51,9% perusahaan mengalami disrupsi supply chain pada 2019 silam, menurut riset dari Zurich Insider. Disrupsi yang terjadi adalah kesulitan bagi bisnis untuk menyediakan persediaan akibat berbagai kendala, misalnya penutupan perbatasan, peraturan bea cukai yang berubah, konflik di daerah penyedia, dan masih banyak lagi. 

Salah satunya yang paling berdampak secara global adalah pandemi Covid-19. Hingga saat ini pun, diperkirakan sekitar 75% bisnis terus mengalaminya dari waktu ke waktu. Tak pelak lagi, disrupsi besar-besaran yang terjadi di 2019 itu bukan yang pertama dan terakhir. Pasalnya, hal ini bisa saja terjadi diakibatkan oleh banyak hal, misalnya perubahan ekonomi, kebijakan pemerintah, ketidakstabilan politik, dan masih banyak lagi. Bahkan, hal simpel seperti masalah transportasi atau keterlambatan dari supplier saja sudah termasuk disrupsi.

Meski begitu banyak penyebabnya, disrupsi bisa dimitigasi, alias diminimalkan dampaknya bagi bisnis. Maka dari itu, pebisnis khususnya yang berkecimpung di ranah business-to-business (B2B) harus membuka mata dan lebih waspada terkait hal ini, sehingga dapat menemukan solusi terbaik untuk menghindari guncangan pada usaha ketika terjadi kondisi yang dapat menyebabkan disrupsi tersebut.

Integrasi Interaksi Supplier untuk Kurangi Disrupsi dengan Supplier Portal

Untuk menghindari dampak besar dari disrupsi supply chain, supplier portal adalah salah satu solusi yang dapat digunakan bisnis. Kebutuhan ini jadi makin penting lagi ketika bisnis sudah mencapai skala menengah atau bahkan besar.

Secara umum, supplier portal dapat meningkatkan efisiensi operasional dan menghemat banyak biaya pemrosesan bisnis, misalnya biaya invoicing, procurement, dan lainnya. Tentu saja, supplier portal juga menghemat banyak waktu.

Supplier portal adalah platform di mana kamu sebagai pebisnis bisa berkomunikasi, tukar dokumen seperti invoice, dan melangsungkan pembayaran dengan mitra bisnis baik buyer maupun supplier secara digital.

Data dari Nanonets menunjukkan bahwa bisnis yang menggunakan supplier portal pada bisnisnya mampu mewujudkan waktu proses procurement hingga 20%. Di sisi lain, biaya procurement sendiri juga menurun hingga 10 sampai 15%, berdasarkan data tambahan dari McKinsey & Company.

Data-data ini berdasarkan studi kasus yang sudah dibuktikan oleh beragam perusahaan multinasional. Penasaran?

Baca Juga: Paper.id Resmi Digaet Kopi Kenangan, Wujudkan Digitalisasi Sistem Operasi yang Lebih Efektif

Bagaimana Perusahaan-Perusahaan Multinasional Tumbuhkan Bisnis dengan Supplier Portal?

Studi McKinsey lainnya juga menunjukkan perkembangan EBIT (Earnings Before Interest and Taxes) pada perusahaan-perusahaan yang menggunakan teknologi untuk berinovasi terkait proses penyediaan barangnya. Secara singkat, perusahaan-perusahaan ini mampu mengalahkan pesaingnya dan bertumbuh hingga 2x lebih pesat.

Sumber: McKinsey & Company

1. Procter & Gamble (P&G)

Perusahaan multinasional asal AS yang sudah berdiri sejak tahun 1837 ini menyediakan consumer goods khususnya produk-produk kecantikan dan kesehatan ke seluruh dunia. Meski jumlah karyawannya sudah lebih dari 75 ribu orang, perusahaan ini masih mengalami kesulitan terkait procurement system yang rumit dan menghabiskan biaya yang cukup besar dalam prosesnya. 

Selain itu, waktu proses purchase order (PO) yang lama karena sering terjadi kesalahan invoice yang tidak matching. Kesalahan ini bahkan mencapai lebih dari 1 miliar kasus setiap tahunnya. Dengan menggunakan sistem supplier portal untuk mengintegrasikan proses procurement, P&G kini mampu mencocokkan invoice dan PO lebih cepat dan akurat. Tercatat, tingkat kesalahan invoice turun hingga 65% dengan biaya yang dihemat hingga lebih dari 1 triliun dolar AS

2. Reddit

Reddit, platform komunitas online pun dapat merasakan manfaat dari supplier portal. Dengan user-nya yang mencapai lebih dari 50 juta orang setiap harinya, penarikan data perusahaan dari sistem yang berbeda-beda jadi sulit dan bahkan mahal. Terlebih lagi, forecasting bisnis juga jadi sulit dan memengaruhi kemampuan bisnis untuk membuat keputusan jangka panjang.

Reddit membutuhkan waktu 15 hari dari awal hingga akhir karena menggunakan proses akrual yang manual.

Adanya integrasi supply chain membuat Reddit bisa punya visibilitas penuh dari awal dan akhir terkait PO, invoice, dan semua vendor yang terlibat dalam bisnis. Proses penarikan data pun jadi lebih cepat, jadi 6 hari saja menggunakan otomatisasi supplier portal ini.

3. Uber

Sebagai salah satu perusahaan yang pertumbuhannya paling pesat di dunia, Uber telah mengalami berbagai masalah terkait supply chain-nya. Beroperasi di berbagai belahan dunia, proses procurement untuk 13 ribu mitra bisnisnya tentu tidak mudah. Menggunakan supplier portal yang terhubung dengan Oracle ERP, Uber mampu mengurangi biaya IT. Pasalnya, 40% purchase requisition kini diproses otomatis dengan waktu PO hanya 5 hari saja

Perkembangan pesat yang disebabkan integrasi bisnis dengan supplier portal ini tidak hanya bisa diwujudkan di perusahaan-perusahaan internasional saja. Kamu pun bisa melakukannya dengan Paper.id. Bagaimana caranya?

Baca Juga: Bagaimana J&T Cargo Meningkatkan Efektivitas Pengelolaan & Pembayaran Invoice Dengan Paper.id?

Supplier Portal Paper.id untuk Bisnismu

Paper.id menyediakan layanan supplier portal yang dapat digunakan oleh bisnis. Dengan supplier portal Paper.id, kamu dapat mempersingkat proses invoicing secara signifikan.

Di supplier portal Paper.id, dokumen PO dapat dikonversi menjadi invoice secara otomatis untuk mengurangi kemungkinan kesalahan hingga 100%. Ada pula three way matching secara otomatis yang mencocokkan dengan PO dan GR (goods receipt) untuk mengatasi human error saat pengecekan. 

Tentunya, kamu juga bisa bayar banyak supplier sekaligus, yaitu hingga 50 orang dengan satu kali klik. Seperti bisnis-bisnis multinasional yang telah diceritakan di atas, ada begitu banyak proses yang bisa dipersingkat dengan otomatisasinya, sehingga tak hanya hemat waktu, bisnis pun akan hemat banyak biaya.

Yuk, pelajari selengkapnya terkait supplier portal Paper.id dengan klik tombol di bawah ini!

Nadiyah Rahmalia