Berbicara soal dunia investasi dan trading saham, kebanyakan dari kita pasti berpikir sebagian besarnya didominasi oleh kaum pria. Namun, ada sosok Ellen May, seorang pebisnis wanita yang berkecimpung di dunia pasar modal yang namanya sudah terkenal sebagai salah satu yang terbaik di bidang ini. 

Bukan lagi hanya seorang trader, sekarang ia pun sudah memiliki bisnis di bidang edukasi saham, lho yang dikenal dengan nama EMTrade. Meski begitu, ia tetap konsisten berbagi ilmu lewat media sosial dan platform lainnya secara gratis. 

Dalam mengelola bisnisnya yang semakin berkembang, Ellen May telah menggunakan platform invoicing dan pembayaran bisnis yaitu Paper.id sejak Januari 2022.

Menurutnya, Paper.id menarik karena mampu memberikan solusi bagi kerumitan yang dialami pebisnis B2B di Indonesia yang selama ini masih sangat rumit karena dilakukan secara tradisional tanpa bantuan teknologi yang memudahkan prosesnya secara signifikan. Oleh karena itu, ia mulai menggunakan platform ini untuk bisnisnya.

Ternyata, ia punya insight menarik tentang bagaimana bisnisnya menjaga kesuksesan lewat digitalisasi bersama Paper.id. Penasaran seperti apa pembahasan detailnya? Yuk, simak kisahnya berikut ini!

Baca Juga: Ingin Punya PAPERCARD? Cek Cara Mudah untuk Memilikinya

Menumbuhkan Keuntungan dari Saham

Nama Ellen May mulai terkenal karena aktif lewat sosial media dan membagikan tips-tips investasi saham dan Valas lewat Instagram-nya @ellenmay_official.

Selain lewat media sosial, Ellen juga berbagi ilmu lewat buku yang ditulisnya dengan judul We Are Traders Not Gamblers. Inti dari buku ini adalah mematahkan opini negatif orang-orang tentang dunia trading yang konon melibatkan spekulasi tinggi. Padahal, kenyataannya, banyak pertimbangan dan strategi yang terlibat dalam pembuatan keputusan investasi ini. 

Buku tersebut juga menjelaskan kisahnya terjun ke dunia trading dan investasi, serta menghasilkan keuntungan besar sejak krisis moneter di tahun 2008.

Ketertarikan Ellen May terhadap dunia saham dimulai karena ingin bisa menghasilkan keuntungan secara simpel. Selain itu, ia juga melihat potensi mendapatkan keuntungan besar jika betul-betul memahami cara dan strategi yang tepat. Ia menunjukkan bahwa perempuan juga bisa berjaya di dunia saham yang sebelumnya lebih banyak diminati pria.

Setelah menyelami dunia saham kurang lebih 16 tahun, Ellen memaparkan pada CNBC Indonesia lima poin penting dalam bertransaksi saham yang disebut sebagai five golden rules, yaitu:

1. Mulai dari nilai kecil

Kamu tak harus mulai dengan modal yang besar. Justru, mulai dengan nominal yang kecil lebih aman. Seiring keuntunganmu bertumbuh, jangan lupa tentukan persen uang yang digunakan kembali untuk membeli saham secara cermat.

2. Pahami pasar

Hindari saham-saham berisiko yang sedang mengalami fluktuasi di pasar untuk menghindari risiko. Sebaiknya jangan mengeluarkan uang terlalu besar untuk pasar yang sering mengalami perubahan secara cepat.

3. Tentukan batasan risikomu

Kamu harus tahu seberapa besar risiko yang bisa kamu terima. Sebagai contoh, jika kamu memasukkan Rp10 juta ke dalam suatu saham, batasi kerugian yang dapat ditoleransi, misalnya Rp500.000. Jika sudah lebih dari itu, sebaiknya putus kerugian investasimu dan coba dengan strategi lain.

4. Batasi portofolio

Kalau modalmu masih di bawah Rp1 miliar, batasi portofolio maksimal lima jenis saham saja sebagai diversifikasi.

5. Pahami cut loss

Ketahui momen paling tepat untuk cut loss atau menghentikan investasimu jika sudah mengalami kerugian. Ini terkait poin nomor 3 tentang batas toleransi risikomu.

Kerugian Bisnis Tanpa Adopsi Digitalisasi

Omong-omong soal risiko, Ellen May pun membagikan perhitungan risiko kerugian bisnis jika tidak mengadopsi teknologi yang bisa meningkatkan produktivitas usahamu.

Menurutnya, kerugian operasional terkait finansial jika kamu menggunakan invoice fisik  jika asumsinya kamu mengirim 200 invoice per bulan butuh biaya sekitar Rp8.000.000 dengan rincian harus membeli kertas, amplop, tinta printer, biaya pengiriman, gaji tenaga kerja yang digunakan untuk membuat invoice hingga melakukan penagihan. 

Dalam setahun, diperkirakan kamu harus mengeluarkan biaya sebesar Rp37.094.880, lho! Belum lagi, kamu harus pusing memikirkan dokumen yang terlambat, pembayaran tertunda, atau kerugian karena kehilangan.

Padahal, kalau kamu menggunakan Paper.id, biaya-biaya tersebut bisa dihemat. Karena alasan itulah, Ellen memutuskan untuk mengadopsi teknologi digital untuk membantu operasional bisnisnya dengan Paper.id.

Sebagai pengguna Paper.id, Ellen terus aktif menggunakan fitur invoicing dan payment-nya secara rutin. Dengan fitur-fitur tersebut, ia mampu mengelola arus kas bisnis dengan lebih teratur dan efektif. 

Ellen paling banyak menggunakan Paper.id untuk pembayaran supplier serta membayar tagihan secara digital dan berkomunikasi cepat serta efektif dengan supplier lewat Paper Chain.

Ditambah lagi dengan PAPERCARD yaitu kartu kredit bisnis kolaborasi Paper.id dengan BRI dan Visa, kemudahan dalam berbisnis jadi tambah banyak lagi dengan perpanjangan tempo hingga 55 hari serta benefit lainnya yang menguntungkan.

Menurutnya, tanpa kemudahan-kemudahan tersebut, akan sulit baginya untuk bisa menikmati rutinitas seperti sekarang. Saat bisnisnya sudah berkembang, ia kini dapat berlibur tanpa harus memikirkan invoicing, pembayaran, dan kerumitan lainnya berkat teknologi tersebut.

Nah, bagaimana caranya bisa mendapatkan PAPERCARD tersebut? Simak di bawah ini, yuk!

Baca Juga: BRI & Paper.id Hadirkan PAPERCARD, Kartu Kredit untuk Bisnis

Cara Mudah Ellen May Mendapatkan PAPERCARD untuk Pertumbuhan Bisnis

Untuk bisa eligible menjadi calon penerima PAPERCARD, Ellen May rutin dan aktif menggunakan Paper.id untuk segala kebutuhan bisnisnya. Dengan fitur invoicing dan payment-nya, Ellen telah membuktikan kemudahan mengelola arus kas bisnisnya jadi lebih teratur. 

Setelah merasakan manfaat-manfaat ini, Ellen juga mulai berbagi soal kenyamanan yang dirasakannya ke orang-orang sekitar serta media sosialnya.

Karena telah menjadi pengguna setia Paper.id sejak awal 2022, Ellen mendapatkan PAPERCARD untuk kebutuhan bisnisnya. Dengan terus memakai PAPERCARD, Ellen dapat menikmati pembayaran business expense lebih mudah dan bonus miles dari kartu kredit. Menurutnya, digitalisasi sangat bisa meningkatkan keuntungan alias cuan bisnis kamu.

Demikianlah cara Ellen May mendapatkan PAPERCARD yang banyak manfaatnya untuk bisnis.

Saat ini, PAPERCARD adalah satu-satunya kartu kredit bisnis yang menggabungkan manfaat untuk bisnis dan personal pemiliknya sekaligus.

Dengan PAPERCARD, kamu bisa menikmati limit yang lebih panjang hingga 55 hari dan biaya transaksi yang lebih rendah, yaitu 1,5%. Bahkan, ada pula cashback 0,1% tanpa batas di setiap pembayaran invoice di Paper.id, sehingga biaya transaksi di Paper.id yang tadinya 1,5% makin murah, yaitu hanya 1,4% saja! Terlebih lagi, ada berbagai diskon dari beragam merchant untuk keperluan bisnismu khusus dengan PAPERCARD. Transaksimu dengan kartu kredit ini juga terkonversi dengan GarudaMiles setiap kelipatan Rp100.000 (Rp8.333 per miles). Menarik, bukan?

Apakah kisahnya inspiratif bagimu dan membuatmu tertarik juga untuk menjadi pebisnis yang lebih produktif dan efisien dengan Paper.id? 

Kalau iya, tentunya kamu juga bisa mendapatkan kartu kredit bisnis ini, sama seperti Ellen May, dan #SwipeUpYourLife untuk kelola bisnis makin menyenangkan dengan banyak kemudahan!

Sama sepertinya, kamu perlu mendaftarkan bisnismu terlebih dahulu di Paper.id dan menggunakan fitur-fiturnya secara aktif. 

Yuk, daftarkan bisnismu ke Paper.id dan dapatkan pula kesempatan untuk mengajukan PAPERCARD sekarang! Klik tombol di bawah ini, ya.

Nadiyah Rahmalia