Pernahkah anda bermain judi? apa yang Anda harapkan dari hal tersebut? pastinya keberhasilan menggandakan uang, bukan? kenyataannya, bermain judi tidaklah semudah membalik telapak tangan. Sebab, harapan Anda untuk menang itu terbilang lebih kecil dibandingkan dengan kekalahan atau menelan kerugian. Di dalam dunia bisnis, Anda bisa menganalogikan bermain judi dengan melakukan endorsement terhadap artis. Kenapa? karena tidak ada kepastian mendapatkan keuntungan pada akhirnya.

Namun saat ini, endorse artis memang merupakan jurus paling jitu untuk menggaet pasar, terutama bagi para generasi muda yang memang gemar berselancar di sosial media. Berdasarkan laporan dari e-Marketer, belanja iklan secara digital di Indonesia telah mencapai 477 juta dollar atau kurang lebih 6,5 triliun rupiah. Angka tersebut terus berkembang sesuai dengan minat masyarakat.

Tarif endorse artis memang berbeda-beda, tergantung dari tingkat kepopularitasan mereka dan juga berapa banyak followers yang dimiliki. Sejauh ini, di Indonesia, Syahrini bisa dibilang menjadi ‘ratunya’ iklan digital. Bagaimana tidak, untuk mengajak mantan duet Anang Hermansyah ini kerjasama, Anda membutuhkan budget yang cukup besar, yakni 150 juta per satu kali posting. Setelah mengetahui tarif yang ditawarkan, apakah Anda yakin bisa balik modal? sepertinya tidak mungkin.

Bentuk kerjasama yang diberikan memang tidak selalu uang -seperti dengan Syahrini- tetapi juga dalam bentuk lain, contohnya pemberian produk. Banyak juga vendor yang lebih suka ‘membarter’ postingan seorang selebgram dengan barang yang mereka miliki. Hal tersebut dibilang sah-sah saja karena dalam perjanjian ini tidak ada payung hukum atau undang-undang yang membatasi cara pembayaran pihak vendor kepada sang klien.

Endorsement dan Dunia Hiburan

Menurut sejarah perkembangannya, kegiatan endorse artis sebenarnya telah ada sejak lama, tepatnya di sekitar abad ke-17. Kala itu, seorang entertainer asal Inggris yang bernama Josiah Wedgewood membuat sebuah iklan komersial tentang properti alat pembuatan teh. Ia membuat suatu adegan dimana Putri Charlotte tengah menikmati morning tea. Semenjak saat itu, properti tersebut tersebut laku keras dan dikenal dengan Queensware. Bagaimana, sudah terlihat dampak dari endorsement? jika belum, lihat contoh selanjutnya di bawah ini.

Di tahun 2000 silam, Britney Spears terkenal sebagai sebuah ikon atau lambang penyanyi perempuan paling terkenal di dunia. Apapun yang ia lakukan atau apapun yang ia kerjakan, akan menjadi viral dan diikuti para fansnya yang tersebar dimana-mana. Pepsi, sebuah perusahaan minuman bersoda, melihat peluang besar di balik kejayaan sang ratu pop. Oleh karena itu, mereka mengajak Britney untuk berkolaborasi dalam sebuah produk.

Hasilnya? pepsi menjadi minuman nomor satu di dunia bahkan mengalahkan kompetitornya seperti Coca-Cola dll. Sukses besar yang diraih oleh minuman bersoda tersebut juga membuat sang penyanyi menjadi seorang endorser dengan bayaran termahal di dunia yaitu mencapai 50 juta dollar.

Sebuah studi yang dilakukan oleh jimsjournal mengatakan jika artis atau seniman dengan nama besar ternyata dapat mempengaruhi penjualan. Peningkatan tersebut terjadi karena banyak penggemar yang cenderung mengikuti kebiasaan atau behavior idolanya tersebut. Semakin berpengaruh seseorang, semakin besar pula bayaran yang akan ia dapatkan dari sekali endorse.

Endorse Artis dalam Angka

Potensi keberhasilan menggunakan endorsement dalam berbisnis memang tidak bisa dihitung secara matematis. Akan tetapi, Anda bisa memperkirakan seberapa besar engagement yang diraih, bukan hanya dihitung berdasarkan penjualan yang didapat tapi juga seberapa banyak orang yang mulai tertarik dengan produk anda. Interaksi melalui kolom komentar hingga following akun bisa menjadi pertanda berhasilnya endorsement yang Anda lakukan.

Menurut data yang didapatkan dari Social Media Week, menggunakan jasa artis untuk memperkenalkan bisnis Anda hanya meningkatkan sekitar 4% penjualan. Dengan kata lain, media promosi tersebut bukanlah cara efektif apabila Anda ingin mendapatkan keuntungan yang besar. Lagi pula, dari keuntungan sekitar 4% tersebut, Anda malah mengalami kerugian karena harus mengeluarkan kocek besar kepada artis yang mempromosikan produk Anda.

Ada beberapa hal yang menjadi penyebab endorsement tidak berjalan maksimal, salah satunya adalah pemilihan selebgram yang tidak sesuai dengan karakter produk. Biasanya, seorang pemilik usaha lebih suka memilih selebgram yang tengah naik daun ketimbang seorang selebgram yang mempunyai kesamaan visi misi dengan produk yang mereka jual. Misalnya, jika Anda menjual produk olahraga, gunakan jasa seorang atlet atau influencer terkenal yang hobi berolahraga. Dengan begitu, pasar Anda lebih tertarget.

Selain salah pemilihan endorser yang mewakili produk, banyak sekali selebgram ‘palsu’ yang mulai bermunculan. Biasanya, mereka menggunakan semacam sebuah bot yang dapat meningkatkan followers mereka dengan mudah. Pembahasan mengenai hal ini, akan dijelaskan di poin selanjutnya.

Fake Selebgram

Endorse selebgram
Endorse selebgram

Media sosial bisa menjadi lumbung uang yang sangat besar bagi para selebgram. Namun, untuk menjadi seseorang yang terkenal di dunia maya tidaklah mudah karena mereka harus mempunyai jumlah pengikut yang besar. Sulitnya menjadi tenar di media sosial, membuat beberapa pihak menghalalkan berbagai cara agar bisa memiliki massa yang besar, salah satunya adalah dengan membeli followers yang mana merupakan robot atau tidak aktif.

Di Amerika Serikat, tengah berkembang sebuah aplikasi bernama pods yang mana memungkinkan para selebgram bekerja sama. Intinya, mereka saling melempar komentar ke akun masing-masing agar mendapatkan perhatian dari pada followersnya. Dengan interaksi tersebut, followers akan mencoba melihat akun Anda dan tertarik untuk mengikuti laman pribadi Anda. Cara tersebut terbilang curang karena ‘merusak’ algoritma yang sudah dibuat sedemikian rupa oleh instagram.

Bukan hanya pods, masih banyak cara-cara curang lainnya yang dimaksudkan untuk mendapatkan keuntungan pribadi, seperti jasa memberikan love atau likes kepada sebuah postingan. Harga yang diberikan cukup beragam, tergantung dari seberapa banyak jumlah yang diinginkan. Semakin besar likes yang didapat, semakin besar juga jumlah uang yang harus dirogoh. Hal serupa terjadi kepada jasa komentar agar banyak orang terpancing untuk mengikuti akun pribadi Anda.

Dari beberapa kecurangan di atas, dapat disimpulkan jika pemilik usaha menjadi pihak yang paling dirugikan apabila mengeluarkan dana demi melakukan endorse kepada seseorang yang belum jelas asal usulnya. Lantas, bagaimanakah cara mengetahui jika selebgram tersebut sebenarnya palsu atau tidak?

  • Memiliki banyak followers, akan tetapi rendah dalam engagement seperti jumlah likes dan komentar yang tidak mendukung. Biasanya, para pengikut dari selebgram palsu tersebut adalah bot atau setingan.
  • Sering memberikan komentar ke akun lain namun dengan penggunaan kalimat yang sama, seperti nice shot, beautiful dan semacamnya.
  • Jarang memposting gambar terbaru di feed. Bagaimana bisa mendapatkan banyak followers jika tidak pernah membagikan momen?

Kesimpulan

Jika menilik dari penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, menggunakan jasa endorse artis memang mampu meningkatkan penjualan walaupun hasilnya tidak terlalu memuaskan. Namun, hal tersebut dinilai tidak berlaku apabila seorang pemilik usaha mempercayakan barang mereka kepada orang yang memiliki reputasi besar, seperti artis, penyanyi maupun olahragawan.

Sebaliknya, jika seorang pemilik usaha ingin mempromosikan barangnya kepada influencer atau selebgram, mereka harus berhati-hati. Sebab, ada banyak fake selebgram yang ‘berkeliaran’ di media sosial. Oleh karena itu, ada baiknya, sang pelaku bisnis mencari tahu dulu track record dari selebgram yang akan mereka ajak kerjasama. Kalo perlu, cari rekomendasi dari teman-teman yang telah mencoba menggunakan strategi marketing satu ini.

Bagaimana, apakah Anda ikut tertarik mencoba jasa endorse artis untuk meningkatkan penjualan di sosial media?

 

Daniel Nugraha