Di tengah hiruk-pikuknya dunia bisnis yang penuh tantangan, menjadi pemilik bisnis skala kecil dan menengah memang bukanlah tugas yang mudah. Seperti seorang pelaut yang berlayar tanpa peta, sebagai pebisnis, kamu pasti pernah mengalami di mana harus mengambil keputusan berdasarkan naluri dan pengetahuan seadanya yang sering kali berbahaya yang bisa merusak kapalmu. Iya, kan?

Dari manajemen keuangan hingga strategi pemasaran, setiap langkah bisa menjadi penentu sukses atau gagalnya sebuah bisnis, lho. Sayangnya, ada beberapa kesalahan umum yang kerap kali dilakukan pemilik bisnis menengah, dan ini bisa menghambat pertumbuhan bisnis mereka.

Untuk itu, berikut ini kesalahan-kesalahan pemilik bisnis menengah yang sering ditemui dan tips bagaimana menghindarinya. Simak sampai bawah penjelasannya, ya!

1. Mengorbankan Keuntungan demi Mengejar Omzet

Omzet memang salah satu ukuran kinerja bisnis yang penting, tetapi ingat, ini bukan satu-satunya faktor penentu keberhasilan. Kesalahan yang sering dilakukan pemilik bisnis, khususnya menengah, terlalu fokus pada peningkatan omzet tanpa memperhatikan margin keuntungan.

Ini mungkin tampak sebagai solusi yang baik juga untuk menangani peningkatan permintaan atau mengejar pangsa pasar yang lebih besar, tetapi jika tidak dikelola dengan bijak, langkah ini bisa saja menjadi bumerang, lho.

Sebagai contoh, kamu mempekerjakan banyak karyawan agar mendapatkan omzet yang jauh lebih tinggi. Padahal kenyataannya biaya yang dikeluarkan lebih besar dari keuntungan yang didapatkan, seperti tetap membayar karyawan yang ambil jatah cuti tahunan karyawan, memberikan THR, dan sebagainya.

Invoice Penjualan

2. Tidak Menginvestasikan Keuntungan untuk Jangka Panjang

Sudah banyak sekali kita temui keuntungan dari pemilik bisnis menengah yang diperoleh di tahun-tahun awal keberhasilannya digunakan hanya untuk memperbaiki kehidupan pribadinya, seperti membeli rumah baru, mobil impian, untuk berlibur, dan sebagainya.

Padahal seharusnya keuntungan tersebut bisa diinvestasikan untuk keberlangsungan bisnis kedepannya. Misalnya, pembelian alat-alat atau software yang lebih canggih, memperluas marketing campaign, dan lain sebagainya.

Dengan mengutamakan investasi dalam pertumbuhan bisnis dan memakai keuntungan bisnis sebagai modal untuk masa depan, artinya kamu bisa memastikan bahwa bisnis kamu akan tetap kompetitif dan berkelanjutan dalam jangka panjang.

3. Inovasi Produk yang Monoton

Dalam rangka meningkatkan penjualan dan daya saing, banyak pemilik bisnis yang terjebak pada inovasi produk yang siklusnya monoton atau itu-itu saja. Padahal, seiring berjalannya waktu, selera dan preferensi customer juga berubah dan persaingan di pasar semakin ketat.

Untuk itu, pemilik bisnis harus tetap terbuka terhadap perubahan pasar dan tren customer. Kamu bisa melakukannya dengan riset pasar secara teratur dan berkomunikasi dengan customer agar bisa memahami kebutuhan mereka.

Misalnya, kamu punya bisnis fashion, kamu mungkin sudah lama memproduksi pakaian dengan desain yang sama karena produk tersebut selalu laku. Namun, jika kamu hanya mengandalkan pola yang itu-itu saja, mungkin kamu tidak menyadari bahwa tren fashion sudah berubah.

Mungkin, warna-warna cerah atau motif tertentu yang sebelumnya populer kini sudah beralih ke gaya yang lebih minimalis dan warna netral. Intinya, tanpa terus memantau tren fesyen, kamu bisa ketinggalan dan kehilangan customer yang mencari gaya terbaru.

Baca juga: Masalah di Tahun Pertama Bisnis: Pelajaran Berharga untuk Kesuksesan

4. Anti Kritik dan Tidak Mau Mendengarkan Saran

Pemilik bisnis yang memiliki prinsip “I do it my way” memang baik, artinya mereka memiliki visi dan keyakinan dalam menjalankan bisnis mereka. Terlebih, memiliki visi yang kuat menjadi salah satu kunci bisnis jadi sukses.

Namun, perlu diingat bahwa bisnis tidak hanya tentang apa yang kamu pikirkan atau semena-mena terserah kamu, tetapi juga tentang apa yang customer kamu butuhkan dan inginkan terhadap produk atau layanan yang kamu tawarkan.

Apalagi, customer menjadi bukti nyata terhadap seberapa berkualitasnya produk layanan yang kamu tawarkan, karena mereka memiliki pandangannya sendiri dan mereka juga tahu apa yang mereka cari. 

Ingatlah, perspektif berbeda-beda dari customer mampu membuat kamu dan bisnis jadi semakin berkembang. Jadi, usahakan ya untuk tidak anti kritik dan mau mendengarkan saran serta masukan dari mereka agar kamu juga bisa memahami kebutuhannya dan memperbaiki produk atau layanan kamu ke depannya.

Baca juga: Hal yang Sering Dilupakan oleh Pebisnis saat Ingin Meningkatkan Penjualan

Demikianlah, kesalahan-kesalahan pemilik bisnis menengah yang sering ditemui. Intinya, dalam rangka menghindari kesalahan-kesalahan di atas, pemilik bisnis harus selalu berupaya caranya memahami dinamika bisnis dan beradaptasi dengan perubahan yang ada.

Dengan membuat inovasi yang bisa menyesuaikan tren, bijak dalam menggunakan keuntungan bisnis, dan mau mendengarkan kritik serta saran dari customer, diharapkan pemilik bisnis menengah mampu melewati kesalahan-kesalahan yang ada.

Sebenarnya tidak hanya itu, manajemen waktu yang buruk juga bisa mengganggu produktivitas dan pertumbuhan bisnis menengah, lho. Untuk itu, pemilik bisnis bisa mempertimbangkan mengotomatisasikan tugas-tugas rutin, seperti pembuatan invoice, bayar dan tagih pembayaran, dan sebagainya.

Jawabannya Paper.id. Platform pembayaran digital lebih mudah dan cepat ini menawarkan fitur bayar supplier, tagih dan terima pembayaran customer jadi lebih mudah dan cepat. Menariknya, customer bisa bebas lho pakai metode apa saja, seperti kartu kredit, QRIS, VA, dan sebagainya.

Yuk, segera daftarkan bisnis kamu sekarang juga dan nikmati keuntungan lainnya hanya tinggal klik tombol di bawah ini. GRATIS!

Muhamad Dika Wahyudi