“Harga merupakan aspek yang penting dalam bisnis” statement ini umum dan sering kali di dengar, oleh karena itu penting untuk menentukan harga yang tepat buat produk kamu. Namun ketika sudah menetapkan harga yang pas untuk suatu produk, secara tidak langsung akan menetapkan persepsi buyer terhadap nilai produk tersebut.
Sebagai contoh, perusahaan pakaian bermerk yang menetapkan harga produk mereka dengan angka yang tinggi cenderung menciptakan persepsi eksklusivitas dan kualitas yang lebih tinggi di kalangan buyer mereka.
Oleh karena itu, dalam artikel ini akan membahas tentang 3 strategi utama dalam penetapan harga yang efektif pada suatu produk, karena hal itu tidak hanya mencerminkan keuntungan bisnis, tetapi juga memperkuat persepsi positif buyer terhadap nilai produk mereka. Simak selengkapnya dalam artikel ini.
Baca Juga: Bingung Kapan Harus Menaikkan Harga Barang? Cek Disini Caranya
Apa itu Strategi Penetapan Harga?
Strategi penetapan harga adalah pendekatan yang digunakan oleh perusahaan untuk menentukan harga produk atau layanan mereka. Tujuan utama dari strategi ini adalah untuk mencapai keseimbangan antara keuntungan maksimal dan permintaan buyer yang optimal.
Dalam strategi penetapan harga, perusahaan harus mempertimbangkan beberapa faktor, termasuk biaya produksi, persaingan di pasar, dan tujuan jangka panjang perusahaan.
3 Metode Penetapan yang Sering Digunakan
Dalam strategi penetapan harga, berikut 3 metode penetapan yang sering digunakan, yakni Value based pricing, Competitor based pricing, dan Cost plus pricing. Berikut masing-masing penjelasannya:
1. Value Based Pricing
Value based pricing adalah strategi penetapan harga yang menekankan nilai yang diberikan oleh produk atau layanan kepada buyer. Harga ditentukan berdasarkan manfaat dan nilai yang dirasakan oleh buyer, bukan hanya biaya produksi.
Sebagai contoh, ketika ada sebuah toko kue A, yang baru dibuka di daerah Jakarta. Toko ini memiliki suasana dan layanan yang cukup bagus, dan unik, terutama dalam hal pengemasan dan kualitas kue yang dibuat. Toko kue ini menetapkan harga Rp 250.000 per kue, jauh diatas harga pasaran kue pada umumnya.
Buyer yang cenderung pergi ke toko kue A yang baru saja dibuka biasanya penasaran akan hal apa yang membuat mereka menetapkan harga tersebut, seperti layanan yang unik, bahan yang digunakan, atau bahkan cerita dari tiap kue yang dibuat, yang mungkin berbeda dari biasanya.
Dengan memahami contoh diatas, maka pemahaman akan persepsi nilai buyer itu penting. Dengan itu perusahaan dapat mengoptimalkan pendapatan dan keuntungan serta membedakan diri dari pesaing di pasar. Jadi bisa dikatakan value based pricing merupakan metode penetapan harga yang melakukan pendekatan melalui customer.
2. Competitor Based Pricing
Competitor based pricing adalah strategi penetapan harga yang didasarkan pada harga yang ditetapkan oleh pesaing. Dalam pendekatan ini, perusahaan menetapkan harga produk atau layanan mereka dengan memonitor dan menyesuaikan harga mereka dengan harga yang ditawarkan oleh pesaing terdekat.
Tujuan dari competitor based pricing adalah untuk bersaing secara langsung dengan pesaing dalam hal harga, dengan harapan dapat menarik buyer dengan menawarkan harga yang serupa atau lebih rendah. Strategi ini sering digunakan dalam industri yang sangat kompetitif, di mana harga menjadi faktor utama dalam keputusan pembelian buyer.
Contohnya, dalam industri FnB, sebuah toko kue A yang berada di lokasi yang sama dengan beberapa pesaingnya, ia juga memiliki kualitas yang sama dengan produk dari pesaingnya juga.
Toko A tersebut akhirnya menggunakan strategi competitor based pricing dimana jika pesaingnya menawarkan harga yang lebih rendah, maka toko kue A tersebut bisa menyesuaikan harga agar tetap kompetitif dan memikat buyer.
Jika pesaing menjual kue dengan harga Rp 100.000, maka toko kue A bisa menetapkan harga sekitar Rp 99.000 atau menawarkan promo diskon yang menarik untuk buyer.
Dengan melihat dan merespons harga pesaing, toko kue A tersebut berharap dapat mempertahankan pangsa pasar dan menjaga daya saing di industri FnB yang kompetitif.
3. Cost Plus Pricing
Cost plus pricing adalah strategi penetapan harga di mana perusahaan menentukan harga produk atau layanan berdasarkan biaya produksi ditambah dengan margin keuntungan yang diinginkan.
Dalam pendekatan ini, perusahaan menghitung semua biaya yang terkait dengan produksi, termasuk biaya bahan baku, tenaga kerja, overhead, dan biaya operasional lainnya.
Setelah itu, mereka menambahkan margin keuntungan tertentu ke biaya tersebut untuk menentukan harga jual. Tujuan dari cost plus pricing adalah untuk memastikan bahwa setiap penjualan akan menghasilkan margin keuntungan yang diinginkan oleh perusahaan.
Kamu bisa menggunakan rumus berikut ini untuk menghitung cost plus pricing. Berikut ini rumusnya:
Namun, jika tidak semua rumah terjual, ada kemungkinan laba akan menurun atau bahkan mengalami kerugian.
Pendekatan ini juga relatif sederhana dan mudah diimplementasikan karena didasarkan pada biaya yang terukur. Dengan menggunakan cost plus pricing, perusahaan dapat memiliki visibilitas yang baik tentang biaya dan keuntungan mereka dalam menetapkan harga produk atau layanan.
Baca Juga: Pentingnya Menjaga Hubungan Dengan Produsen Makanan Untuk Menjaga Kualitas Produksi
Bagaimana Memilih Strategi Penetapan Harga yang Tepat?
Berikut adalah beberapa langkah yang dapat membantu kamu dalam memilih strategi penetapan harga yang efektif:
1. Kenali pasar dan pesaing
Lakukan riset pasar untuk memahami buyer, dan kebutuhan mereka.. Caranya kamu bisa menggunakan metode survei, wawancara, dan analisis data untuk memahami preferensi, kebutuhan, dan perilaku buyer.
2. Pertimbangkan tujuan bisnis
Tentukan tujuan bisnis jangka pendek dan jangka panjang, termasuk target penjualan, margin keuntungan yang diinginkan, dan posisi pasar yang ingin dicapai. Sebagai contoh, jika tujuan bisnis adalah mencapai pangsa pasar yang lebih tinggi, strategi penetapan harga harus didesain untuk bersaing dengan pesaing dan menarik buyer baru.
3. Analisis biaya
Teliti dan pahami semua biaya yang terkait dengan produksi, pemasaran, distribusi, dan operasional. Pastikan harga yang ditetapkan dapat mencakup biaya tersebut dan menghasilkan margin keuntungan yang memadai.
Untuk mengetahui analisis biaya yang dikeluarkan, kamu bisa menggunakan metode cost plus pricing dengan rumus BIAYA TOTAL + MARGIN = HARGA JUAL. Dengan mengetahui biaya yang dikeluarkan, maka kamu dapat menetapkan harga pada produk atau layanan kamu.
4. Tinjau nilai produk atau layanan
Evaluasi nilai yang dihadirkan oleh produk atau layanan kamu bagi buyer. Dengan cara melakukan wawancara mengenai feedback produk atau layanan kamu. Yang harus dipertimbangkan seperti kualitas produk, keunikan produk, dan manfaat yang dirasakan oleh buyer.
5. Pertimbangkan segmen pasar
Jika bisnis kamu melayani beberapa segmen pasar dengan karakteristik dan preferensi yang berbeda, pertimbangkan untuk menerapkan strategi penetapan harga yang berbeda untuk setiap segmen tersebut.
Selain langkah-langkah di atas, penting untuk terus memperhatikan perubahan dalam pasar, tren industri, dan perilaku buyer. Fleksibilitas dan adaptabilitas dalam strategi penetapan harga akan membantu bisnis kamu untuk tetap relevan dan kompetitif di pasar yang selalu berubah.
Baca juga: Masalah di Tahun Pertama Bisnis: Pelajaran Berharga untuk Kesuksesan
Nah itulah 3 metode penetapan harga yang sering digunakan oleh banyak pebisnis secara umum. Mulai dari Value based pricing, competitor based pricing, dan cost plus pricing. Kamu bisa menggunakan salah satu dari 3 metode penetapan harga tersebut untuk diterapkan untuk bisnis kamu.
Selain strategi penetapan harga merupakan hal yang penting untuk bisnis, ada faktor lainnya yang penting untuk bisnis, yaitu metode pembayaran yang disediakan untuk customer.
Untuk mempermudah dalam menyediakan beragam metode pembayaran, kamu bisa menggunakan software invoice digital seperti Paper.id. Mulai dari transfer bank, kartu kredit, dompet digital, hingga marketplace, semua tersedia tanpa perlu menyediakan satu per satu.
Daftarkan segera bisnis kamu sekarang juga dan nikmati semua fitur serta produk yang ada di Paper.id dengan cara klik tombol di bawah ini!
- Perbedaan Nota dan Kwitansi, Serupa Tapi Tak Sama! - Oktober 7, 2024
- 5 Rekomendasi Software Akuntansi Terbaik untuk Usaha Jasa - Oktober 4, 2024
- 6 Rekomendasi Software HR Terbaik dengan Fitur Mumpuni - Oktober 4, 2024