Di era revolusi digital seperti sekarang, kesempatan usaha baru bermunculan di mana-mana, termasuk di Indonesia. Salah satu fenomena yang sedang menggemparkan negeri ini adalah usaha Jastip, singkatan dari “Jasa Titip”.

Seolah menjadi mantra bagi para pecinta belanja, Jastip sudah mengubah cara konsumen berbelanja dengan cara yang lebih praktis. Nggak perlu lagi repot-repot datang ke toko fisik, menghabiskan waktu berjam-berjam mencari barang, bahkan sampai terbang ke negara lain.

Dengan Jastip, semua bisa terselesaikan dengan mudah hanya tinggal hubungi shopper atau “jastiper” yang siap bantu mencari, membeli, dan mengantarkan barang yang diinginkan sampai ke rumah. 

Namun, dibalik itu semua, jadi mengundang pertanyaan besar: “apakah fenomena Jastip ini membawa keuntungan atau malah buntung bagi para pelakunya?” Di samping bisa jadi peluang usaha yang menggiurkan, tetapi tidak bisa dipungkiri kan pasti usaha ini juga punya potensi buntung?

Tenang! Berikut ini ada beberapa keuntungan dan potensi buntung dari usaha Jastip. Simak selengkapnya sampai bawah, ya!

Keuntungan Jastip yang Menggiurkan

Komisi dari Setiap Transaksi

Kamu akan mendapatkan komisi dari setiap transaksi yang berhasil kamu lakukan. Ini berarti bahwa semakin banyak transaksi yang sukses diselesaikan, semakin besar pula potensi keuntungan yang akan kamu dapatkan.

Intinya, kamu harus bisa cermat dalam menentukan strategi komisi yang bisa kamu dapatkan dari setiap komisi. Misalnya, kamu membuat paket layanan premium yang menawarkan nilai tambah bagi konsumen dengan cara memberikan layanan yang lebih cepat, jaminan pengemasan, pengecekan kualitas produk secara menyeluruh, atau memilih produk eksklusif yang sulit ditemukan di tempat lain.

Alternatif lainnya, mungkin kamu bisa tingkatkan komisi dari segi berat barang, karena barang-barang yang lebih berat mungkin memerlukan usaha dan biaya lebih besar dalam proses pengangkutan dan penanganannya. 

Waktunya Lebih Fleksibel

Sebagai seorang Jastiper, kamu bisa mengatur jadwal kerja kamu sendiri sesuai dengan kenyamanan dan kesibukan kamu sendiri. Jadi, kamu punya kendali atas waktu dan menjalankan bisnis dengan lebih leluasa.

Hal ini juga memungkinkan kamu bisa menjalankan bisnis Jastip sebagai pekerjaan part-time atau bahkan full-time, lho. Jika kamu punya pekerjaan utama, bisnis ini cocok sekali jadi sumber tambahan yang sangat menggiurkan.

Punya Kesempatan Mengembangkan Skill Bahasa

Jastip kan sering melibatkan pengiriman produk dari dalam hingga luar negeri, nah ini bisa membuka peluang untuk berinteraksi dengan penjualan atau supplier dari berbagai negara. Dengan demikian, kamu bisa mengembangkan keterampilan bahasa asing, bahkan sampai bisa memahami budaya bisnis yang berbeda.

Misalnya, kamu open Jastip produk dari Jepang, kemungkinan besar kamu berpeluang untuk berinteraksi dengan penjual dari Jepang. Dalam prosesnya, kamu bisa berkomunikasi menggunakan bahasa Jepang, seperti menyapa, mengucapkan terima kasih, atau bertanya tentang ketersediaan barang.

Berpeluang untuk Menjadi Ahli Niche

Jastip sering berfokus pada produk-produk tertentu atau niche tertentu. Dengan fokus yang jelas pada niche tertentu, kamu bisa saja jadi ahli di bidang tersebut dan menarik konsumen yang memiliki minat khusus pada produk-produk tersebut.

Sebagai contoh, kamu memutuskan untuk fokus pada niche produk kecantikan dari Korea. Nah, kamu bisa mengembangkan keahlian dan pengetahuan mendalam mengenai produk kecantikan Korea. Kau bisa mengikuti perkembangan terbaru di industri itu, mengenali merek-merek terkemuka atau yang sedang viral, dan memahami manfaat dan keunikan dari masing-masing produk.

Ingat, konsumen yang memiliki minat khusus pada produk kecantikan Korea, tentu akan merasa lebih percaya untuk menggunakan Jastip yang kamu lakukan karena mereka tahu bahwa kamu adalah ahli dalam niche tersebut.

Baca juga: Ambil Barang Jadi, Impor atau Lokal, mana yang Lebih Menguntungkan?

Potensi Buntung yang Perlu Diwaspadai

Walaupun fenomena Jastip menawarkan banyak manfaat, kamu juga perlu hati-hati terhadap risiko buntung dari usaha Jastip ini. Nah, berikut ini beberapa potensi buntung yang perlu dipertimbangkan:

Penipuan atau Kecurangan

Ada risiko konsumen yang tidak jujur atau menipu yang bisa memanfaatkan layanan Jastip untuk memperoleh produk tanpa niat untuk membayar atau membatalkan pesanan setelah kamu melakukan pembelian.

Nah, ini bisa menyebabkan kerugian secara finansial dan waktu. Untuk itu, kamu harus bisa melakukan inisiasi agar terhindar dari dampak tersebut, misalnya dengan meminta pembayaran penuh di awal atau DP terlebih dahulu sebelum melakukan pembelian produk.

Selain itu, pastikan juga bawa alamat email, nomor telepon, alamat hingga jika perlu akun media sosialnya yang diberikan oleh konsumen benar-benar valid. Ini akan memberikan perlindungan keuangan bagi bisnis kamu jika terjadi pembatalan pesanan atau masalah pembayaran.

Fluktuasi Mata Uang dan Tarif Bea Cukai

Bisnis Jastip yang sering kali melibatkan produk dari luar negeri berisiko terkena fluktuasi mata uang dan perubahan tarif Bea Cukai. Perubahan nilai keduanya bisa mempengaruhi komisi yang kamu dapatkan, lho!

Untuk itu, kamu perlu melakukan planning anggaran dengan cermat, kamu bisa bisa memulai dengan riset mengenai pertukaran mata uang dan tarif Bea Cukai terkini. Dengan begitu, kamu bisa menghitung komisi yang realistis dan memahami potensi risiko yang bisa mempengaruhi pendapatan kamu.

Misalnya, kamu punya bisnis jastip produk fashion dari luar negeri ke dalam negeri dengan rincian perhitungan sebagai berikut:

  • Produk: Kamu menjastip 100 potong pakaian dengan harga unit sebesar $20
  • Pertukaran Mata Uang: Saat ini, kurs tukar mata uang rupiah ke dolar AS adalah 1 USD = Rp 14.000
  • Tarif Bea Cukai: 10% dari nilai CIF (Cost, Insurance, Freight) dengan biaya pengiriman dan asuransi $300.

Dengan informasi di atas, maka dapat dihitung:

Cara menghitung Komisi Jastip

Nah, apabila kamu ingin mendapatkan keuntungan dari komisi sebesar 15% dari total nilai barang (CIF) dalam mata uang lokal, begini perhitungannya:

Komisi = 0.15 x  Rp 32.200.000

= Rp 4.830.000

Jadi, berdasarkan perhitungan di atas, kamu harus menghitung komisi sebesar Rp 4.830.000 dari bisnis jastip ini. 

Keterlambatan atau Kerusakan Produk

Dalam proses pengiriman barang ke konsumen, terdapat potensi risiko keterlambatan pengiriman atau barang yang rusak saat tiba di tangan konsumen. Selain bisa berpotensi adanya biaya tambahan, hal ini juga bisa menyebabkan ketidakpuasan konsumen, lho!

Maka dari itu, kamu perlu mengambil tindakan pencegahan dan strategi untuk mengatasi risiko hal tersebut. Misalnya, kamu bisa bekerja sama dengan jasa pengiriman yang terpercaya dan memiliki track record yang baik.

Selain itu, sebelum mengirim barang ke konsumen, kamu bisa lakukan double check kualitas produk secara menyeluruh. Pastikan barang dalam kondisi baik dan sesuai dengan pesanan konsumen.

Baca juga: Cara Buat PT Perorangan, Mudah dan Sesuai UU Cipta Kerja!

Nah, demikian keuntungan dan potensi buntung dari bisnis Jastip. Pada intinya, fenomena Jastip di Indonesia memang menawarkan keuntungan yang begitu menggiurkan. Namun, perlu diingat, tentunya tetap akan ada risiko kerugian yang harus kamu waspadai seperti yang sudah dijelaskan di atas.

Selain itu, diperlukan komitmen untuk memberikan pelayanan yang terbaik dan tetap jaga reputasi kamu untuk membangun bisnis Jastip yang sukses dan berkelanjutan. Jadi, terkait untung atau buntung, ya balik lagi ke kamu sebagai Jastiper, mau untung atau buntung?

Yuk, ikuti terus informasi atau berita seputar bisnis menarik lainnya hanya di Blog Paper.id. Atau kamu mau kelola bisnis Jastip kamu jadi lebih praktis? Pakai saja Paper.id. Aplikasi invoice dan pembayaran B2B gratis untuk semua jenis usaha, atur tempo pembayaran bisnis serta kirim dan terima pembayaran dari konsumen jadi lebih mudah. Klik tombol di bawah ini untuk mendaftar. GRATIS!

Muhamad Dika Wahyudi