Jakarta, 22 Desember 2020 – Pandemi COVID-19 memberikan pukulan telak bagi sejumlah perusahaan. Dari hasil riset kolaborasi Paper.id dengan SMESCO dan OK OCE yang dikirimkan ke lebih dari 3000 UMKM di 22 provinsi Indonesia menunjukkan bahwa 78% responden mengalami penurunan omzet mulai dari kurang lebih 20% hingga harus menutup usahanya. Masalah ini hampir menimpa seluruh bidang usaha mulai dari kuliner, jasa, fashion, dll.

Masih adanya keterbatasan ruang gerak dan ditutupnya berbagai jalur pendistribusian perdagangan dinilai menjadi penyebab utamanya, walaupun mayoritas responden sudah melakukan pemasaran via online dan offline, mencari pasar baru hingga melakukan pivot bisnis.

Berbeda dengan perusahaan-perusahaan lain, Paper.id sebagai sebuah startup cloud software profesional yang berfokus kepada supply chain distributor dan supplier consumer goods tidak terlalu terdampak. Kabar baiknya, tahun 2020 adalah tahun masa kejayaan Paper.id dalam menunjukkan taringnya dibandingkan dengan tiga tahun sebelumnya.

Buktinya, memasuki momen di penghujung tahun 2020, sejumlah pencapaian mengesankan telah ditorehkan oleh Paper.id sebagai sebuah perusahaan software e invoicing dan akuntansi terbesar di Indonesia.

Baca juga: Hasil survei, pandemi mendorong UMKM untuk lebih kreatif untuk membuat inovasi!

Pelopori software e invoicing di Indonesia, Paper.id memfasilitasi transaksi invoice hingga 3 triliun Rupiah!

Yang pertama adalah Paper.id berhasil menyabet penghargaan bergengsi Dunia Fintech Awards 2020 untuk kategori Software-as-a-Service terbaik. Penghargaan ini diberikan atas kontribusi positif Paper.id terhadap perkembangan inklusi keuangan dan industri digital di tanah air baik dari segi inovasi maupun legalitas terutama untuk mempercepat dan memperlancar kegiatan pelaku bisnis.

Yang tidak bisa dikesampingkan berikutnya adalah volume pertukaran invoice, pertumbuhan user, dan penggunaan solusi pendanaan yang semakin signifikan. Selama tahun 2020, Paper.id telah berhasil memfasilitasi pertukaran e invoicing hampir satu juta invoice dengan total nilai sebesar lebih dari 3 triliun Rupiah.

Pencapaian Paper.id di tahun 2020

Paper.id juga sudah dipercaya oleh lebih dari 200.000 pelaku bisnis di Indonesia dan berhasil memberikan akses permodalan melalui empat mitra P2P Lending-nya dengan nilai lebih dari 55 milyar rupiah. “Dengan rata-rata sekitar 20.000 member yang aktif menggunakan fitur kami perbulannya, aplikasi paper.id yang telah didownload lebih dari 100.000 kali, dan ini semakin mengukuhkan posisi kami sebagai pemimpin dalam industri ini”, tambah Jeremy Limman selaku CEO Paper.id.

Di bidang sistem keamanan, Paper.id juga berhasil menjadi salah satu perusahaan startup Software-as-a-Service yang telah mengantongi sertifikat ISO 27001:2013 sebagai komitmen kami untuk melindungi kerahasiaan dan keamanan data pengguna sesuai dengan standar yang telah diakui oleh dunia.

Baca juga: Menyingkap upaya pelaku usaha untuk tetap bertahan selama pandemi COVID-19

Ingin menjadi startup unicorn, Paper.id berniat untuk mengembangkan dirinya di 2021!

Menyoal keterlibatan aktif Paper.id dalam pertumbuhan UMKM di Indonesia yang kini sudah berkisar 67 juta melalui digitalisasi, Jeremy Limman menyambut hal tersebut dengan optimis. Di sisi lain, ketika disinggung dengan masih lemahnya kesadaran masyarakat terkait penerapan e invoicing dan digital payment di akhir tahun 2020, beliau mengatakan bahwa Paper.id berniat untuk melakukan akselerasi dalam pengadopsian alat-alat digital dalam bisnis UMKM di Indonesia dengan bekerja sama dengan beberapa perusahaan top di Indonesia seperti Tokopedia dan OVO.

Lebih lanjut, Paper.id juga telah melakukan sejumlah aktivitas di tahun ini, seperti ikut serta menjadi mentor dalam acara BDE 2.0 yang menyelenggarakan acara inkubasi untuk mengedukasi para pelaku UMKM lebih dari 250 orang yang terbagi kedalam 3 jenis usaha bisnis, F&B, kriya, dan fashion.  Selain itu, Paper.id juga bekerjasama dengan sejumlah institusi untuk menyelenggarakan webinar-webinar bersama SMESCO, Astra, OJK, dan lainnya.

Paper.id juga berkesempatan untuk mewawancarai sejumlah figur terkenal untuk konten interview with the expert seperti Bapak Teten Masduki (KEMENKOPUKM), Gubernur Erzaldi Djohan (Gubernur Bangka Belitung), Prof. Indra Uno (OK OCE), dan lainnya. Hasil konten berbicara seputar permasalahan dalam bisnis dan ekonomi serta diunggah di blog serta sosial media Paper.id.

Lebih jauh, Jeremy Limman menambahkan:

Dengan digitalisasi yang semakin membaik kedepan, upaya akselerasi dan program naik kelas tentu akan semakin mudah dicapai. Hal ini akan menjadi pilihan investasi terbaik sebagai mesin pertumbuhan ekonomi baru yang dapat diandalkan. Maka daripada itu, kami melihat momentum ini sebagai kebangkitan ekosistem bisnis Indonesia menuju nomor top five dunia.

Ketika ditanya tentang raihan lain yang ingin ditoreh dalam waktu dekat, Jeremy Limman dengan tegas menyebutkan bahwa Paper.id ingin menjadi startup unicorn baru di Indonesia dan ikut membesarkan nama Indonesia di kancah internasional dengan memberikan solusi-solusi lainnya yang relevan dan sesuai dengan kemajuan zaman agar dapat mengakomodir seluruh kebutuhan bisnis mulai dari usaha mikro hingga bisnis berskala besar.