Siapa yang tak kenal Subway? Salah satu merek sandwich terbesar di dunia yang terkenal dengan sandwich sehat dan lezat. Meski begitu, Subway mengalami banyak rintangan dalam perjalanannya, tak terkecuali Subway Indonesia.

Pada tahun 1990-an, Subway sempat mendominasi pusat perbelanjaan besar di Jakarta dan Bali, meskipun itu hanya berlangsung sebentar. Sempat sepi peminat, kini  Subway kembali eksis dan disukai di Indonesia setelah membuka cabangnya di Jakarta.

Lantas, bagaimana Subway bisa bangkit kembali? Apa masalah yang mereka hadapi dan apa strategi yang mereka gunakan hingga bisa jadi eksis lagi? Artikel ini akan menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut dan memberikan pelajaran yang bisa digunakan untuk bisnis. Jadi, simak hingga selesai ya.

Baca Juga: 3 Tantangan dalam Menjalankan Bisnis Keluarga, Apa Saja?

Awal Mula Subway di Indonesia

Subway adalah restoran siap saji dengan menu utama sandwich yang berdiri pada tahun 1965 di Bridgeport, Connecticut, Amerika Serikat oleh Fred DeLuca dan Dr. Peter Buck. Bisnis ini dikenal dengan konsep “Build Your Own Sandwich”, di mana pelanggan bisa memilih berbagai bahan untuk membuat sandwich yang sesuai dengan selera mereka.

Melansir Star Friday Asia, konsep ini menjadi salah satu daya tarik utama hingga berhasil melakukan ekspansi global yang cukup agresif dengan konsep waralabanya. Indonesia pun menjadi salah satu negara dalam ekspansi global ini.

Subway masuk ke tanah air pada tahun 1991, yang waktu itu  mendominasi pusat perbelanjaan besar di Jakarta dan Bali. Gerai Subway hadir di Pondok Indah Mall (PIM), Mall Taman Anggrek, Plaza Senayan, Mall Ciputra Jakarta, Wisma 46, Supermal Karawaci, serta Kuta (Bali).

Namun, karena adanya tantangan pasar, Subway tutup secara permanen di Indonesia pada Oktober tahun 2000. Meski begitu, karena tingginya permintaan dari masyarakat Indonesia, apalagi setelah banyak dipromosikan dalam tayangan drama Korea, Subway kembali ke tanah air pada tahun 2021, dengan membuka gerainya di wilayah Jabodetabek.

Kegagalan Bisnis Subway di Pasar Indonesia

Melansir halaman voi.id, awal kehadiran Subway di Indonesia sempat mendapatkan atensi warga Jakarta. Roti lapis dari restoran ini menjadi opsi utama saat warga Jakarta ingin mencoba makanan dengan cita rasa baru.

Namun, karena kesalahan Subway dalam membaca strategi pasar membuat mereka harus gulung tikar di tengah jalan. Salah satu kesalahan fatal yang dilakukannya yakni memaksakan Subway masuk ke Indonesia di saat yang kurang tepat.

Dikutip dari CNBC, Subway datang saat kelas menengah Indonesia belum terbentuk, sebab middle class baru terbentuk pada pertengahan dekade 2000-an. Ketimpangan antara masyarakat ekonomi rendah, kaya, dan sangat kaya terlihat jelas. Karenanya mereka yang mengakses makanan di Subway hanya masyarakat kaya dan sangat kaya.

Tantangan lain yang membuat Subway terpaksa gulung tikar yaitu adanya resesi tahun 1997-1998. Keadaan ekonomi Indonesia ini berdampak pada seluruh sektor, termasuk sektor kuliner.

Untuk beberapa waktu, gerai Subway sempat bertahan hingga pertengahan tahun 2000, namun dampak dari resesi membuatnya terpaksa tutup di Indonesia pada akhir tahun 2000.

Kembalinya Subway ke Indonesia

Kegagalan Subway di Indonesia sebelumnya tidak membuat bisnis ini menyerah untuk membuka gerainya kembali di tanah air. 

Menurut informasi dari Ekonomi Bisnis, kembalinya Subway ke Indonesia disebabkan juga oleh faktor promosi tidak langsung dalam drama Korea populer yang digandrungi kalangan muda. Hal itu menarik permintaan masyarakat yang cukup tinggi pada sandwich satu ini.

Terlebih, di tengah pandemi Covid-19 beberapa tahun lalu membuat masyarakat tidak bisa menikmati Subway karena perjalanan ke luar negeri yang terbatas. Dengan faktor-faktor tersebut, CEO Subway, John Chidsey tertarik untuk membuka kembali cabangnya di Indonesia.

Perusahaan pun segera mencari rekan bisnis di Indonesia dan memilih PT Sari Sandwich Indonesia yang merupakan anak perusahaan dari PT MAP Boga Adiperkasa. 

Kemitraan tersebut berhasil menghadirkan beberapa cabang Subway di Indonesia. Cabang pertamanya di Cilandak, Town Square, Jakarta, tepatnya pada 15 Oktober 2021.

Indonesia menjadi negara pertama yang menerapkan metode bisnis franchise eksklusif Subway. Artinya, pengembangan Subway yang dimotori secara tunggal oleh MAP Boga Adiperkasa.

Menurut data dari Marketeers, hingga Desember 2022 Subway sudah memiliki 53 cabang yang tersebar di Jabodetabek, Surabaya, dan Bandung. Hal ini merupakan langkah ekspansi masif setelah mereka kembali hadir di Indonesia pada 2021.

Selain ekspansi, Subway memberikan sejumlah gebrakan dengan hadir di tempat publik seperti bandara dan stasiun. Mereka juga membuka cabang pertama di rest area dan menjadi restoran yang membuka layanan drive thru di Indonesia, bahkan pertama di  Asia Tenggara.

Pelajaran Penting dari Bisnis Subway

Ada hal-hal penting yang bisa kamu pelajari dari perjalanan Subway dalam mengembangkan bisnisnya hingga sesukses sekarang. Seiring berjalannya waktu, Subway tentu belajar dari kesalahan-kesalahan di masa lalu dan melakukan banyak perbaikan. 

Berikut beberapa kunci sukses yang bisa dipelajari dari Subway, khususnya untuk kamu yang bergerak di bidang bisnis B2B.

  1. Memanfaatkan peluang dengan tepat

Seperti yang diketahui, saat ini banyak kalangan muda yang sudah terpengaruh dengan Korean Wave, hingga apa pun yang berhubungan dengannya selalu menjadi trend yang diikuti, tak terkecuali dalam hal kuliner.

Subway sendiri memiliki cabang di Korea Selatan, hingga mereka memanfaatkan peluang ini dengan mempromosikannya dalam serial drama Korea populer yang banyak digandrungi berbagai kalangan.

Dengan promosinya tersebut, membuat banyak penonton dari serial dramanya tertarik dan ingin mencoba sandwich dari Subway, tak terkecuali peminat dari Indonesia. Bahkan, melansir Detik Finance, Chief Executive Officer Subway, John Chidsey menyatakan bahwa permintaan kehadiran Subway yang tinggi datang dari berbagai negara, salah satunya Indonesia. 

  1. Memanfaatkan media sosial

Salah satu strategi marketing yang dilakukan oleh Subway yakni memanfaatkan media sosial dengan maksimal, seperti Instagram, Facebook, Twitter, hingga TikTok. Seperti yang kamu tahu, jika dibandingkan dulu saat ini media sosial tidak bisa dipisahkan dari kehidupan sehari-hari masyarakat, termasuk Indonesia.

Subway menggunakan teknik marketing di media sosial dengan membuat konten-konten menarik yang disesuaikan dengan trend Indonesia. Melansir halaman LinkedIn, Subway memang terus berhasil menjual penawaran yang dipromosikannya tanpa memaksakan tema periklanan yang terlalu jauh dari produknya.

Bahkan banyak promo yang mereka tawarkan untuk menggaet banyak audiens, dan tidak lupa mereka juga selalu membuat konten yang mengajak audiensnya berinteraksi. Hingga saat ini akun instagram Subway Indonesia  pun sudah memiliki  172k followers loh.

Dengan strategi digital marketing yang bijak di media sosial, Subway telah membangun dan mempertahankan hubungan kuat dengan pelanggan mereka, yang telah berkontribusi pada kesuksesan bisnisnya.

  1. Kustomisasi produk dan lokasi yang strategis

Saat ini kesadaran masyarakat perkotaan Indonesia akan pola hidup sehat terus meningkat. Bahkan melansir halaman Bisnis Style, tiga dari empat atau sekitar 75% masyarakat perkotaan ingin memiliki pola makan yang lebih sehat, seperti halnya buah dan sayuran, apalagi setelah adanya pandemi Covid-19.

Untuk itulah, kehadiran Subway di Indonesia khususnya di kota-kota besar sangat diminati, karena sandwich sebagai produk andalannya, menawarkan  produk makanan yang sehat namun tetap enak.

Bukan itu saja, Subway juga memberikan kesempatan bagi pelanggan untuk menyesuaikan sandwich yang mereka pesan. Pelanggan dapat memilih bahan-bahan yang disukai untuk membuat sandwich yang sesuai dengan selera dan preferensi makanannya.

Selain itu, pemilihan lokasi yang tepat menjadi salah satu kunci kesuksesan bisnisnya. Subway selalu memilih lokasi strategis, misalnya pusat perbelanjaan yang ramai. Karena, lokasi yang baik sangat membantu dalam menarik banyak pelanggan.

  1. Memberikan pelayanan yang unik dan konsisten

Subway dikenal dengan konsep “three second smiles” dan “three minutes services” yang berarti karyawan selalu menyambut pelanggan dengan senyuman dan berusaha melayaninya dalam waktu tiga menit. Kecepatan dan pelayanan yang ramah merupakan prioritas utama Subway hingga menarik perhatian pelanggan.

Dengan berbagai strategi tersebut, Subway berhasil menghadapi tantangan di pasar Indonesia, hingga mencapai posisinya yang kuat di pasar makanan cepat saji.

Selain itu, melihat perjalanan Subway di Indonesia, membuat kita tersadar bahwa kesuksesan suatu brand di tingkat global, belum tentu membuatnya sukses di pasar lain. Jadi, sangat penting bagi pelaku bisnis untuk mengadopsi strategi yang sesuai dalam membangun dan menjaga keberhasilan sebuah brand.

Baca Juga: 4 Syarat Bisnis Anda Dapat Dikembangkan dengan Sistem Franchise atau Kemitraan

Nah, itulah informasi lengkap tentang perjalanan Subway di Indonesia dan pelajaran penting yang bisa diterapkan untuk strategi bisnis kamu. Jika Subway dapat memberikan kustomisasi produk atau sesuai keinginan konsumen, bisnis kamu bisa memberikan fleksibilitas dalam pembayaran tempo sebagai kelebihannya.

Seperti yang diketahui, melakukan pengelolaan tempo pembayaran menjadi kunci dalam menjaga hubungan bisnis yang baik.

Meski begitu, pengaturan tempo pembayaran ini bisa memakan waktu yang lama bila mengatur invoicenya secara manual. Tapi tenang, ini tidak berlaku bila kamu menggunakan Paper.id.

Paper.id akan membantu kamu melakukan proses invoicing secara online, yang mana semua proses bisa dilakukan secara praktis dan tepat waktu. Mulai dari pembuatan, pengiriman, hingga pelacakan invoice bisa dilakukan dengan otomatis. Sangat menarik bukan?

Tak perlu ragu, yuk gunakan Paper.id sekarang dan nikmati manfaatnya. Gratis! 

Nadiyah Rahmalia