Melakukan transfer internasional untuk kebutuhan bisnis sudah menjadi bagian penting dari operasional banyak perusahaan, baik yang berskala kecil, menengah, maupun besar. Entah itu untuk membayar vendor, membiayai ekspor-impor, atau mengirim gaji ke pekerja remote luar negeri, proses pengiriman dana lintas negara harus efisien, cepat, dan hemat biaya.

Dua opsi utama untuk mengirim uang ke luar negeri adalah melalui bank konvensional atau penyedia layanan fintech. Namun, mana yang sebenarnya lebih menguntungkan bagi bisnismu? Mari kita bahas:

1. Biaya Transaksi

Bank konvensional:

  • Biasanya mengenakan biaya transfer tetap (bisa mulai dari Rp150.000 ke atas).
  • Terdapat biaya koresponden antar bank di negara tujuan.
  • Ada selisih kurs mata uang (markup) yang cukup tinggi.

Fintech:

  • Menawarkan biaya transparan dan kompetitif, seringkali lebih rendah hingga 70–90% dari bank.
  • Banyak yang menggunakan kurs tengah pasar (real midmarket rate).
  • Tidak ada biaya tersembunyi, dan pengguna bisa melihat total biaya sejak awal.

Kesimpulan: Untuk efisiensi biaya, fintech jauh lebih unggul dibandingkan bank konvensional.

Baca Juga: Pahami Incoterms, Hukum Global saat Jual-Beli Internasional

2. Kecepatan Pengiriman

Bank konvensional:

  • Umumnya membutuhkan 2–5 hari kerja, tergantung negara dan bank tujuan.
  • Proses bisa lebih lambat jika melibatkan banyak bank perantara.

Fintech:

  • Banyak layanan fintech yang menawarkan pengiriman real-time atau sameday (hari yang sama).
  • Sistem otomatisasi dan integrasi dengan jaringan pembayaran global membuat proses lebih efisien.

Kesimpulan: Untuk transaksi bisnis yang membutuhkan kecepatan, fintech adalah pilihan yang lebih unggul.

3. Kemudahan dan Aksesibilitas

Bank konvensional:

  • Membutuhkan proses administratif yang lebih panjang, seperti form pengajuan, bukti transaksi, dan kunjungan ke kantor cabang.
  • Sistem online banking belum tentu mendukung semua negara dan mata uang.

Fintech:

  • Proses registrasi cepat, bisa dilakukan secara online tanpa harus datang ke kantor.
  • Aplikasi mobile dan dashboard berbasis web memudahkan pelacakan dan dokumentasi transaksi.

Kesimpulan: Untuk pelaku bisnis yang mengutamakan kemudahan dan kepraktisan, fintech lebih ramah pengguna.

4. Fleksibilitas Mata Uang dan Negara Tujuan

Bank konvensional:

  • Biasanya hanya mendukung mata uang utama dan negara tertentu.
  • Tidak semua bank mendukung transaksi ke negara dengan regulasi khusus.

Fintech:

  • Mendukung puluhan negara dan mata uang termasuk negara-negara berkembang.
  • Cocok untuk freelancer, e-commerce, dan bisnis global yang dinamis.

Kesimpulan: Fintech menawarkan fleksibilitas lebih luas untuk kebutuhan lintas negara.

5. Layanan dan Transparansi

Bank konvensional:

  • Kurang transparan dalam memberikan detail biaya di awal.
  • Layanan pelanggan sering kali lebih formal dan terbatas jam operasional.

Fintech:

  • Biaya, kurs, dan estimasi waktu pengiriman ditampilkan secara real-time sebelum transaksi dilakukan.
  • Customer support umumnya lebih responsif dan tersedia via chat/email 24 jam.

Kesimpulan: Jika kamu butuh informasi yang jelas dan dukungan cepat, fintech lebih unggul dalam aspek layanan.

Kapan Sebaiknya Menggunakan Bank untuk Transfer Internasional?

Meskipun fintech memiliki banyak keunggulan, bank konvensional masih relevan untuk:

  • Transaksi dengan nominal sangat besar (di atas ratusan juta).
  • Negara tujuan dengan regulasi sangat ketat yang hanya mengizinkan transfer lewat bank.
  • Perusahaan besar yang sudah terikat secara legal atau perjanjian dengan bank tertentu.

Baca Juga: 5 Kendala Transfer Luar Negeri yang Sering Dialami Bisnis

Apa yang Bisa Dilakukan oleh Fintech dibandingkan Bank Konvensional?

transfer internasional

Dibandingkan dengan bank konvensional, fintech menawarkan lebih banyak fleksibilitas, efisiensi, dan inovasi digital yang sesuai dengan kebutuhan bisnis modern.

Berikut beberapa hal yang bisa dilakukan oleh fintech namun sering kali belum bisa diakomodasi oleh bank secara menyeluruh:

1. Integrasi dengan API dan sistem otomatisasi

Fintech menyediakan API terbuka yang memungkinkan bisnis untuk mengintegrasikan sistem keuangan mereka secara otomatis dengan proses transfer dana. Hal ini sangat berguna untuk bisnis e-commerce, marketplace, payroll outsourcing, atau perusahaan dengan volume transaksi tinggi.

2. Notifikasi real-time dan pelacakan transaksi

Fintech mampu memberikan real-time tracking dan notifikasi otomatis saat dana dikirim dan diterima. Ini memberi kejelasan dan transparansi yang sangat penting dalam bisnis lintas negara.

3. Multi-user dan multi-level access

Platform fintech biasanya menyediakan dashboard dengan akses multi-level bagi tim keuangan atau manajemen, memungkinkan pembagian peran seperti maker, checker, dan approver. Fitur seperti ini masih jarang ditemui di layanan perbankan konvensional kecuali pada tingkat enterprise.

4. KYC lebih cepat dan digital

Proses Know Your Customer (KYC) pada fintech umumnya sudah terotomatisasi dan dapat diselesaikan secara online hanya dalam beberapa jam. Sementara bank bisa memakan waktu berhari-hari bahkan berminggu-minggu dengan proses manual dan fisik.

5. Fitur-fitur khusus untuk bisnis kecil hingga menengah

Fintech mendesain banyak fiturnya untuk UKM dan startup yang belum memiliki akses perbankan lengkap. Beberapa fitur seperti scheduled payment, bulk transfer, dan smart budgeting tools menjadi nilai tambah besar bagi pelaku usaha.

6. Kemudahan akses dari mana saja

Karena semua layanan fintech berbasis cloud, pengguna dapat melakukan transaksi dari mana saja tanpa harus datang ke kantor cabang. Ini sangat ideal untuk bisnis remote, digital nomads, atau perusahaan tanpa kantor fisik.

7. Layanan multi-currency dalam satu akun

Beberapa fintech global bahkan menawarkan dompet digital multi-currency dalam satu platform, yang memungkinkan pengguna menyimpan, mengelola, dan mengkonversi berbagai mata uang tanpa membuka banyak akun berbeda.

Baca Juga: Batas Maksimal Transfer dari Luar Negeri ke Indonesia, Berapa Besar?

Dalam dunia bisnis yang semakin digital dan lintas batas, memilih layanan transfer internasional untuk bisnis bukan lagi soal reputasi semata, tetapi soal efisiensi, kecepatan, transparansi, dan skalabilitas.

Bank konvensional mungkin masih menjadi pilihan bagi perusahaan besar yang sudah terikat sistem lama, namun fintech hadir sebagai solusi yang lebih lincah, fleksibel, dan ramah bagi bisnis dari skala kecil hingga menengah.

Dengan fitur seperti integrasi API, pelacakan real-time, proses KYC digital, dan biaya yang lebih kompetitif, fintech mampu menjawab kebutuhan bisnis modern yang membutuhkan kecepatan sekaligus efisiensi.

Maka dari itu, bagi pelaku usaha yang ingin berkembang di pasar global tanpa harus terbebani proses rumit dan biaya tinggi, fintech adalah pilihan yang lebih unggul dan menguntungkan dibandingkan hanya mengandalkan bank.

*Artikel ini hasil kerja sama antara Paper.id dan Itsjack

SEO Content Writer at Paper.id
SEO Content Writer dengan pengalaman lebih dari 3 tahun sebagai SEO Marketing dan Content Writer di berbagai industri, termasuk OTT (Over The Top), media online, teknologi, dan pusat pelatihan.
Muhamad Dika Wahyudi