Mendapatkan pekerjaan bergengsi dan memiliki gaji besar merupakan cita-cita banyak orang saat ini. Namun, hal itu ternyata tidak membuat seorang pria bernama Nofi Bayu Darmawan merasa puas. Bagaimana tidak, pencetus kampung online tersebut memilih untuk resign dari pekerjaannya yang merupakan PNS di salah satu Kementerian di Jakarta hanya untuk pulang kampung. Sebagian besar orang akan mengatakan jika dirinya bodoh, tapi tidak demikian. Nofi berhasil membangun bisnisnya sendiri di Purbalingga.

“Kurang lebih saya harus mengganti uang sekitar Rp. 45 juta sebagai denda karena keluar dari PNS di Kementerian. Gaji saya sebulan saat itu adalah Rp. 5,5 juta tapi di online, nominal segitu bisa saya dapatkan dalam waktu satu hari. Terlebih lagi, saya merilis beberapa aplikasi juga,” kata Nofi Bayu ketika diwawancarai oleh Detik.com.

Pulang kampung ke Purbalingga, pria lulusan Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN) itu memiliki mimpi besar, yakni membuat kampung online yang kini dikenal sebagai Kampung Marketer. Bukan hanya itu, ia juga mempunyai tujuan mulia, yakni mengajak 1000 remaja di daerahnya untuk bisa ‘melek teknologi. Nofi ingin menyadarkan mereka jika internet bisa menghasilkan uang apabila dikelola dengan tepat dan cepat.

Baca: Melihat Kampung Bisnis Online yang Berdayakan Ratusan Remaja Desa

Belajar Sejak Kuliah

Kuliah di STAN tidak membuat Nofi terpaku pada ilmu eksaktanya. Akan tetapi, ia juga belajar mengenai online marketing dan cara pembuatan bisnis. Terbukti, di tahun 2012, ketika masih kuliah, Nofi sudah memiliki usaha sendiri yakni seprai dan bedcover yang dijual melalui daring atau online. Produknya sendiri ia dapatkan dari pasar lokal di daerah Ciledug, Tangerang Selatan.

Hingga saat ini, ia telah memiliki beberapa usaha berbeda, seperti produk mainan anak dan perawatan kulit. Menurutnya, berbisnis harus mengikuti keinginan pasar bukan hanya keinginan pribadi. Lebih lanjut, besarnya keuntungan yag didapatkan dari bisnis tersebut rupanya terjadi karena ia mempelajari online marketing dan bahkan memiliki sebuah fanspage yang menangani masalah campaign strategy.

Dari situlah awal mulanya kampung online bisa terbentuk. Ia mendapatkan beberapa pertanyaan dari para pengikutnya di fanspage tersebut mengenai kesulitan mencari sumber daya manusia (SDM) untuk menjadi customer service. Sebab, untuk membayar CS di kota besar membutuhkan gaji yang besar serta lokasi kerja sementara para pebisnis yang mengikutinya di fanspage adalah pengusaha yang baru berkembang.

Membangun Kampung Online

Kampung Bisnis Online
Kampung Bisnis Online

Ketika mendapatkan banyak pertanyaan mengenai ketersediaan CS tersebut, Nofi masih terdaftar sebagai seorang PNS di salah satu Kementerian. Ia memiliki dua kehidupan, yakni menjadi pegawai dan juga harus mengelola usahanya sendiri. Walaupun berbasis online, banyaknya permintaan yang masuk membuatnya tidak bisa menghandle permasalahan tersebut.

Kesulitan mencari SDM untuk menjadi CS dalam mengelola bisnis ternyata berbanding terbalik dengan keadaan tempat dimana ia lahir, tepatnya di Purbalingga. Disana, Nofi mengatakan jika ada banyak remaja desa yang tidak memiliki pekerjaan alias menganggur. Kendalanya satu, mereka tidak terlalu mengerti mengenai internet untuk mencari bisnis sehingga harus ada yang mengajarinya.

3,5 tahun setelah menjadi PNS, Nofi Bayu Darmawan akhirnya memilih untuk keluar dan fokus untuk pengembangan bisnisnya. Tak lagi berada di Tangerang, ia pun pulang kampung ke desa Tunjungmuli, Kab. Purbalingga, Jawa Tengah. Hal pertama yang ia lakukan adalah mengubah rumahnya menjadi kantor sementara dan mengajak remaja desa untuk mencari uang tanpa harus merantau ke ibukota.

Baca juga: Kisah Pengusaha Sukses, Bos Jangkrik Beromset Ratusan Juta Rupiah

Lahirnya Kampung Marketer

“Mulanya, di grup banyak yang nanyain masalah customer service kepada saya. Katanya, nyari karyawan di kota susah, gak punya kantor terus gajinya juga mahal. Terus, saya nyeletuk, saya cariin CS di kampung saya saja soalnya disana banyak yang nganggur,” kata Nofi Bayu di awal pembuatan bisnis online.

Tak lama berselang, di Purbalingga, Nofi Bayu pun langsung mendirikan Kampung Marketer yang khusus untuk menyediakan karyawan untuk CS Online. Uniknya, ia mengajak seluruh remaja desa tanpa terkecuali dengan satu persyaratan, yakni mau belajar dan tidak pantang menyerah. Saat ini, Kampung Marketer sudah memiliki ratusan karyawan dan membantu ratusan pelaku UMKM di seluruh Indonesia.

Kampung online memang menjadi sarana bagi Nofi untuk membantu perekonomian remaja di desanya. Rencananya, ia belum akan berhenti untuk merekrut karyawan baru hingga jumlahnya mencapai 1000 orang. Memiliki bisnis yang berdampak langsung kepada masyarakat memang telah menjadi tujuannya ketika pertama kali memutuskan resign dan membuka bisnis online di kampung halamannya.

Tantangan Bisnis Online di Desa

Tren Belanja Online
Tren Belanja Online

Sama seperti banyak pebisnis lainnya, Nofi Bayu tidak membangun usahanya dalam satu malam. Tekadnya untuk memberdayakan 1000 remaja desa terhambat lantaran banyak remaja di kampungnya yang masih belum ‘melek teknologi’. Pada dasarnya, mereka mengerti menggunakan internet namun hanya sebatas untuk bermain di media sosial tetapi tidak paham mengenai cara optimasi ke dalam dunia bisnis.

Oleh karena itu, di awalnya, Nofi hanya memiliki dua orang karyawan untuk bekerja menjadi CS di bisnis online mitranya. Karena dianggap berhasil menaikkan trafik penjualan, ia pun semakin optimis untuk terus menambah para pegawainya hingga saat ini yang jumlahnya telah mencapai ratusan. Menurutnya, permintaan CS Online akan terus meningkat lantaran jumlah pebisnis berbasis daring juga akan terus meningkat ke depannya.

Semakin besarnya kebutuhan akan CS Online ini pun membuat Kampung Marketer membutuhkan banyak SDM baru. Hal tersebut menjadi peluang bagi Nofi Bayu untuk ‘mencegah’ anak-anak di desanya untuk mencari rezeki jauh hingga ke ibukota. Ia ingin para remaja di desanya bisa sukses tanpa harus merantau jauh dari keluarganya sendiri. Kini, harapan tersebut sedikit-demi sedikit mulai bisa diwujudkan.

Baca juga: Membedah Apakah Bisnis Online Terpopuler di 2018?

Inisiatif Remaja Desa

Desa Tunjungmuli berada di kawasan perbukitan sehingga udara disana masih cukup dingin. Tak banyak juga kendaraan yang melewati desa tersebut lantaran bukan jalan utama menuju ke kota. Walaupun begitu, para remaja di desa tersebut tidak perlu lagi berpikiran untuk merantau ke kota besar untuk mencari pekerjaan. Dengan modal smartphone, mereka sudah bisa bekerja sebagai CS Online.

Karena banyaknya jumlah peserta Kampung Marketer, para remaja di desa tersebut pun patungan untuk menyewa sebuah rumah untuk dijadikan tempat bekerja sehari-hari. Inisiatif tersebut diambil setelah melihat semakin banyaknya pebisnis yang membutuhkan CS Online.

Ada satu alasan yang membuat Nofi Bayu memilih untuk mengembangkan bisnisnya di kampung halaman, yakni keuletan dan kerajinan remaja di desa lebih besar dibandingkan di kota besar. Selain itu, ia juga tidak perlu menyewa tempat yang terlalu mahal sebagai kantor utamanya. Saat ini, di desanya, ia telah memiliki 6 Kampung Online dan kemungkinan besar akan terus bertambah ke depannya.

Daniel Nugraha