Kalau berbisnis dengan menjajakan produk, salah satu kontemplasi yang sering terbesit di pikiran pemilik bisnis pasti adalah tentang apakah lebih baik buat barang sendiri atau jadi reseller saja?
Yang dimaksud reseller adalah menjual kembali barang yang kamu beli dari orang lain.
Membuat produk sendiri tidak mudah dan melalui proses yang panjang. Di sisi lain, menjual produk yang kamu beli dari orang lain membuat harganya jadi lebih mahal sehingga lebih menantang untuk bersaing di pasar.
Apakah kamu sedang galau tentang keputusan ini juga? Jika iya, simak artikel ini, ya. Paper.id akan memberi perspektif untukmu agar dapat memahami secara objektif pilihan mana yang paling tepat untuk situasi serta visi dan misi bisnismu ke depannya. Yuk, langsung saja mulai pembahasan tentang lebih baik buat barang sendiri atau jadi reseller!
Buat Barang Sendiri
Kelebihan
1. Lebih hemat biaya
Salah satu keuntungan utama dari memproduksi barang jualanmu sendiri adalah banyaknya biaya yang bisa dihemat.
Kalau memproduksi sendiri, kamu tidak perlu memikirkan soal tambahan biaya atau keuntungan yang ditetapkan oleh supplier, biaya pengiriman, dan lainnya.
Dengan demikian, produk jadi yang bisnismu hasilkan harganya cenderung lebih murah dibanding beli jadi.
Sebagai gambaran, mari ambil contoh dari bisnis fashion. Menurut The Cronut Project, 100 yard kain dapat dijahit menjadi 4 lusin atau 48 potong baju. Harga kain per yard sendiri adalah Rp30.000 saja. Jika ditambah biaya jahit sekitar Rp25.000, modal yang perlu kamu keluarkan per baju tidak sampai Rp50.000. Sangat murah, kan? Tentu saja, angka ini bisa variatif tergantung bahan kain, aksesoris tambahan, dan lainnya.
Namun, di sisi lain, ada pula produk-produk yang sulit diproduksi sendiri dan mahal, sehingga akan lebih murah jika dibeli untuk dijual lagi, misalnya produk elektronik. Selain kompleks dan membutuhkan sistem yang mumpuni, produk seperti ini hanya akan lebih murah jika diproduksi dalam jumlah besar.
2. Kualitas bisa ditentukan sendiri
Memproduksi barang sendiri tentu saja berarti kamu punya kendali penuh atas kualitas produk.
Kamu bisa mewujudkan visimu, apakah ingin memproduksi barang yang berkualitas seperti apa, misalnya kualitas standar hingga tinggi sekalipun.
Saat melakukan quality control, kamu juga berhak menolak produk yang hasil produksinya tidak sesuai dengan kemauanmu sehingga kamu dapat memastikan konsumen mendapatkan barang dengan kualitas yang paling layak.
3. Cepat beradaptasi dengan perubahan
Seperti yang kita semua ketahui, kondisi pasar khususnya di Indonesia sangat cepat berubah. Sebagai pebisnis, sangat penting untuk siap beradaptasi menghadapi hal-hal tersebut. Nah, kalau kamu memproduksi barang jualanmu sendiri, kamu lebih leluasa untuk menentukan kapan perlu melakukan inovasi produk untuk menghadapi preferensi konsumen yang berganti-ganti agar bisnis selalu up-to-date.
Baca Juga: Mau Tau Cara Menjadi Reseller Sukses? Jawab 3 Pertanyaan Ini Dulu!
Kekurangan
1. Biaya awal yang besar
Untuk membuat produk sendiri, tentu dibutuhkan biaya awal yang tidak sedikit. Pasalnya, kamu harus membeli alat-alat produksi, bahan baku, kemasan, dan variabel lainnya.
2. Butuh pengetahuan yang mendalam
Sebagai pebisnis yang memproduksi barang sendiri, kamu harus punya pemahaman dalam berbagai bidang, mulai dari pengetahuan bahan baku, akuntansi, marketing, distribusi, dasar-dasar menjalankan bisnis, dan lain-lain.
3. Butuh waktu
Membeli barang jadi dan langsung dijual setelahnya sudah pasti jauh lebih cepat dibanding membuat sendiri. Jika kamu menginginkan dana cepat, pilihan ini mungkin kurang tepat untukmu.
Nah, untuk bisa membandingkan lebih baik buat barang sendiri atau jadi reseller, kamu wajib juga paham plus minusnya dari sisi menjadi reseller berikut ini:
Reseller
Kelebihan
1. Lebih cepat
Sebagai reseller, kamu bisa dengan mudah tinggal mencari supplier barang yang kamu inginkan dan membelinya. Karena produk sudah siap, kamu bisa langsung menjualnya kepada pelangganmu tanpa harus menunggu produksi.
2. Modal tidak harus besar
Tidak seperti membuat produk sendiri, kamu sebagai reseller bebas dari biaya-biaya tinggi seperti modal untuk alat, tempat produksi, distribusi, dan lainnya.
Tak jarang seorang reseller memulai dengan modal yang sangat terjangkau. Bahkan, bukan mustahil untuk mulai dari ratusan ribu dan bertahap mengembangkan volume jualanmu.
3. Bisa pilih banyak produk
Seorang reseller bisa memesan produk dari supplier yang berbeda-beda. Dengan begitu, kamu jadi bisa punya pilihan produk yang bermacam-macam. Bahkan, jika jenisnya berbeda pun masih memungkinkan. Misalnya, kamu berjualan skincare, makeup, buku, dan tas sekaligus.
Kekurangan
1. Persaingan lebih ketat
Membeli barang dari supplier atau produsen lain membuat produkmu tidak begitu unik. Artinya, banyak pesaing dengan produk yang sama denganmu di luar sana. Nah, untuk mengatasi hal ini, penting untuk jadi kreatif dan menemukan keunikan dari bisnismu sehingga kamu dipilih oleh pelanggan daripada yang lain.
2. Margin keuntungan lebih rendah
Umumnya, reseller tidak bisa mematok margin terlalu tinggi. Pasalnya, jika kamu beroperasi dengan harga jual yang jauh dari harga beli, produk kemungkinan besar akan jadi terlalu mahal. Sementara, jika produksi sendiri, biaya produksi per barang jadi lebih rendah, sehingga kamu dapat menjual dengan margin yang lebih tinggi.
3. Tidak punya kontrol terhadap kualitas dan kuantitas produksi
Karena tidak memproduksi sendiri, kamu tidak punya andil dalam menentukan kualitas dan kuantitas produk yang didapat dari supplier.
Jika tidak cermat memilih pemasok, kamu bisa rugi karena mendapat produk yang kurang bagus atau kurang cocok dengan target pasarmu. Oleh karena itu, pilihlah supplier dengan cermat, ya.
Baca Juga: Cara Praktis Menghitung Biaya Produksi dalam Bisnis, Efisien!
Mana yang Lebih Menguntungkan, Buat Barang Sendiri atau Jadi Reseller?
Kedua opsi bisnis ini sebenarnya sama-sama menguntungkan dengan caranya sendiri. Namun, keuntungan antara keduanya dapat bervariasi. Ada banyak faktor yang memengaruhi hal ini, misalnya pemilihan produk, industri pilihanmu, kondisi pasar, strategi marketing, dan lain-lain.
Setelah menimbang kelebihan dan kekurangan dari kedua opsi tersebut, kamu bisa membuat keputusan yang paling cocok dengan situasimu saat ini. Misalnya, jika saat ini kamu belum memiliki terlalu banyak modal untuk memproduksi barang sendiri, kamu bisa mulai mendapatkan penghasilan dengan menjadi reseller terlebih dahulu.
Tidak menutup kemungkinan suatu hari kamu pun akan bisa berdagang dengan merek sendiri saat sudah mengumpulkan modal yang cukup. Yang penting, kamu punya pemahaman yang mendalam dan strategi jitu dalam memilih produk dan menyesuaikannya dengan audiens targetmu.
Baik buat barang sendiri atau jadi reseller, jika kamu sudah mulai membangun bisnis dan ingin menjalankannya dengan teratur, jangan lupa gunakan Paper.id, ya!
Di Paper.id, kamu tidak hanya bisa membuat invoice digital dengan e-Meterai yang praktis. Data bisnismu juga bisa langsung terintegrasi dengan fitur akuntansi sederhana dan laporan keuangan yang mudah bagi pemula sekalipun.
Daftarkan bisnismu dengan klik tombol di bawah ini.
- Cara Mendapatkan Corporate Card: Panduan Lengkap & Tips - Oktober 7, 2024
- Manfaat Atur Pengeluaran Bisnis Lebih Efektif dengan Corporate Card - Oktober 7, 2024
- Kelebihan dan Kekurangan Virtual Credit Card Dibandingkan Kartu Kredit Fisik - Oktober 3, 2024