Menjual produk bisa diibaratkan seperti bermain Sudoku Puzzle. Susah dimenangkan namun akan ada kenikmatan pada saat menyelesaikannya.

Apalagi, produk yang sedang kamu jual itu belum terkenal. Pastinya, kamu harus melakukan hal tersebut dari 0.

Ambil dari contoh dari menjual berbagai barang fashion, seperti baju, celana, jaket ataupun sweater. Jika kamu menjual produk dengan harga yang setara dengan UNIQLO, maka kamu akan tahu hasilnya.

Ya, penolakan. 

Pelanggan akan lebih tertarik untuk membeli produk dari UNIQLO karena mereka sudah pasti berkualitas dan juga terkenal. Tidak ada alasan untuk membeli produk milikmu.

Lantas, apa yang kamu lakukan? Jawaban termudahnya adalah dengan menurunkan harga tersebut agar pelanggan bisa melihat sisi lain yakni ekonomis.

Dengan kata lain, kamu unggul dari segi harga yang ekonomis dibandingkan sainganmu tersebut. Namun, sebenarnya kamu bisa menggunakan beberapa teknik penjualan di bawah ini jika ingin memenangkan hati pelanggan kamu. 

Fyi, teknik penjualan ini bisa kamu terapkan di segala jenis apapun. Yang terpenting, pastikan kamu menggunakannya pada jenis bisnis yang tepat ya.

The Now or Never Close

Now or Never

Ini merupakan salah satu teknik penjualan yang sering digunakan. Mungkin, kamu telah menggunakannya juga namun kamu tidak sadar jika itu yang dimaksud dengan The Now or Never Close.

Singkatnya, ini adalah teknik dimana mengajak pelanggan untuk melakukan closingan (pembelian) dalam waktu singkat. Di sisi lain, pembelian tersebut bisa dimanfaatkan oleh pelanggan untuk mendapatkan benefit-benefit tertentu.

Ketika kamu memberikan ‘bumbu’ benefit tertentu, pelanggan akan merasakan sense of urgency sehingga mereka mau membeli lebih cepat dari biasanya.

Contohnya bisa kamu lihat seperti gambar di atas.

The Thermometer Close

thermometer close

Teknik penjualan selanjutnya adalah The Thermometer Close yang merupakan cara sales dimana kamu mengidentifikasi pelanggan berdasarkan ketertarikannya menggunakan produk yang dijual.

Penggunaan teknik ini biasanya diawali dengan memberikan skala dari 1-10 mengenai produk yang sedang didiskusikan. Biarkan, pelanggan menjawab sesuai dengan kebutuhannya terhadap produk tersebut.

Jika mereka memberikan nilai di bawah 6, kemungkinan besar mereka tidak tertarik dengan produk tersebut. Sebaliknya jika mereka memberikan nilai di atas angka 6, maka mereka memiliki keinginan untuk menggunakannya.

Langkah selanjutnya adalah menanyakan tentang hal apa saja yang bisa ditingkatkan dari produk tersebut.

Lihat contohnya pada gambar di atas.

The Sharp Angle Close

sharp angle close

Waktu terbaik dalam menggunakan teknik adalah ketika pelanggan tersebut sudah bersiap melakukan pembelian. Dengan kata lain, pelanggan sudah menyetujui namun ada beberapa hal minor yang belum diselesaikan sehingga tanda tangan kerjasama masih belum bisa dilakukan.

Pada saat-saat tersebut, pelanggan biasanya akan meminta ‘tambahan’ sesuatu untuk meyakinkan mereka jika produk yang dipilih merupakan opsi terbaik.

Di saat itulah, kamu bisa langsung menyediakan apa yang diminta oleh pelanggan dengan catatan mereka mau menandatangani kerjasama sekaligus.

Sebagai gambarannya, lihat percakapan yang ada di atas.

The Something for Nothing Technique

something for nothing

Orang-orang selalu beritikad baik terhadap orang lain yang bersikap sama dengannya. Hal itu sejalan dengan Principle of Reciprocity milik Dr. Robert Cialdini yang mengatakan jika orang selalu bersikap positif terhadap orang lain.

Teknik penjualan The Something for Nothing diambil berdasarkan filosofi tersebut yakni dimana penjual beritikad memberikan tambahan ‘keuntungan’ untuk pelanggan yang telah membeli produk atau jasanya.

Harapan dari hal tersebut adalah terjalinnya rasa saling percaya antara pelanggan dan penjual.

Tambahan keuntungan untuk pelanggan bisa berbentuk apa saja, semisal diskon, free ongkir, ekstra produk tertentu dll.

Lebih jelasnya, silahkan lihat contoh di atas.

The 70/30 Rule

Teknik penjualan yang terakhir adalah The 70/30 Rule

Angka 70/30 disini merefleksikan dari tingkat keaktifan percakapan yang terjadi antara penjual dan pembeli. 

Normalnya, pembeli atau potential customer mendapatkan hak bicara sekitar 70% sedangkan sisanya milik dari penjual. Kenapa harus begitu?

Rasio ini merupakan hal yang normal. Sebab ketika pelanggan mendominasi percakapan pada saat pertemuan, itu artinya mereka penasaran dan ingin tahu lebih banyak mengenai produk atau jasa yang ditawarkan.

Semakin penasaran mereka, semakin besar keinginan untuk melakukan pembelian. Itulah kenapa, penjual atau sales hanya akan berbicara untuk menjelaskan detil-detil yang tidak dimengerti oleh potential customer.

Itu dia beberapa teknik penjualan yang bisa kamu terapkan dalam bisnis kamu. Jika kamu punya bisnis namun masih dikelola secara manual, kini saatnya untuk beralih ke Paper.id.

Paper.id adalah software akuntansi gratis yang bisa memudahkan semua kegiatan bisnis kamu mulai dari pembuatan invoice, pengecekan dan pelaporan stok hingga pembayaran digital. Klik disini buat daftar gratis.