amat besar, mulai dari stok, gudang hingga bagaimana cara setiap pegawai untuk melakukan pengelolaan.

Masalah-masalah yang dialami oleh Walmart merupakan kejadian yang juga dialami perusahaan besar lainnya, terutama yang berkaitan dengan pengelolaan gudang. Semuanya terjadi karena satu hal, yakni ketidakmampuan dalam mengelola gudang dengan baik. 

Di bawah ini, Paper.id akan menjelaskan mengenai inventory management sebagai satu-satunya cara memperbaiki ‘buruknya’ pengelolaan sebuah perusahaan, terutama untuk mereka yang bergerak di bisnis ritel, distributor, manufaktur hingga food and beverages.

Baca Juga: Memahami Persediaan Stok di Bisnis, Apa Bedanya dengan Inventory?

Kenapa Menggunakan Inventory Management

Dalam sebuah bisnis atau perusahaan yang berfokus pada penjualan produk, Inventory Management akan memegang peranan penting. Sebab tanpa adanya pengelolaan stok yang jelas, usia dari produk tidak akan panjang. Lantas, apa yang dimaksud dengan Inventory Management itu sendiri?

Inventory Management adalah sebuah kegiatan untuk melakukan penghitungan, pengawasan hingga pencegahan atas hal-hal yang terjadi pada stok gudang. Tujuan dari hal ini sebenarnya sangat sederhana, yakni memastikan semua stok selalu dalam kondisi prima sehingga tidak ada yang terbuang sia-sia. 

Selain itu, sebuah perusahaan juga harus memastikan stok selalu tersedia, baik di gudang ataupun di rak belanja, karena hal tersebut akan membuat pelanggan akan semakin betah berbelanja di tempat kamu sehingga tidak berpaling ke kompetitor.

Sebab, tidak terpakainya atau terbuangnya sebuah produk akan menyebabkan kerugian. Mungkin jika yang rusak hanya satu buah tidak masalah namun bagaimana yang gagal produksi mencapai 1 lusin atau bahkan 100 lusin? 

Mungkin, bisa saja kamu melakukan clearance sale atau diskon besar-besaran terhadap produk tersebut. Akan tetapi, hal itu tentunya akan mengurangi keuntungan yang didapatkan dari perhitungan yang semula.

Masalah dalam Inventory Management?

Beberapa masalah yang biasanya melanda para pemilik usaha apabila tidak melakukan Inventory Management dengan benar, yakni:

1. Produk yang Kadaluarsa

Jika kamu menjual produk yang mudah kadaluarsa (makanan atau make-up), kamu pasti tidak selalu menjualnya tepat waktu. Dengan kata lain, akan ada waktu dimana produk tersebut tidak terjual hingga melebihi masa kadaluarsanya.

Apabila sudah masuk ke dalam kategori kadaluarsa, hanya ada satu hal yang bisa dilakukan yakni membuang produk tersebut. Tentunya, itu akan membuat kerugian sehingga laba (keuntungan) yang didapat tidak maksimal seperti biasanya.

2. Menghindari ‘dead stock’

Selain produk yang bisa ‘basi’ dalam waktu dekat, melakukan manajemen inventaris juga akan menghindari dead stock. Pengertian dari ‘dead stock’ sendiri adalah produk-produk yang sudah tidak terpakai lagi atau tidak digunakan lagi sehingga tidak laku di pasaran.

Produk akan disebut ‘dead stock’ apabila tidak lagi diperlukan oleh pelanggan. Bisa saja produk-produk itu kurang mendapatkan minat karena sudah tidak jamannya lagi, contohnya adalah baju koko khas Black Panther.

3. Penyusutan Produk (Shrinkage)

Masalah terakhir yang ternyata seringkali melanda para pemilik usaha adalah penyusutan produk (shrinkage). Dalam akuntansi, ini merupakan situasi dimana daftar produk yang tertera di pembukuan tidak sama dengan keadaan stok sebenarnya yang berada di gudang.

Biasanya, ada beberapa hal yang menyebabkan penyusutan, misalnya produk rusak, produk kadaluarsa (basi) ataupun hilang karena dicuri. Semakin besar penyusutan akan berbanding lurus dengan kerugian yang akan dialami seorang pemilik usaha.

Baca Juga: 5 Keuntungan Menggunakan Aplikasi Stok Barang Secara Digital

Daniel Nugraha