Kartu kredit adalah salah satu alat pembayaran yang digunakan untuk transaksi barang atau jasa. Tak hanya untuk keperluan pribadi, kartu kredit kini sudah bisa digunakan untuk kepentingan bisnis. Bahkan beberapa bank sudah menerbitkan kartu kredit yang dirancang secara khusus bagi pemilik bisnis dengan menawarkan manfaat yang sesuai dengan kebutuhan bisnis.

Manfaat Kartu Kredit Bisnis

Kartu kredit bisnis adalah kartu kredit yang diterbitkan untuk kegunaan keperluan usaha dan bisnis atau kepemilikan perseorangan yang dirancang untuk membantu pengelolaan bisnis. Kartu kredit juga telah memfasilitasi pertumbuhan bisnis dengan menyediakan modal yang dibutuhkan untuk investasi dan ekspansi. Selain menyediakan modal, berikut adalah beberapa manfaat kartu kredit bisnis:

1. Memisahkan keuangan pribadi dan bisnis

Dengan menggunakan kartu kredit bisnis kamu dapat memisahkan kondisi keuangan pribadi dengan bisnis. Pemisahan ini memudahkan kamu untuk menghitung pencatatan pajak.

2. Pencatatan transaksi otomatis

Setiap transaksi kartu kredit bisnis secara otomatis tercatat dalam laporan keuangan bank. Catatan tersebut akan membantu pelaku bisnis untuk menganalisis keuangan dan pengambilan keputusan bisnis.

3. Memperpanjang tempo pembayaran

Dengan menggunakan kartu kredit bisni, pelaku usaha dapat melakukan pembayaran langsung kepada supplier, tanpa harus susah-susah nego tempo. Hal ini dapat membantu mengelola arus kas bisnis lebih efektif dan meningkatkan kepercayaan bisnis di mata supplier atau mitra usaha.

4. Fasilitas beragam

Setiap kartu kredit bisnis menawarkan fasilitas yang beragam. Pada umumnya kartu kredit bisnis menawarkan fasilitas perjalanan bisnis seperti akses premium ruang tunggu di bandara, diskon biaya penerbangan, dan voucher cashback lainnya. 

5. Akses yang fleksibel

Kartu kredit bisnis dapat memberikan kredit untuk digunakan pada situasi darurat. 

Hal tersebut memberikan fleksibilitas yang lebih besar dalam pengelolaan keuangan, terutama pada saat-saat darurat.

Perkembangan Kartu Kredit di Asia Tenggara

Perkembangan teknologi kartu kredit di negara-negara Asia Tenggara ditandai dengan pertumbuhan pesat, inovasi, dan integrasi teknologi digital. Pertumbuhan ini didorong oleh beberapa faktor utama, antara lain meningkatnya digitalisasi perekonomian, dukungan regulasi terhadap perusahaan teknologi keuangan (fintech), dan tren global yang mengadopsi metode pembayaran cashless.

1. Pertumbuhan kartu kredit di Singapura

Melansir GlobalData pada tahun 2021-2025 pertumbuhan transaksi kartu kredit di Singapura akan mencapai 60 miliar USD.  Popularitas kartu kredit di negara ini tidak lepas dari jumlah penduduk yang memiliki banyak rekening bank serta jaringan penerimaan kartu yang luas.

Analis GlobalData Ravi Sharma mengatakan warga Singapura lebih memilih kartu kredit untuk pembayaran, terutama karena layanan bernilai tambah seperti poin reward, diskon pembelian di pengecer mitra, fasilitas cicilan, dan manfaat lainnya.  Sektor perbankan Singapura berperan penting dalam penerbitan kartu kredit dan kartu kredit non bunga (charge card) yang melayani berbagai kebutuhan pengguna pribadi maupun bisnis.

2. Pertumbuhan kartu kredit di Malaysia

Menurut data GlobalData 58% dari total pembayaran masyarakat Malaysia pada tahun 2023 digerakan oleh uang tunai. Namun, pembayaran uang tunai tersebut mengalami penurunan karena meningkatnya pembayaran elektronik. Di sisi lain, pembayaran dengan kartu terus meningkat dengan dukungan oleh pemerintah Malaysia dan perbaikan infrastruktur pembayaran.

Dalam hal preferensi konsumen, penggunaan kartu kredit dan charge card lebih banyak diminati. Kartu kredit dan charge card menyumbang 59,2% dari total nilai pembayaran kartu pada tahun 2023. Keuntungan seperti diskon, cashback, poin reward, dan fasilitas cicilan juga mendorong penggunaan kartu kredit

3. Pertumbuhan kartu kredit di Thailand

Bank of Thailand mengungkapkan bahwa jumlah kartu kredit dari tahun 2010 hingga 2016 mencapai 20,13 juta.  Itu berarti jumlah kartu kredit di Thailand meningkat 40 persen dalam waktu tujuh tahun. Angka tersebut terus melonjak hingga mencapai 25,14 juta kartu kredit per tahun 2021.  Nilai transaksi dari penggunaan kartu kredit mencapai 1,6 miliar bath per tahun 2021. 

Tren yang sedang berkembang di Thailand adalah opsi pembayaran “Buy Now Pay Later”, yang ditawarkan oleh perusahaan Non-Bank. Opsi ini memungkinkan pelanggan melakukan pembelian dan menunda pembayaran dengan biaya bunga minimal atau tanpa biaya. 

4. Pertumbuhan kartu kredit di Indonesia

Bank Indonesia mencatat nilai transaksi kartu kredit mencapai Rp37,92 triliun per Desember 2023. Nilai tersebut naik 12,58% secara tahunan dari sebelumnya Rp33,68 triliun. Selain itu, volume transaksi kartu kredit juga mengalami kenaikan 13,74% secara tahunan. Volume tersebut naik dari 32,18 juta transaksi menjadi 36,61 juta transaksi. 

Tantangan Kartu Kredit Untuk Pembayaran Bisnis

Meski menawarkan beberapa manfaat kartu kredit dalam pembayaran sebuah bisnis. Berikut adalah tantangan penggunaan kartu kredit untuk pembayaran bisnis.

1. Risiko utang dan literasi nasabah

Kartu kredit, Paylater, dan berbagai dompet digital memiliki potensi untuk menjerat utang bagi pemegangnya ketika utang melebihi kemampuan mereka untuk melunasi. Hal ini bisa terjadi karena mudahnya memperoleh dan menggunakan fasilitas tersebut. Hal tersebut bisa juga terjadi jika penerbit kartu kredit dan Paylater kurang gencar dalam melakukan sosialisasi dan edukasi kepada nasabah tentang manfaat dan potensi risiko dari penggunaan kartu kredit dan pembayaran digital.

2. Persaingan dengan Paylater

Paylater adalah sebuah model pembayaran tanpa kartu dengan konsep “beli dulu, bayar nanti”. Penggunaan paylater  menjadi semakin populer dan menimbulkan tantangan bagi kartu kredit. Paylater menawarkan praktis bagi masyarakat karena tidak memerlukan kartu, menjadi pilihan yang relatif mudah diakses. Sebaliknya, kartu kredit mengenakan biaya tambahan seperti biaya penggantian kartu, biaya cetak tagihan, dan biaya pelampauan batas kredit, yang menjadi beban bagi pengguna

3. Sistem jaringan

Untuk menggunakan kartu kredit untuk pembayaran bisnis, tentu tantangan utama berada pada sistem jaringan kartu kredit. Menurut University of Melbourne sistem kartu kredit perlu memfasilitasi transaksi komersial secara baik, menjamin keamanan data pengguna, dan mencegah serta mendeteksi penipuan. 

Salah satu kartu kredit bisnis dengan sistem jaringan yang aman adalah PAPERCARD. PAPERCARD adalah kartu kredit bisnis pertama yang menggabungkan benefit bisnis dan personal. Kartu ini merupakan kerjasama antara Paper.id dengan BRI dan Visa, sehingga banyak keunggulan dan kemudahan yang bisa kamu rasakan.

4. Supplier tidak menerima pembayaran kartu kredit

Pada transaksi B2B, supplier kerap kali tidak menerima pembayaran melalui kartu kredit karena tidak memiliki perangkat EDC (Electronic Data Capture). Jika supplier tidak menyediakan pembayaran kartu kredit, kamu bisa menggunakan fitur PaperPay Out dari Paper.id. Dengan fitur PaperPay Out pelaku bisnis atau buyer bisa membayar invoice bisnis dengan kartu kredit dan meneruskan dana pembayaran ke rekening supplier tujuan di bank manapun.

Jadi kamu tidak perlu khawatir, kamu tetap bisa membayar invoice dengan kartu kredit dan dana akan tetap sampai ke rekening supplier dengan PaperPay Out. 

Tentunya, masih banyak fitur-fitur invoicing dan pembayaran lainnya yang bisa kamu rasakan kemudahannya dengan menggunakan Paper.id. Yuk, daftar Paper.id sekarang juga!

Nadiyah Rahmalia