Strategi Pemasaran- Jerry Baldwin, Gordon Bowker dan Zev Siegel mempunyai dua persamaan. Mereka bertiga berasal dari Academia, dan mereka juga sama-sama menyukai minuman kopi dan teh. Kesamaan tersebut membuat mereka memutuskan untuk berinvestasi dalam bentuk sebuah toko pinggir jalanan di kota Seattle, Amerika Serikat. 

Di awal 1971, toko pertama mereka dibuka dengan fokus utama berjualan biji kopi. Inspirasi mereka bermula dari seorang entrepreneur terkemuka bernama Alfred Peet yang tenar akibat tokonya yang menjual biji kopi arabica yang diimpor langsung ke Amerika Serikat pada sekitar tahun 1950.

Saat ini, toko dari ketiga pemuda tersebut bahkan jauh menandingi dari milik Alfred. Mereka mengubah fokus penjualan dari bisnis biji kopi menjadi kopi seduh yang telah mempunyai total 27.399 cabang di seluruh dunia. Toko kopi terkenal itu adalah Starbucks.

Fyi, nama Starbucks dipilih ketiganya berdasarkan sebuah karakter fiksi dari novel populer berjudul Moby Dick. Lantas, bagaimana bisa Starbucks menjelma menjadi salah satu toko minuman populer di dunia? Bagaimana strategi marketing mereka untuk mencapai itu semua?

Strategi Pemasaran Starbucks

Starbucks

Di Indonesia, harga sebuah kopi Starbucks bertaksir antara 30-60 ribu rupiah. Untuk ukuran sebuah kopi, harga itu memang terbilang sangat mahal. Namun siapa sangka jika Starbucks tetap mampu bertahan di tanah air. Bahkan hingga saat ini ratusan cabang juga sudah ada saat ini, jumlah itu mungkin bisa bertambah.

Lantas, bagaimana strategi pemasaran Starbucks yang bisa membuat mereka bertahan hingga saat ini? Dalam artikelnya, Notesmatic menjabarkan jika toko kopi asal Amerika Serikat tersebut mengutamakan dua hal, yakni kualitas pelayanan serta strategi pemasaran. Apa saja itu?

Kualitas dari produk selalu menjadi pilar utama dari kekuatan Starbucks. Dengan kualitas tersebut, mereka bisa ‘menyiarkan’ kepada semua orang jika kopi buatan dari Starbucks diracik sendiri dengan proses yang panjang sehingga menghasilkan sebuah cita rasa yang khas nan unik.

Kualitas Produk

Starbucks selalu menempatkan posisi mereka sebagai sebuah brand premium yang mengandalkan kualitas dari cita rasa kopi yang unik. Akan tetapi, mereka tidak hanya menawarkan produk dalam bentuk kopi saja namun juga fasilitas tempat yang nyaman.

Tanpa sadar, Starbucks ternyata sangat peduli dengan kenyamanan pelanggan mereka. Untuk itu, mereka membuat sebuah toko kopi secara mewah dengan standar kualitas tertentu. Dengan begitu, pelanggan selalu meninggalkan kesan baik ketika menutup pintu untuk keluar dari toko.

Target dari Starbucks adalah mereka yang berada di level kelas menengah ke atas dimana meminum kopi bukan lagi hanya menjadi ajang untuk memenuhi kebutuhan saja, melainkan juga ajang ngobrol dengan teman ataupun pacar. Itulah kenapa mereka membuat tempat yang sangat nyaman.

Singkatnya, Starbucks tidak hanya membicarakan mengenai minuman tetapi juga bagaimana tempat mereka menjadi sebuah zona kenyamanan bagi para pelanggan mereka yang ingin melepaskan diri dari situasi yang penat.

Pemasaran yang tidak biasa

Alat Pembayaran Digital

Apa yang membuat Starbucks spesial dibandingkan dengan jenis toko kopi lainnya? Jawabannya adalah cara mereka memperlakukan pelanggan. Starbucks sangat sadar jika customer retention merupakan salah satu cara yang membuat mereka bisa bertahan di bisnis yang semakin sengit

Customer retention adalah metrik yang dilakukan oleh sebuah perusahaan agar dapat membuat pelanggan mereka kembali lagi dalam membeli produk mereka”

Bagaimana cara Starbucks mendapatkan pelanggan yang loyal? Caranya adalah dengan membuat promo tertentu. Jika kamu familiar, Starbucks pernah membuat promo potongan harga untuk pelanggan yang memiliki gelar mereka. Itu adalah dari sekian banyak contoh yang pernah mereka lakukan.

Iklan yang Jor-joran

Bisnis Marketing

Pada awalnya, Starbucks tidak pernah melakukan strategi pemasaran yang konvensional, seperti melakukan pemasangan billboard, pembuatan flyer hingga membuat iklan di tv. Semuanya mulai berubah ketika Starbucks go internasional, tepatnya pada pada tahun 2007.

Jumlah tersebut terus bertambah seiring semakin banyaknya cabang mereka di seluruh dunia. Pada tahun 2018 lalu, mereka mengeluarkan uang mencapai 260 juta dollar untuk melakukan pemasaran di seluruh dunia. Hasilnya, Starbucks semakin terkenal dan cabang mereka terus bertambah, termasuk di Indonesia.

Lebih lanjut, mereka tidak hanya membuat iklan secara konvensional melainkan juga merambah ke dunia digital. Di Instagram, mereka mempunyai pengikut kurang lebih 18 juta dengan beragam konten yang menarik. Mereka menggunakan beberapa jenis konten, mulai dari produk branding, testimonial hingga kampanye tertentu.

Tak hanya itu, Starbucks juga membranding diri mereka di beberapa sosial media lain, seperti Facebook dan Twitter dalam bentuk tulisan. Dari sisi visual, mereka juga melakukan strategi pemasaran menggunakan Youtube.

Baca Juga: Kompas hingga Starbucks, Salah Penulisan Jadi Alat Marketing Gratis?

Gimmick Ala Starbucks

Starbucks Kesalahan Penulisan

Starbucks merupakan pionir dari penggunaan nama di dalam setiap gelas kopi. Itu merupakan salah satu cara agar mereka ‘dekat’ dengan para pelanggan mereka. Namun di beberapa kesempatan, para pegawai Starbucks kerap kali kecolongan karena penulisan nama yang salah.

Sebagai contoh, ada nama seseorang Fatty yang memesan segelas kopi Starbucks. Masalahnya, yang didapatkannya adalah segelas kopi bernama ‘Fate’ bukan Fatty. Benarkah pegawai Starbucks salah dalam penulisan nama, atau mereka sengaja melakukan hal tersebut?

Melansir dari Daily Mail, ada sebuah teori yang menyatakan jika Starbuck ‘sengaja’ salah menuliskan nama dari para pelanggannya untuk mendapatkan iklan gratis. Teori tersebut dikemukakan melalui sebuah video dari Youtube di Channel Super Deluxe.

Menurut mereka, kesalahan penulisan tersebut dilakukan agar para pelanggan mempostingnya melalui sosial media. Bayangkan, saat ini Starbucks mempunyai lebih dari 27 ribu cabang di seluruh dunia. Jika seorang di satu cabang memposting hal tersebut di Instagram, berapa banyak dari semua cabang? Itu yang dimaksudkan sebagai pengiklanan secara gratis.

Baca Juga: Benarkah Harga Teman Bisa Bikin Pengusaha Gulung Tikar?

Iklan Gratis dari Game of Thrones

Beberapa waktu lalu, Starbucks untung besar dari penayangan Game of Thrones. Serial tv dari HBO tersebut secara spontan menayangkan sebuah scene yang memperlihatkan gelas dengan lambang berwarna hijau. Fans yang peka melihatnya sebagai sebuah bercandaan di media sosial.

Bercandaan itu tampaknya menguntungkan bagi Starbucks. Menurut Stacy Jones, CEO Sebuah Perusahaan Marketing di Hollywood, Starbucks beruntung sebab mereka mendapatkan iklan gratis yang estimasi nilainya mencapai 2,3 miliar dollar. 

Jones menyebutkan jika Starbucks mendapatkan lebih dari 10 ribu mention di berbagai media periklanan, mulai dari media sosial, media cetak hingga televisi nasional hanya dalam waktu 48 jam. Di forum Talkwalker, pembicaraan mengenai Starbucks malah tembus sampai 198 ribu mention yang mengakibatkan brand awareness mereka meningkat pesat.

Kesimpulannya, Starbucks melakukan berbagai hal agar mereka bisa menjadi salah satu raksasa bisnis hingga saat ini. Kepopuleran mereka mungkin sedikit tersaingi oleh fenomena kedai kopi yang semakin banyak di Indonesia, mulai dari Kopi Kenangan, Lain Hati, Teman Sebangku dll.

Namun, apakah Starbucks atau kedai kopi tersebut yang bakal bertahan? Share jawaban kalian di kolom komentar yang tertera di bawah ini ya!

Daniel Nugraha