Dollar Cost Averaging (DCA) adalah metode sederhana untuk berinvestasi dalam jangka panjang secara rutin. Metode ini digunakan untuk mendapatkan aset dengan harga rata-rata dalam periode waktu tertentu.

Kadang-kadang harga aset naik, dan kadang-kadang menurun. Tapi dengan menyimpan jumlah aset yang sama periode waktu tertentu, maka kamu akan mendapatkan rata-rata harga yang lebih baik dari waktu ke waktu.

1. Perbedaan Dollar Cost Averaging vs Lump Sum

Dollar Cost Averaging (DCA) adalah strategi investasi di mana seseorang berinvestasi dengan nominal jumlah tetap pada interval waktu yang konsisten, terlepas dari fluktuasi harga pasar. Pendekatan ini memungkinkan investor untuk mendapatkan rata-rata harga beli yang lebih baik dari waktu ke waktu, sehingga mengurangi risiko terkait dengan mencoba ‘menebak’ waktu terbaik untuk memasuki pasar.

Sementara itu, pendekatan lump sum melibatkan investasi sejumlah besar dana pada satu waktu, yang mana dapat memberikan hasil yang lebih besar, jika pasar naik secara signifikan dalam waktu singkat. Namun, pendekatan ini juga membawa risiko yang lebih tinggi karena kalau harga turun setelah kamu investasi, maka akan rugi besar.

2. Formula Dollar Cost Averaging

Rumus/formula dasar dari Dollar Cost Averaging adalah:

Harga rata-rata beli = Total jumlah investasi : Jumlah pembelian

​Total jumlah investasi adalah jumlah dana yang telah diinvestasikan selama periode tertentu.

Jumlah pembelian adalah jumlah unit aset yang dibeli.

Baca Juga: Keuntungan Bisnis: Putar Lagi untuk Modal atau Investasikan?

3. Contoh Dollar Cost Averaging

Misalkan seseorang ingin melakukan investasi Bitcoin sebesar Rp. 1.000.000 setiap bulan menggunakan DCA. 

Jika harga Bitcoin pada bulan pertama adalah Rp. 800.000.000 per Bitcoin, maka ia akan mendapat 0,00125 BTC. 

Namun, jika pada bulan ke dua harga Bitcoin turun menjadi Rp. 750.000.000 per Bitcoin maka, ia bisa mendapat 0,00133 BTC dengan nilai investasi yang sama. 

Dengan demikian, total jumlah BTC yang dimilikinya menjadi 0,00258 dengan harga beli rata-rata sebesar Rp. 775.193.798.

4. Dollar Cost Averaging dalam Crypto

Dengan menggunakan metode DCA, investor dapat secara konsisten membeli aset kripto dengan jumlah tetap pada interval waktu yang ditentukan. 

Mengingat fluktuasi harga aset kripto yang tinggi diantara aset investasi yang lain, metode ini cocok untuk investor yang tidak mau ambil pusing.

Jika investor telah menganalisa dan yakin dengan aset kripto tertentu, dia bisa melakukan investasi crypto metode DCA. Tidak perlu memantau per jam, per menit pergerakan harga crypto tersebut.

5. Tantangan dalam Melakukan Dollar Cost Averaging

Saat berinvestasi dengan sistem DCA, kamu harus bersiap untuk menghadapi beberapa tantangan ini:

a. Kesulitan dalam menahan diri untuk tidak bereaksi berlebihan terhadap fluktuasi pasar. Ketika harga terus turun, kamu bisa ketakutan dan ingin cepat-cepat jual. Ketika harga naik, kamu bisa serakah dan membeli terlalu banyak dengan harga yang overprice.

b. Masalah Keuangan. Kondisi keuangan seseorang bisa saja naik-turun. Tidak masalah jika Anda tiba-tiba dapat bonus. Namun akan jadi masalah, jika kamu tiba-tiba kehilangan pekerjaan atau terkena masalah keuangan lainnya.

Kamu mungkin harus mempertimbangkan apakah harus menghentikan investasi DCA kamu atau cukup mengurangi nominalnya saja.

c. Keinginan mendadak. Tiba-tiba munculnya keinginan untuk membeli sesuatu seringkali dipicu oleh diskon besar, ajakan teman untuk berlibur, atau bahkan dorongan dari kenalan untuk beralih investasi demi potensi imbal hasil yang lebih tinggi. Dalam konteks investasi, Dollar Cost Averaging bisa menjadi strategi yang kurang memuaskan karena hasilnya tidak terlihat secara instan. Hal ini dapat menyebabkan ketidak sabaran, mendorongmu untuk mengalihkan dana tersebut ke hal-hal lain yang lebih memikat.

d. Menunda-nunda atau lupa. Tidak ada manusia yang terlahir konsisten. Setelah menerima gaji atau penghasilan dari bisnis, bisa saja kamu menunda-nunda untuk berinvestasi. Lalu, lupa dan akhirnya malah tidak berinvestasi bulan itu.

Baca Juga: Cara Menghitung Bunga Investasi dengan Rumus ROI

6. Fitur Pembelian Berkala (DCA) dari Tokocrypto

Tokocrypto menyediakan fitur Pembelian Berkala (DCA) yang memungkinkan pengguna untuk secara otomatis melakukan pembelian aset kripto dengan jumlah tetap pada interval waktu yang telah ditentukan sebelumnya. Dengan fitur ini, kamu dapat menghindari kesulitan dan tantangan yang terkait dengan melakukan investasi secara manual secara berkala.

Jika kamu masih bingung dengan investasi aset kripto, kamu bisa mulai belajar crypto di Tokonews atau bergabung dengan komunitas Tokocrypto official di Telegram.

Kesimpulan

Dengan memahami Dollar Cost Averaging dan memanfaatkan fitur Pembelian Berkala (DCA) dari Tokocrypto, kamu dapat mengelola investasi dengan lebih efisien dan secara konsisten, sehingga membangun kekayaan jangka panjang menjadi lebih mudah dan dapat diandalkan.

Artikel ini hasil kerja sama antara Paper.id dan Tokocrypto.

Daniel Nugraha