Istilah transaksi, baik untuk jual-beli, pembayaran, hingga pencatatan biaya operasional, semuanya menjadi bagian penting dalam aktivitas sehari-hari di dunia bisnis.
Memahami transaksi secara menyeluruh sangat penting agar cash flow tetap terkontrol, laporan keuangan lebih rapi, dan keputusan bisnis bisa diambil dengan lebih tepat. Jadi, kesalahan dalam mencatat transaksi bisa berakibat fatal, mulai dari potensi kerugian hingga kesulitan saat audit.
Maka dari itu, berikut pembahasan secara lengkap mengenai apa itu transaksi, fungsinya, jenis-jenisnya, hingga contohnya dalam praktik bisnis sehari-hari. Yuk, simak selengkapnya!
Apa Itu Transaksi?
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), transaksi adalah kesepakatan jual beli yang terjadi dalam perdagangan antara penjual dan pembeli.
Secara umum, transaksi adalah aktivitas ekonomi atau keuangan yang melibatkan pertukaran barang, jasa, atau aset antara dua pihak atau lebih.
Proses transaksi bisa berupa pembelian, penjualan, pembayaran, hingga bentuk pertukaran lainnya yang memiliki nilai ekonomi. Biasanya, transaksi melibatkan uang sebagai alat pembayaran atau nilai tukar dalam proses tersebut.
Dalam dunia bisnis, umumnya transaksi adalah berkaitan dengan aktivitas jual beli barang atau jasa yang dilakukan antara perusahaan dengan pelanggan, maupun antara perusahaan dengan supplier.
Selain itu, transaksi juga sering terjadi di sektor keuangan, seperti transfer dana, investasi, ataupun pembelian saham. Singkatnya, transaksi adalah cara suatu nilai ekonomi, barang, atau jasa berpindah dari satu pihak ke pihak lain dalam konteks ekonomi atau bisnis.
Baca Juga: Tips Transaksi Bisnis dengan Kartu Kredit Pribadi dari Pakar Pajak
Fungsi Transaksi
Beberapa fungsi utama dari transaksi, antara lain:
1. Sebagai tempat menyimpan informasi keuangan
Transaksi menjadi sumber utama untuk mencatat semua data keuangan perusahaan, mulai dari pemasukan, pengeluaran, hingga aktivitas lainnya yang memengaruhi keuangan.
2. Sebagai daftar acuan untuk sistem akuntansi
Semua transaksi yang terjadi akan tercatat secara detail dan nantinya digunakan sebagai dasar dalam penyusunan laporan keuangan, neraca, dan laporan laba rugi.
3. Memberikan informasi tentang pihak yang bertanggung jawab
Melalui transaksi, dapat diketahui siapa saja yang terlibat atau bertanggung jawab dalam setiap aktivitas keuangan, sehingga lebih mudah melakukan monitoring dan evaluasi.
4. Mengurangi potensi kesalahan dalam pelaporan
Dengan pencatatan transaksi yang rapi dan terstruktur, kemungkinan terjadinya kesalahan saat menyusun laporan keuangan dapat berkurang.
5. Mencegah duplikasi data keuangan
Pencatatan transaksi yang akurat juga membantu menghindari pencatatan ganda atau data yang berulang, sehingga data keuangan tetap bersih, valid, dan dapat dipertanggungjawabkan.
Jenis-Jenis Transaksi
Secara umum, transaksi dalam bisnis bisa dibedakan berdasarkan hubungan kelembagaan, cara pembayaran, dan tujuan.
1. Berdasarkan hubungan kelembagaan
Sesuai hubungan kelembagaan, transaksi dibagi menjadi:
- Internal, yaitu transaksi yang terjadi di dalam perusahaan tanpa melibatkan pihak luar. Contohnya, pencatatan penyusutan aset tetap atau penggunaan peralatan.
- Eksternal, yaitu transaksi yang melibatkan pihak luar, seperti pembelian bahan baku dari supplier, pembayaran gaji karyawan, hingga penjualan produk ke pelanggan.
2. Berdasarkan cara pembayaran
Transaksi terbagi menjadi tiga jika berdasarkan cara pembayaran antara lain:
- Tunai, ketika pembayaran dilakukan langsung saat transaksi terjadi, baik dalam bentuk uang fisik, kartu debit/kredit, maupun dompet digital.
- Non-tunai, transaksi yang tidak melibatkan uang secara langsung, misalnya retur barang rusak.
- Kredit, pembayaran dilakukan di kemudian hari. Contohnya, pembelian barang sekarang dengan kesepakatan bayar bulan depan.
3. Berdasarkan tujuan
Jika berdasarkan tujuannya, transaksi dikelompokkan menjadi:
- Komersial, untuk mendukung operasional bisnis sehari-hari, seperti penjualan atau sewa tempat.
- Non-komersial, seperti donasi atau kegiatan sosial.
- Pribadi, contohnya pengeluaran untuk acara keluarga.
Baca Juga: Commercial Invoice: Definisi, Fungsi, dan Contohnya
Contoh Bukti Transaksi
Berikut beberapa contoh alat bukti transaksi yang umum digunakan:
1. Bilyet giro
Surat perintah dari nasabah kepada bank untuk memindahkan sejumlah dana ke rekening penerima. Bukti ini sering digunakan untuk pembayaran dalam jumlah besar antar perusahaan, sehingga mempermudah transaksi tanpa harus membawa uang tunai.
2. Cek
Dokumen perintah tertulis kepada bank untuk membayarkan sejumlah uang kepada pihak tertentu. Cek biasanya digunakan untuk transaksi bisnis yang memerlukan jaminan pembayaran.
3. Invoice

Invoice adalah bukti tagihan yang dikeluarkan penjual kepada pembeli setelah terjadi transaksi jual beli, biasanya berisi detail barang atau jasa serta nominal yang harus dibayar.
Nah, supaya lebih praktis, kamu bisa buat, kirim, hingga pantau status invoice digital langsung lewat Paper.id. Tersedia juga berbagai pilihan template invoice secara profesional yang bisa kamu gunakan secara gratis.
Selain itu, kamu juga bisa memanfaatkan fitur invoice reminder, jadi kamu bisa kirim pengingat tagihan secara otomatis kepada pelanggan jika mereka belum melunasi pembayaran, baik melalui Email, WhatsApp, maupun SMS.
Yuk, gunakan Paper.id dan buat proses penagihan bisnismu jadi lebih cepat, rapi, dan praktis!
4. Kwitansi
Bukti penerimaan sejumlah uang yang ditandatangani oleh penerima dana. Umumnya digunakan sebagai tanda bukti pembayaran lunas.
5. Nota debet
Dokumen yang dikirimkan oleh pembeli kepada penjual sebagai pemberitahuan adanya pengurangan tagihan, misalnya karena barang cacat atau retur.
6. Nota kredit
Kebalikan dari nota debet, dokumen ini dikeluarkan penjual untuk mengurangi jumlah piutang pembeli.
7. Rekening koran
Ringkasan transaksi keluar-masuk dalam rekening bank, yang memudahkan perusahaan memverifikasi pencatatan keuangan dengan data bank.
Baca Juga: Proforma Invoice: Pengertian, Fungsi, Contoh, dan Cara Membuatnya
Demikian penjelasan secara lengkap mengenai transaksi. Dengan begitu, jelas bahwa transaksi bukan sekadar proses tukar-menukar barang/jasa, melainkan pondasi penting untuk memastikan setiap aktivitas keuangan tercatat dengan rapi dan transparan.
Namun, pengelolaan transaksi seharusnya tidak lagi dilakukan secara manual yang rawan error dan memakan waktu. Sebagai solusi, Paper.id bisa kamu gunakan untuk mempermudah transaksi bisnismu.
Paper.id menyediakan berbagai metode pembayaran digital yang mempermudah transaksi bisnis, mulai dari transfer bank, e-wallet, QRIS, Virtual Account, hingga kartu kredit dan cicilan tanpa memerlukan mesin EDC fisik.
Nah, tertarik? Yuk, gunakan Paper.id sekarang dan rasakan kemudahan mengelola transaksi bisnismu jadi lebih praktis!