Dalam dunia bisnis, masalah arus kas seringkali menjadi hambatan yang cukup besar bagi pertumbuhan dan kelangsungan operasional suatu perusahaan. Terutama bagi bisnis kecil dan menengah (UKM), sulitnya mendapatkan akses ke modal atau likuiditas dapat menghambat kemampuan mereka untuk membayar biaya operasional, memenuhi pesanan, atau mengembangkan usaha. 

Salah satu solusi praktis yang telah menjadi semakin populer adalah invoice financing.

Pengertian Invoice Financing

Invoice financing adalah metode pembiayaan di mana perusahaan mendapatkan dana atau pinjaman bisnis dengan menjual piutang dagang (invoice) kepada pihak ketiga, seperti lembaga keuangan atau perusahaan pembiayaan. 

Ini memungkinkan perusahaan untuk mendapatkan sebagian atau seluruh nilai invoice yang belum jatuh tempo, sehingga mereka tidak perlu menunggu waktu yang lama untuk menerima pembayaran dari pelanggan mereka. Dalam hal ini, invoice berfungsi sebagai jaminan untuk mendapatkan dana segar yang dapat segera digunakan untuk memenuhi kebutuhan bisnis.

Baca juga: Mengapa UMKM Membutuhkan Invoice Financing?

Cara Kerja Invoice Financing

Proses invoice financing relatif sederhana. Biasanya, perusahaan akan mengajukan permohonan untuk mendapatkan pendanaan kepada lembaga pembiayaan yang bersedia memakai invoice mereka sebagai jaminan pinjaman. 

Setelah invoice diterima dan diverifikasi, jika calon peminjam lolos proses risk assessment, maka lembaga pembiayaan akan memberikan sebagian nilai invoice kepada perusahaan, umumnya sekitar 80-90% dari total nilai invoice, sebagai pinjaman usaha.

Setelah mendapatkan pinjaman, peminjam perlu membayar bunga pinjaman setiap bulannya ataupun di akhir tenor pinjaman, tergantung dari perjanjian kredit.

Keuntungan Invoice Financing

  1. Peningkatan Arus Kas: Invoice financing memberikan akses segera ke dana yang sebelumnya terikat dalam piutang dagang. Ini memungkinkan perusahaan untuk mengatasi keterlambatan pembayaran dari pelanggan dan menjaga kelancaran arus kas.
  2. Pertumbuhan Bisnis: Dengan dana segar yang cepat didapat, perusahaan dapat lebih mudah memanfaatkan peluang pertumbuhan seperti memenuhi pesanan baru, meningkatkan produksi, atau memperluas jangkauan pasar.
  3. Mengurangi Beban Administratif: Lembaga pembiayaan biasanya menangani tugas administratif seperti verifikasi invoice dan penagihan kepada pelanggan. Ini membantu mengurangi beban administratif bagi perusahaan.
  4. Pilihan Alternatif: Terutama bagi UKM yang sulit memenuhi syarat untuk pinjaman bank tradisional, invoice financing menjadi alternatif yang lebih mudah diakses untuk mendapat pinjaman usaha.

Baca juga: Invoice Financing: Cara Kerja Hingga Manfaatnya untuk Bisnis

Pertimbangan dan Risiko

Namun, seperti semua bentuk pembiayaan, invoice financing juga memiliki pertimbangan dan risikonya. Biaya bunga dan administrasi bisa menjadi lebih tinggi dibandingkan dengan pinjaman bank. 

Bunga pinjaman untuk produk invoice financing bisa beragam, tetapi umumnya di perusahaan Peer-to-Peer Lending (P2P Lending) berkisar antara 18% – 24% per tahunnya. 

Calon peminjam perlu memperhitungkan apakah margin atau keuntungan yang didapat dari invoice proyek ini masih lebih tinggi daripada biaya bunga yang dibebankan.

Selain itu, ada kemungkinan bahwa pelanggan yang bersangkutan tidak membayar invoice tepat waktu, yang dapat berdampak pada reputasi perusahaan dan juga mengurangi keuntungan yang diperoleh dari pembiayaan.

Jika pelanggan yang terkait tidak membayar invoice tepat waktu, pengguna invoice financing juga berpotensi terkena risiko pembayaran denda kepada lembaga keuangan / perusahaan pembiayaan apabila tidak membayar pinjaman sesuai tanggal jatuh tempo.

Kesimpulan

Invoice financing telah terbukti sebagai solusi praktis untuk mengatasi masalah arus kas bisnis, terutama bagi UKM yang sering mengalami keterlambatan pembayaran dari pelanggan. 

Dengan memberikan akses cepat ke dana yang sebelumnya terikat dalam piutang dagang, bisnis dapat tetap menjaga kelancaran operasional dan merespons peluang pertumbuhan dengan lebih fleksibel. 

Namun, sebelum memutuskan untuk menggunakan invoice financing, perusahaan perlu mempertimbangkan dengan cermat biaya, risiko, dan manfaat yang terkait untuk memastikan keputusan yang bijak dalam mengelola keuangan bisnis mereka.

Artikel ini hasil kerja sama antara Paper.id dan Akseleran

Muhamad Dika Wahyudi