Sobat Paper, tahukah kamu bahwa 60% pebisnis di Indonesia mengalami masalah pencatatan akibat mencampur adukkan transaksi bisnis dan pribadi menurut data dari Cermati.com

Biasanya, ini kerap terjadi saat business owner menalangi pembayaran bisnis dengan kartu kredit personal. Sebenarnya, ini tidak apa-apa asalkan business owner membagi transaksi pribadi & bisnis, agar jelas. Kenyataannya, masalah ini kerap terjadi dan mengakibatkan pencatatan jadi berantakan.

Menurut survei yang dilakukan Katadata dan OJK, 3 penyebab umumnya adalah:

1. Kurangnya edukasi

Seringkali, banyak business owner kurang memiliki edukasi yang cukup, sehingga mereka menggampangkannya. Pertama, terdapat kesulitan dalam memisahkan dua ranah keuangan ini karena banyak pebisnis, terutama yang baru memulai, belum memahami pentingnyamengelola keuangan bisnis secara terpisah dari keuangan pribadi. Mereka mungkin belum menyadari bahwa keuangan bisnis dan pribadi harus dikelola dengan cara yang berbeda untuk mengoptimalkan penggunaan leverage, mempertahankan citra profesional, pelaporan pajak, dan membangun kredit bisnis yang baik​.

Baca Juga: Ungkap Strategi Kelola Cash Flow dari CBO Paper.id, Anthony Huang: Kunjungan Entrepreneurs’ Organization Accelerator (EO/A)

2. Kesulitan mendapatkan kartu kredit bisnis

Hal ini mendorong penggunaan akun dan kartu kredit pribadi untuk keperluan bisnis, yang membuat keuangan jadi tercampur. Penggunaan akun pribadi untuk bisnis dapat mempermudah pada awalnya, tetapi dapat menyebabkan masalah dalam mengelola pajak dan audit, serta meningkatkan risiko hukum jika bisnis menghadapi masalah keuangan​

3. Merasa tidak perlu memisahkan transaksi bisnis & non-bisnis

Kecenderungan untuk menggabungkan transaksi bisnis & non-bisnis seringkali berasal dari kelalaian dan urgensi yang tidak terasa dalam memisahkan kedua jenis transaksi tersebut. Akibatnya, pencatatan keuangan jadi tercampur dan penyusunan laporan keuangan bisa lebih rumit. Tanpa pemisahan yang jelas, business owner bisa menghadapi tantangan dalam mengelola cash flow dengan efektif, mempersulit analisis keuangan, dan meningkatkan risiko audit. 

Nah, Paper.id bisa membantu para business owner dengan PAPERCARD, kartu kredit bisnis keluaran BRI dan Paper.id serta didukung jaringan Visa. Dengan fitur Business Expense Management-nya. Bagaimana fitur ini dapat membantu bisnismu?

Kelola Pengeluaran dengan Business Expense Management dari PAPERCARD

Menggabungkan manfaat personal & bisnis, PAPERCARD membantu business owner memudahkan pembayaran bisnis dan secara otomatis langsung bisa dipisahkan agarlebih efektif. Salah satunya, lewat fitur business expense management

Fitur ini berfungsi untuk melacak dan memisahkan pengeluaran untuk bisnis berbasis invoice dan non bisnis agar semua pencatatan & pemisahan lebih rapi dan otomatis.


Gambar 1.1 Pengguna dapat mengecek pengeluaran di dashboard PAPERCARD

Setiap transaksi berbasis invoice akan tercatat otomatis sebagai bisnis. Untuk transaksi non-invoice, kamu perlu mengubah tipe transaksinya dari bisnis ke pribadi, ya. Ini membantu pengguna juga, jika mereka melakukan transaksi non-invoice untuk kebutuhan meeting di luar atau client entertainment.

Seperti di gambar, transaksimu yang terhubung dengan invoice akan tercatat secara otomatis sebagai bisnis. Jadi, kamu bisa tahu mana yang bisnis dan tidak. Ini terjadi jika kamu bayar invoice pakai PAPERCARD, ya. Kalau mau lihat lebih jelas, kamu bisa klik lihat invoice transaksi di Paper.id.


Gambar 1.2 Dashboard invoice pembayaran

Dengan fitur ini, kamu bisa merasakan berbagai manfaat di bawah:

1. Laporan keuangan lebih mudah

Tinggal unduh dan bisa mengecek transaksi yang dilakukan selama 1 bulan tanpa harus dikerjakan manual. Tidak ada catatan yang terlupa, keuangan bisnis makin tertata.

2. Lebih tenang lapor pajak

Pembagian transaksi secara langsung ke bisnis dan personal membuat business owner lebih mudah dalam menyusun laporan yang dibutuhkan seperti laporan keuangan dan laporan pajak. Saat harus melapor pajak, pemisahan antara transaksi pribadi akan dapat terlihat serta tercatat jelas, sehingga memudahkan proses pelaporan dan pembuktiannya jika diperlukan.

Cara pakainya juga gampang, kamu hanya perlu login dan melihat rinciannya langsung seperti di bawah ini.

3. Menghindari transaksi palsu

Dengan fitur business expense management, perusahaan dapat dengan mudah melacak semua pembayaran yang terjadi, memastikan bahwa setiap transaksi dicatat secara akurat dan tepat waktu. Ini membantu dalam mengidentifikasi dan mencegah transaksi palsu, karena setiap pengeluaran dapat diverifikasi dan dikonfirmasi. 

Dengan adanya pengawasan yang ketat dan sistem pelaporan yang efisien, perusahaan dapat mengurangi risiko kehilangan finansial akibat dari aktivitas penipuan, sekaligus meningkatkan kepatuhan terhadap kebijakan pengeluaran dan memastikan alokasi anggaran yang lebih efektif. 

Bukan hanya itu saja, PAPERCARD juga memiliki manfaat lainnya seperti: 

  1. Perpanjang tempo hingga 55 hari, tidak perlu nego dengan supplier.
  2. Cashback 0,1% tanpa batas di setiap pembayaran invoice sehingga, biaya transaksi hanya 1,4% di Paper.id, lebih murah!
  3. Nikmati beragami diskon dari berbagai merchant yang bekerjasama dengan BRI dan Visa untuk bisnismu. 
  4. Manfaat konversi transaksi ke GarudaMiles* (Rp8.333 per 1 miles) 
*Khusus UNIVERSECARD

Baca Juga: 3 Cara Pastikan Cash Flow Lancar untuk Jaga Kesuksesan Bisnismu

Gimana, udah pencatatannya rapi, cash flow makin lega dengan tambahan tempo terus bisa merasakan benefit-benefit personal! Cara pengajuannya juga mudah karena bisa dilakukan secara digital. Asalkan, kamu sudah terdaftar sebagai user Paper.id selama 3 bulan serta persyaratan lainnya yang bisa cek di sini!

Yuk pakai PAPERCARD & #SwipeUpYourLife untuk bisnis dan kehidupanmu! 

Daniel Nugraha