Joko Widodo lebih dikenal sebagai seorang Presiden Republik Indonesia. Akan tetapi, jauh sebelum beliau terjun ke dunia politik, siapa sangka jika pria kelahiran Solo tersebut memiliki sebuah bisnis di bidang mebel yang saat ini dikenal dengan nama Rakabu Furniture. Kisah bisnis Jokowi dalam memulai Rakabu Furniture terjadi setelah ia mengumpulkan modal dengan merantau ke Aceh.
Saat ini, Joko Widodo tidak lagi mengelola Rakabu Furniture lantaran kesibukannya sebagai seorang Kepala Negara. Dalam sebuah wawancara, beliau sempat mengatakan jika ingin mewariskan bisnis tersebut kepada salah satu anaknya, tetapi mereka menolak. Sebab, kedua anak Jokowi tersebut telah memilih untuk membuat usaha sendiri. Lantas, bagaimana awal mula Rakabu Furniture dibuat hingga menembus pasar internasional?
Baca Juga: Pencetus Kampung Online, Resign dari PNS Demi Buat Bisnis di Desa
Kisah Bisnis Jokowi
Selepas lulus dari UGM, Jokowi tidak langsung membuat bisnis. Sebab, ia bekerja untuk PT. Kertas Kraft Aceh yang merupakan perusahaan BUMN di tahun 1986. Untuk mengumpulkan modal dalam memulai usaha mebel, beliau merantau ke Pulau Sumatera selama dua tahun. Jokowi kemudian kembali lagi ke Solo dan bekerja di perusahaan furniture milik salah satu kerabat sembari belajar mengenai dunia mebel.
Tak butuh waktu lama, dengan modal yang ia dapatkan dari merantau, Jokowi pun memulai usahanya sendiri. Rakabu Furniture. Nama perusahaan tersebut diambil dari nama anak pertamanya yang bernama Gibran Rakabuming Raka lantaran bisnis itu memang dibuat satu tahun setelah sang bungsu terlahir ke dunia.
Pada tahun 2009, CV Rakabuming Raka berubah menjadi PT. Rakabuming Raka setelah mampu menembus pasar internasional. Kala itu, Jokowi kerap kali mengikuti pameran-pameran industri yang berada di dalam negeri maupun luar. Sang Anak, Rakabuming Raka diangkat sebagai Komisaris Utama sedangkan PT. Toba Sejahtera milik Jenderal TNI Luhut Binsar Pandjaitan.
Setelah kesuksesan tersebut, Jokowi pun tertarik memasuki dunia politik dan mengawali karirnya sebagai seorang Walikota Solo, dilanjutkan sebagai Gubernur DKI Jakarta hingga saat ini menjadi Presiden Republik Indonesia periode 2014-2019.
Kalah Omset
Darah ‘bisnis’ sang Presiden ternyata mengalir turun kedua anaknya. Sayangnya, Rakabu Furniture bukanlah prioritas dari Gibran dan Kaesang, kedua putra Jokowi. Dibanding mengelola usaha sang ayah, mereka berdua lebih memilih untuk membangun usahanya sendiri dari nol. Keduanya menjalani beberapa bisnis dari bidang berbeda, yakni usaha kuliner dan usaha clothingan.
“Saya dulu mikir, duh dia (Gibran) mau usaha buat martabak. Saya lihat dia gak punya pengalaman di dalam bisnis panganan apalagi martabak, beli saja tidak pernah,” kata Jokowi yang dilansir dari okezone.
Sempat berpikiran jika bisnis martabak sang anak tidak sukses, Jokowi ternyata sempat kaget melihat keuntungan besar usaha kuliner milik anaknya, Gibran Rakabuming Raka. Lebih lanjut, Presiden Indonesia tersebut mengatakan jika omset Rakabu Furniture saja saat ini kalah lantaran usaha martabak tersebut sudah memiliki puluhan cabang di seluruh Indonesia.
Serupa dengan Gibran, sang anak bungsu, Kaesang juga memilih untuk terjun ke bisnis kuliner. Ia juga belum berkeinginan untuk meneruskan usaha mebel sang ayah yang tumbuh besar. Omset dari usaha pisangnya sudah cukup besar dan bahkan menyamai martabak sang kakak.
Baca Juga: Kisah Pengusaha Sukses: Bos Jangkrik Beromset Ratusan Juta Rupiah
Melihat Bisnis Kedua Anak Jokowi
Jika Jokowi memilih untuk berbisnis di bidang mebel atau furniture, hal berbeda digeluti kedua anaknya yang terjun ke usaha kuliner dan clothing. Sang bungsu, Gibran Rakabuming Raka, merupakan pemilik Martabak Markobar yang telah mempunyai 40 cabang di seluruh kota besar di Indonesia. Selain itu, ayah satu orang anak tersebut juga mengurus sebuah katering yang berada di Solo bernama Chilli Pari.
Tak berbeda jauh dari sang kakak, Kaesang Pangarep juga terjun ke bisnis kuliner dengan meluncurkan produk Pisang Nugget. Sejauh ini, ia telah memiliki 54 cabang di seluruh kota besar di Indonesia. Lebih lanjut, Kaesang juga mempunyai satu bisnis di bidang fashion yang bernama Sang Javas. Clothing Line miliknya dapat ditemukan di media sosial karena ia menjualnya secara online.
Pada awalnya, Jokowi sempat menyepelekan bisnis-bisnis kedua anaknya. Akan tetapi, saat ini, ia mengaku terkejut lantaran omset pendapatan usaha mebelnya sudah tertinggal. Banyaknya cabang yang dibuka oleh mereka memang menjadi faktor utama kenapa keuntungan dari Markobar dan Pisang Nuget menjadi lebih besar dibandingkan usaha sang ayah.
Kunci Sukses Menurut Jokowi
“Kalau saya lihat tokonya emang kecil tapi kalo saya lihat omsetnya ternyata lumayan. Sekarang sudah buka hampir 54 cabang di seluruh kota besar di Indonesia jadinya besar. Kalau kita ragu-ragu untuk memulai, menurut saya, carilah partner yang sudah terbiasa dalam berbisnis dan juga berkelakuan,” ungkap Jokowi mengenai kunci sukses dalam berbisnis.
Kisah Bisnis Jokowi dan kedua anaknya dalam mengembangkan sebuah bisnis memang sangatlah berbeda. Dulu, Rakabu Furniture pernah ditipu dengan angka yang cukup besar. Sedangkan, Gibran dan Kaesang tidak mengalami hal yang serupa karena mereka memiliki partner bisnis yang sudah terpercaya. Mulailah mencoba bisnis dengan cara menemukan partner yang tepat jika tidak bisa berjalan sendiri.
Steve Jobs dan Steve Wozniak menjadi contoh dari pentingnya mencari partner yang tepat dalam berbisnis. Keduanya merupakan pencipta Apple Technology. Wozniak merupakan ‘otak’ dari terciptanya Apple I dan II sedangkan Jobs berfokus kepada kesuksesan pemasaran. Jika tanpa keduanya, dunia teknologi mungkin tidak akan berkembang pesat sekarang dan iPhone tidak ditemukan.
- Cara Mendapatkan Corporate Card: Panduan Lengkap & Tips - Oktober 7, 2024
- Manfaat Atur Pengeluaran Bisnis Lebih Efektif dengan Corporate Card - Oktober 7, 2024
- Kelebihan dan Kekurangan Virtual Credit Card Dibandingkan Kartu Kredit Fisik - Oktober 3, 2024