Yakin siap menghadapi tantangan akuntansi bisnis di masa depan sebagai pebisnis? Jangan sampai ragu menjawabnya. Kamu wajib tahu apa kebutuhan untuk bisa menghadapi tantangan yang tidak terelakkan lagi dengan perubahan yang begitu cepat.

Hal ini lantaran dipengaruhi oleh beberapa faktor yang kompleks, mulai dari perubahan iklim, perkembangan teknologi, hingga perubahan kebutuhan dari customer itu sendiri.

Maka dari itu, dibutuhkan pemahaman mendalam mengenai kebutuhan bisnis asuransi agar memastikan keberlangsungan bisnis di masa yang akan datang. Di bawah ini penjelasan selengkapnya, yuk disimak!

Dampak Perubahan Iklim pada Industri Asuransi

Perubahan iklim menjadi salah satu faktor paling signifikan yang mempengaruhi industri asuransi. Bagaimana tidak, data dan studi ilmiah, menunjukkan peningkatan kejadian bencana alam yang disebabkan oleh perubahan iklim, mulai dari banjir, badai tropis, hingga kebakaran hutan. 

Bayangkan saja, menurut BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana) kerugian ekonomi akibat bencana alam di Indonesia mencapai Rp 222,4 triliun dalam kurun waktu 2016-2022. Akibatnya, perusahaan asuransi menghadapi tekanan yang meningkat untuk membayar klaim yang lebih besar dan lebih sering.

Selain itu, laporan terbaru dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Indonesia mengalami peningkatan intensitas curah hujan dalam beberapa dekade terakhir, yang berpotensi meningkatkan risiko banjir di wilayah-wilayah tertentu.

Hal ini menuntut penyesuaian strategis dari perusahaan asuransi dalam menilai dan mengelola risiko yang terkait dengan bencana alam. Terutama, bagi masyarakat yang terdampak akibat bencana alam tersebut.

Baca Juga: Rekomendasi Aplikasi Investasi Online, Tambahan Pemasukan Pasif Untukmu!

Perkiraan Risiko di Masa Depan

Perkiraan risiko di masa depan bagi industri asuransi melibatkan sejumlah faktor yang kompleks dan beragam. Salah satunya adalah meningkatnya frekuensi dan intensitas bencana alam yang dipicu oleh perubahan iklim global. 

Bahkan, menurut Direktur Pelaksana International Monetary Fund (IMF) Kristalina Georgieva dalam CNBC Indonesia 2023 mengungkapkan,  kerugian ekonomi akibat bencana alam dari imbas perubahan iklim tembus US$ 100 miliar atau Rp 1.532 triliun (Rp 15.320/US$) per tahun.

Diperkirakan juga bahwa kerugian finansial akibat bencana alam akan terus meningkat, mendorong perusahaan asuransi untuk menyesuaikan model risiko mereka dan memperhitungkan faktor-faktor seperti perubahan pola cuaca.

Selain itu, meningkatnya jumlah klaim kesehatan menjadi perhatian penting bagi perusahaan asuransi kesehatan. Pasalnya, dengan semakin banyaknya orang yang menua dan penyakit kronis yang semakin sering muncul, perusahaan asuransi berisiko harus membayar lebih banyak untuk klaim kesehatan. Ini bisa membuat profitabilitas mereka terganggu.

Oleh karena itu, penting bagi perusahaan asuransi untuk fokus pada mencegah penyakit dan mendorong gaya hidup sehat sebagai bagian dari usaha mereka untuk mengatasi risiko kesehatan ini.

Misalnya, perusahaan asuransi bisa mengembangkan program-program pencegahan penyakit seperti pemeriksaan kesehatan berkala, vaksinasi, dan program promosi kesehatan yang memperhatikan pola makan sehat dan aktivitas fisik.

Strategi untuk Menghadapi Risiko yang Ada

Dalam menghadapi tantangan yang kompleks ini, kamu perlu mengadopsi strategi yang proaktif dan inovatif. Beberapa strategi yang dapat dipertimbangkan meliputi:

1. Fokus pada inovasi produk dan layanan

Kamu bisa meningkatkan daya saing dengan mengembangkan produk-produk inovatif yang mengakomodasi kebutuhan baru customer, seperti asuransi yang lebih fleksibel dan bisa disesuaikan dengan gaya hidup modern.

Misalnya, asuransi Pay as you go (PAYGO), memungkinkan customer untuk membayar premi sesuai dengan kebutuhan mereka. Contohnya, asuransi perjalanan yang hanya dibayar saat customer sedang berpergian, asuransi mobil yang dibayar berdasarkan jarak tempuh, dan sebagainya.

2. Tingkatkan investasi dalam teknologi

Mulai dari sekarang, coba investasikan keuangan perusahaan asuransi kamu setidaknya untuk teknologi seperti analisis big data, kecerdasan buatan (AI), dan pemodelan risiko yang bisa membantu kamu dalam mengidentifikasi, menilai, hingga mengelola risiko dengan lebih efektif.

Misalnya saja AI (artificial intelligence), alias kecerdasan buatan. Teknologi ini bisa membantu kamu untuk mengotomatisasi proses underwriting, mendeteksi penipuan, dan memberikan layanan customer yang lebih personal sehingga memberikan kenyamanan bagi mereka.

3. Kolaborasi dengan instansi terkait

Kerja sama dengan lembaga riset, startup teknologi, dan pihak terkait lainnya bisa membantu perusahan kamu untuk mengakses pengetahuan dan sumber daya yang diperlukan untuk mengembangkan solusi-solusi inovatif dalam menghadapi risiko kompleks.

Beberapa instansi di Indonesia yang bisa kamu manfaatkan seperti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), kamu bisa gandeng mereka untuk membantu mencari solusi-solusi inovatif melalui penelitian dan pengembangan bersama.

Contoh lainnya, Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI), yang bisa kamu manfaatkan untuk bertukar informasi dan best practices, serta mengembangkan solusi inovatif bersama. 

Selain itu, kamu bisa lho bermitra dengan QoalaPlus, kamu bisa menjual produk asuransi sehingga kamu bisa menerima komisi secara instan dan meningkatkan pemasaran asuransi meliputi pengelolaan polis dan penanganan klaim. 

Sebagai Mitra Qoala Plus, kamu akan mendapatkan pelatihan dasar secara gratis dengan disediakan laman ‘Learning’ untuk mempelajari proses registrasi dan penjualan asuransi. Tidak hanya itu, kamu juga akan dibekali dengan materi penjualan, banner, handbook, dsb, jadi lebih mudah dengan customer.

4. Meningkatkan kapabilitas dalam manajemen risiko

Meningkatkan kapabilitas dalam manajemen risiko melalui pelatihan dan pengembangan internal bisa membantu perusahaan kamu untuk lebih responsif terhadap perubahan lingkungan dan mengoptimalkan kinerja, lho.

Terlebih, sesuai data dari OJK, terdapat peningkatan sekitar 85% perusahaan asuransi memiliki program pelatihan dan pengembangan manajemen risiko. Ini menunjukkan bahwa perusahaan asuransi semakin menyadari pentingnya manajemen risiko dalam menghadapi lingkungan bisnis yang semakin kompleks.

Baca Juga: Keuntungan Bisnis: Putar Lagi untuk Modal atau Investasikan?

Nah, itu dia kebutuhan dan tantangan bisnis asuransi di masa yang akan datang. Pada akhirnya, dibutuhkan strategi-strategi yang bisa meningkatkan ketahanan terhadap perubahan, menjaga keberlangsungan bisnis, dan tetap menjadi mitra yang bisa diandalkan bagi customer di masa yang akan datang.

So, perusahaan kamu sudah punya strategi apa nih untuk mengarungi tantangan di masa yang akan datang?

*Artikel ini hasil kerja sama antara Paper.id dan QoalaPlus

Muhamad Dika Wahyudi