Dalam perusahaan manufaktur, bahan baku menjadi elemen terpenting. Tanpa bahan, perusahaan tidak bisa memproduksi produk mereka. Untuk itu, hal ini terjadi di awal dimana, ada perusahaan yang membeli barang untuk proses produksi.

Untuk proses pembeliannya, ada langkah-langkah yang harus diikuti. Setiap perusahaan terutama yang bergerak di bidang manufaktur perlu mengetahui langkah-langkah yang tepat dalam pembelian bahan untuk memproduksi barang yang akan mereka jual nantinya.

Permintaan pembelian bahan baku

Awalnya, pihak Gudang akan mengajukan pembelian bahan kepada divisi pembelian atau purchasing dengan mengajukan surat permintaan. Setelah itu, pihak pembelian akan melakukan pemesanan bahan kepada pihak pemasok/supplier.

Baca juga: Bisnis online B2B dan cara mengembangkannya

Pemilihan supplier

Divisi purchasing akan memilih pemasok yang dapat menyediakan barang yang berkualitas dan harga yang terjangkau. Setelah menemukan pemasok yang pas, pihak purchasing akan melakukan pemesanan barang kepada pihak pemasok yang telah ditentukan.

Pembelian bahan baku

Setelah itu, pihak purchasing akan mengirimkan surat pesanan barang sesuai dengan jumlah barang yang ditentukan untuk keperluan produksi barang. Dalam proses ini, pihak supplier akan memberikan quotation kepada pihak purchasing mengenai harga barang, total harga, dan promo atau potongan harga. Jika kurang sesuai, pihak purchasing bisa melakukan proses tawar-menawar. Setelah harga sesuai dengan yang diinginkan, pembelian barang bisa diproses.

Penerimaan barang

Setelah barang diterima, pihak purchasing akan melakukan pengecekan lebih dulu terhadap kondisi barang. Jika ada yang rusak atau cacat maka, mereka akan mengajukan penggantian barang terhadap pihak pemasok. Jika pesanan telah sesuai dengan yang ditentukan, maka pihak purchasing akan melakukan pembayaran.

Pencatatan utang

Dalam proses ini, pihak akuntan akan memeriksa dokumen-dokumen yang berhubungan dengan proses pembelian dan membuat rekap catatan hutang sekaligus menyimpannya.

Proses pembayaran

Terakhir, pihak keuangan akan membayar pembelian bahan baku tersebut sekaligus mengakhiri proses pembelian.

Baca juga: 5 kesalahan besar sales marketing dalam perusahaan B2B 

Penjurnalan perusahaan manufaktur

Setelah proses pembelian usai, pihak perusahaan akan menyimpan bukti dan dokumen yang berkaitan dengan hal tersebut. Dokumen itu nantinya akan digunakan sebagai bagian dari proses pembuatan laporan keuangan.

Dokumen dan bukti pembayaran akan digunakan untuk membuktikan bahwa transaksi jual beli yang terjadi bersifat valid. Karena itu, setiap perusahaan harus menyimpan bukti dan dokumen pembayaran. Setelah dokumen dikumpulkan, pihak keuangan akan melakukan penjurnalan.

Proses penjurnalan pada perusahaan manufaktur pada umumnya hampir sama dengan perusahaan-perusahaan pada umumnya. Tapi, ada 2 proses yang hanya ada di perusahaan manufaktur yakni, jurnal penyesuaian dan neraca saldo setelah penyesuaian.

Dalam pengerjaannya, seringkali ada masalah yang terjadi seperti, kehilangan dokumen, kesalahan perhitungan, dan masalah lainnya yang dapat menghambat proses penjurnalan. Hal ini berpengaruh terhadap proses pengerjaan yang lebih lama dari sebenarnya.

Untuk mengatasi hal ini, Paper.id hadir sebagai solusi untuk mengatasi masalah dalam proses penjurnalan. Paper.id merupakan software invoice yang memiliki beragam fitur keuangan untuk proses pembuatan laporan keuangan.

Semuanya telah terintegrasi dan berdasarkan prinsip akuntansi. Sehingga, tidak ada lagi proses pencatatan manual yang ribet dan memakan waktu lama. Kamu bisa mengatur semuanya hanya lewat smartphone kamu.

Ayo download aplikasinya sekarang via Playstore dan rasakan kemudahannya dengan gratis lewat link dibawah ini!

 

Daniel Nugraha