Bisnis dropship sudah menjadi tren dalam beberapa tahun terakhir, terlebih lagi berkembangnya sosial media. Sebab dengan adanya channel tersebut, seorang pemilik usaha dropship bisa dapat penjualan yang lebih banyak lantaran pasar mereka semakin luas,

Banyak yang mengatakan jika jenis bisnis ini sangatlah menguntungkan karena siapapun yang melakukannya tidak membutuhkan produk. Dengan kata lain, kamu hanya harus menjual produk orang lain dan mendapatkan uang. Dari hasil tersebut, kamu akan mendapatkan beberapa persen selisihnya.

Menggunakan jasa bisnis ini memang sangat minim resiko karena tidak memerlukan biaya pembuatan atau modal awal. Namun kenyataanya, mencoba bisnis dropship tidak selalu semudah yang dikatakan banyak orang. Di bawah ini, ada 4 hal negatif yang jarang dipublikasikan namun selalu terjadi bagi para pemilik jasa dropship.

Baca Juga: 4 Cara Menjadi Dropshipper yang Sukses Kurang dari 1 Tahun

Margin Keuntungan Sedikit

Dropshipper: Pengertian, Keuntungan, Kekurangan, dan Cara Kerjanya

Ada yang bilang jika menjadi dropshipper hanya menguntungkan pihak pemilik produk saja. Hal itu ada benarnya juga sebab kamu menjualkan produk mereka sedangkan sang pemilik hanya tinggal santai saja sembari menunggu adanya penjualan. Namun, apakah pernyataan tersebut benar-benar dialami para dropshipper?

Di satu sisi, pernyataan tersebut memang benar namun para pemilik produk mempunyai resiko yang lebih besar karena mereka bertanggung jawab atas produk. Jika stok tidak habis dalam jangka waktu tertentu, maka sang pemilik produk akan mengalami kerugian yang pastinya tidak sedikit.

Itulah kenapa dropshipper tidak dianjurkan sebagai bisnis jangka panjang. Mungkin, jenis ini hanya bisa dilakukan untuk jangka pendek sambil mengumpulkan uang agar bisa membuat bisnis sendiri.

Persaingan Kompetitif

Peluang Usaha

Bisnis dropshipping memiliki persaingan yang kompetitif karena setiap pemilik produk pasti akan bekerja sama bukan hanya satu pihak melainkan banyak lainnya. Hal itu dilakukan agar produk mereka bisa laku lebih cepat dan juga banyak. Itulah yang membuat persaingannya semakin sulit.

Selain bersaing dengan dropshipper dari pemilik produk yang sama, jasa bisnis ini juga harus bersaing dengan masih banyak penjual lainnya di produk yang berbeda. Dengan demikian, hanya akan ada satu yang memenangkan pasar, yakni mereka yang berani menjual paling murah dibandingkan lainnya.

Terakhir, dropshipper juga tidak bisa bersaing di marketplace semisal Tokopedia, Bukalapak, Lazada dll. Hal itu terjadi karena disana ada persaingan harga yang sangat tidak ‘masuk akal. Contohnya, buff untuk penutup mulut saja bisa dijual dengan harga 2 ribu rupiah padahal ada yang memberikan harga 15 ribu.

Baca Juga: 4 Cara Menjadi Dropshipper yang Sukses Kurang dari 1 Tahun

Bisnis Dropship: Tak Ada Kontrol Stok

Surat Jalan Barang

Menjadi jasa menjual produk tanpa memilikinya sangatlah mudah. Bayangkan, hanya dengan modal ‘mulut’ kamu bisa mendapatkan uang. Namun, apa cara kerjanya semudah itu? Tentu saja tidak! Bagaimana jika ada komplain dari pelanggan atau produk tidak sampai tepat waktu? kamu pasti akan kebingungan.

Kenapa? Karena kamu hanya bertugas menjualnya kepada pelanggan. Tanpa adanya kontrol stok yang akan dijual, kamu tidak bisa mengetahui apakah produk tersebut benar-benar dikirim atau tidak. Bagaimanapun juga, pelanggan akan melakukan kritikan kepada kamu bukan kepada si pemilik produk.

Tanpa adanya pengelolaan stok secara langsung, kamu hanya bisa memberikan janji ‘manis’ kepada pelanggan tanpa bisa mengatakan apa yang sebenarnya sedang terjadi di dalam gudang.

Baca Juga: Apa itu Dropship, Metode Penjualan Ini Masih Profitable di 2019?

Kesulitan Membangun Brand

Brand Produk Terkenal

Apakah kamu tahu mengenai ghostwriter? Itu merupakan sebuah julukan untuk para penulis novel, cerita atau lainnya namun kredit diberikan kepada orang lain. Hal tersebut membuat mereka kesulitan untuk membangun citra sebagai seorang penulis handal. Kenyataanya, dropshipper juga mengalami dilema yang sama.

Dengan menjual produk orang lain, seorang dropshipper tidak bisa membangun brand sendiri karena selalu ‘bekerja’ untuk memperkaya produk orang. Mindset itu seharusnya bisa dirubah dan mulai membangun bisnis sendiri selagi bisa membuatnya walaupun dengan modal minim.

Memiliki produk dijual sendiri memang sulit pada awalnya. Sebab, kamu harus membangun dari awal lagi branding. Namun hal tersebut tentunya sangat pantas dengan kesuksesan yang akan kamu raih pada akhirnya.

Itu dia beberapa hal negatif dari bisnis dropship yang banyak dirasakan namun jarang dipublikasikan. Jika kamu pernah mengalami hal serupa, coba share pengalaman di bawah ini.

Alfian Dimas