Sebagian besar produsen tidak langsung menjual produk mereka kepada pemakai akhir atau konsumen dan melalui saluran distribusi. Alasan kenapa mereka menggunakannya adalah, agar barang terdistribusi dengan baik dan bisa memenuhi permintaan pelanggan. 

Jalur distribusi lebih populer dengan sebutan distribution channel yaitu rangkaian dari jalur yang difungsikan untuk menyalurkan produk dari tahap pertama, produsen hingga tahap terakhir, konsumen. 

Saluran distribusi sangatlah penting untuk dijaga dan dipertahankan dengan baik. Karena jika saluran distribusi tersebut tidak efektif dan efisien maka masing-masing produk yang nantinya sampai ditangan konsumen akan mengalami masalah, yang nantinya merugikan produsen sendiri dan konsumen tentunya.

Baca juga: Tips memulai jualan online di masa pandemi 

Kegunaan saluran distribusi dalam bisnis

Secara umum, kita sudah mengetahui fungsi saluran distribusi secara umum sebagai rangkaian proses dari penyaluran barang. Namun, ada beragam fungsi lainnya yang perlu kita ketahui juga seperti dibawah ini: 

  • Pengumpulan informasi
    Melakukan perencanaan distribusi untuk mengumpulkan informasi seputar konsumen dan juga kompetitor.
  • Promosi produk
    Perusahaan berupaya menyampaikan nilai produk melalui komunikasi yang dibangun untuk konsumen.
  • Negosiasi
    Proses kesepakatan antara konsumen dan pelaku usaha baik dari segi harga maupun syarat-syarat lain, sehingga memungkinkan terjadinya perpindahan hak kepemilikan agar tercapainya tujuan masing-masing pihak terpenuhi.
  • Pemesanan
    Proses pemesanan barang dari channel terbawah ke tingkat di atasnya, berlanjut hingga ke produsen. Seperti pihak distributor memesan barang kepada perusahaan.
  • Pembayaran
    Proses pembayaran atas transaksi pembelian atau pembayaran tagihan melalui bank.
  • Perpindahan kepemilikan barang
    Perpindahan kepemilikan barang dari suatu perusahaan atau produsen kepada pembeli atau customer.
  • Penyimpanan barang
    Mengangkut dan menyimpan barang-barang dari bahan mentah hingga barang jadi dan akhirnya sampai ke konsumen akhir.
  • Pendanaan
    Meminta dan memanfaatkan dana untuk biaya-biaya dalam melakukan pekerjaan saluran distribusi.
  • Pengukuran resiko
    Menanggung segala resiko yang berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan saluran distribusi.

Baca juga: Tren industri FMCG di Indonesia pada tahun 2020

Jenis-jenis saluran distribusi yang perlu Anda ketahui

Dalam melakukan penyaluran barang atau jasa dari produsen hingga sampai kepada konsumen, terdapat beberapa macam saluran distribusi barang konsumsi, diantaranya:

Produsen – Agen – Pedagang Besar – Pengecer – Konsumen

Dalam prosesnya, produsen mengandalkan agen untuk menyalurkannya ke pedagang-pedagang besar. Setelah itu, pedagang besar akan menjual ke pengecer yang akhirnya sampai ke end-consumer atau konsumen. 

Produsen – Pedagang Besar – Pengecer – Konsumen

Secara umum, saluran ini tergolong sebagai pola umum yang kerap terjadi di pasar. Biasanya, produsen akan membuat dan memasarkan barangnya ke pedagang besar. Setelah itu, barang akan sampai ke pengecer dan konsumen.

Produsen – Agen – Pengecer – Konsumen

Berbeda dengan pola-pola sebelumnya, produsen lebih mengandalkan agen untuk menjualnya langsung ke pengecer dan konsumen.

Produsen – Konsumen

Dalam pola ini, konsumen bisa membeli barang yang diproduksi langsung oleh produsen tanpa melewati tahap apapun. Karena itu, pola ini disebut sebagai distribusi langsung, karena konsumen bisa langsung membeli barang produsen. 

Saluran distribusi atau distribution channel  merupakan salah satu alat bantu untuk pemasaran yang dapat menentukan berhasil atau tidaknya suatu pemasaran produk yang dilakukan oleh sebuah perusahaan. Oleh karena itu, sebuah saluran distribusi yang efektif, pasti dapat lebih menunjang pelaksanaan pemasaran yang efektif pula.

Setiap perusahaan memiliki pola tersendiri untuk mengukur tingkat efektivitas mereka dalam mengirim barang kepada konsumen. Yang terpenting adalah, bagaimana caranya bisa mengatasi pola supply chain yang kompleks sehingga dapat memenuhi permintaan pasar. 

Salah satu masalah yang kerap terjadi dalam saluran distribusi adalah pertukaran faktur. Proses tukar faktur yang manual memakan waktu berhari-hari, biaya yang besar (Rp200.000 untuk 1 invoice) dan juga rentan dicurangi atau rusak di jalan.

Untuk mengatasi masalah ini, Anda bisa mengandalkan Paper.id, platform pembayaran bisnis dengan salah satu fitur andalannya, invoicing. Dengan fitur ini, Anda bisa mengirim invoice secara digital dan melakukan tukar faktur dalam satu platform. Semuanya terjadi dengan cepat, hemat waktu dan biaya, serta yang paling penting minim kesalahan. Coba sekarang dengan gratis dengan klik tombol di bawah!