Apa itu dropship? Secara singkat, dropship adalah merupakan sebuah metode penjualan dimana kamu bisa menjual sesuatu tanpa harus memiliki atau membuat produknya. Dengan kata lain, kamu menjual produk orang lain dan akan mendapatkan ‘upah’ atas jasa yang dilakukan tersebut.
Bisnis dropship memang minim akan resiko sebab kamu tidak harus memiliki produk. Namun di sisi lain, keuntungan yang didapatkan tidak akan sebesar sang pemilik sebab mereka menanggung resiko yang lebih besar, semisal, kerugian, kegagalan penjualan hingga yang terburuk mengalami kebangkrutan.
“Apakah kamu membutuhkan panduan untuk memulai bisnis dropshipping? Jika iya, kamu bisa mendapatkan ebook gratis tanpa harus membayar sepeserpun dengan cara klik di bawah ini. Kalo kamu membutuhkan software invoice buat pengelolaannya, bisa klik disini.”
Baca Juga: Buku Bisnis Dropshipping GRATIS, Memulai Bisnis Ratusan Juta Rupiah Tanpa Modal
Sayangnya, dropshipping tidak bisa dijadikan sebagai bisnis tetap sebab kamu menggantungkan diri terhadap produk orang lain. Apabila produk tersebut berhenti produksi atau bangkrut, kamu tidak akan lagi memiliki produk untuk dijual. Lantas dengan kesimpulan sederhana tersebut, apakah dropshipping masih bisa disebut sebagai sebuah metode yang profitable pada 2019 ini?
Niche Paling Profitable
Sebelum melihat apakah bisnis dropshipping itu masih menguntungkan atau tidak, mari melihat data yang dibuat oleh Alidropship. Salah satu anak bisnis dari Alibaba Group tersebut merilis produk-produk dropship yang berpotensi menghasilkan keuntungan besar pada tahun 2019 ini.
Alibaba menyimpulkan secara global jika niche dropshipping yang bakal digandrungi oleh pemilik bisnis pada tahun ini adalah perhiasan. Di posisi kedua, produk fashion masih mendominasi dan jenis tas wanita menjadi yang paling banyak dibeli. Itu kenapa brand-brand besar dunia mulai melihat dropshipp sebagai sebuah metode yang cukup menguntungkan bagi mereka.
Selain perhiasan dan fashion, barang-barang elektronik seperti smartphone dan alat penunjangnya (charger, earbud hingga casing) masih menjadi ‘primadona’. Hal itu bisa dilihat dari semakin besarnya minat seseorang dalam membeli sebuah smartphone. Bahkan, ada sebagian orang yang memiliki dua buah gadget untuk menunjang kebutuhan sehari-hari mereka.
Tips Mencari Produk Dropshipper
Produk apa yang cocok untuk dijual dengan metode dropship? Apakah dengan mengikuti tren yang sedang berkembang akan membuat bisnis yang kamu buat juga akan maju? Tentunya tidak. Dalam pencarian jati diri mengenai apa itu dropship? Jason Coupon, pemilik The Critter Depot membagikan pengalamannya.
“The Critter Depot merupakan sebuah dropshipper yang bergerak di bidang penjualan hewan-hewan kecil untuk panganan peliharaan (misalnya cacing, jangkrik dll). Usaha yang didirikan oleh Jason Coupon ini cukup unik dan tidak banyak ditiru oleh pemilik bisnis lainnya.”
Bagi seorang Jason Coupon mencari produk yang tepat untuk dijual secara dropship tidak harus bergantung dengan bisnis apa yang sedang tren. Sebaliknya, Jason mengatakan jika orang-orang seharusnya mencari produk berdasarkan dengan kebutuhan pasar saat ini namun memiliki kompetisi yang rendah.
Untuk melakukan hal tersebut, Jason Coupon mengatakan apabila orang-orang bisa melihatnya melalui keyword di Google. Cari sebuah keyword bisnis yang sedang dicari-cari oleh banyak orang tetapi tidak banyak yang bermain di ranah bisnis tersebut. Dengan cara itu pula, ia bisa mulai membuat The Critter Depot.
Tak Bisa Bersaing di Marketplace
Apa itu dropship? bisakah mereka bersaing di pasar online, seperti ecommerce dan marketplace? Jawabannya tidak. Bagi para penjual pihak ketiga, bermain di Tokopedia, Bukalapak hingga Lazada merupakan sebuah kesalahan besar. Sebab disana, setiap penjual harus bersaing harga semurah mungkin sedangkan mereka harus menjual lebih ‘mahal’ agar bisa mendapatkan keuntungan.
Bagaimana jika seorang dropshipper mencoba menjual produk yang niche terpopuler? Hal tersebut tetap saja tidak membantu. Para pemain di marketplace adalah mereka yang membuat, menjual dan mendistribusikan produk mereka sendiri. Dengan begitu, mereka bisa menekan anggaran budget sehingga mendapatkan keuntungan yang minim.
Lagi pula, target penjualan di marketplace itu berbeda dengan pasar offline. Sebab setiap penjual bersaing dengan memberikan harga termurah dengan harapan bisa mendapatkan banyak konsumen. Dengan begitu, keuntungan yang didapatkan semakin besar. Lantas, bagaimana nasib para dropshipper jika tidak dijual melalui marketplace?
Satu-satunya channel yang bisa dimanfaatkan oleh para dropshipper adalah melalui media sosial. Namun mereka harus bersabar sebab membutuhkan waktu untuk membesarkannya. Hanya akun-akun berverifikasi saja yang biasanya menjadi prioritas para konsumen. Semua orang pasti hanya ingin membeli produk di akun yang sudah terkenal saja, bukan?
Baca Juga
Apa itu Dropship: Masih Profitable di 2019?
Setelah mengenal bisnis dropshipping dan juga cara mencarinya, mari kembali ke pertanyaan awal. Apakah jenis bisnis dropship masih laku pada tahun ini? Jawabannya adalah tergantung dari bagaimana cara kamu mengelola dan mengembangkan jenis bisnis tersebut. Sebab, dropshipping hanya akan berhasil apabila kamu mengikuti tips-tips yang ada di atas.
Selain membuat akun di media sosial, bisnis dropshipp juga akan bisa berhasil apabila kamu memiliki relasi-relasi yang berpotensi membesarkan pasar, semisal influencer, selebgram dll. Sebab, mereka akan dengan ‘baik hati’ mempromosikannya di akun mereka yang mempunyai engagement besar.
Jika kamu memiliki kisah sendiri mengenai bisnis dropship, silahkan tulis di kolom komentar ya!
- Kelebihan dan Kekurangan Virtual Credit Card Dibandingkan Kartu Kredit Fisik - Oktober 3, 2024
- AP Automation Cost dan Dampaknya Dalam Mengurangi Anggaran Bisnis - September 24, 2024
- Cashback s.d Rp250 Ribu Dengan Visa Commercial Card! - September 20, 2024