Dalam dunia bisnis, keberadaan aset merupakan salah satu faktor utama yang menentukan kelangsungan dan pertumbuhan perusahaan. Salah satu jenis aset yang memiliki peran penting adalah tangible asset atau aset berwujud.
Aset berwujud ini dapat dilihat dan disentuh, contohnya seperti hal-hal yang kamu lihat sehari-hari misalnya, gedung, kendaraan, mesin, dan peralatan kantor. Ini berbeda dibandingkan intangible asset atau aset tidak berwujud yang tidak memiliki bentuk fisik.
Lantas, apa sebenarnya tangible asset? Cari tahu lebih dalam tentang harta berwujud dari penjelasan lengkap berikut, yang membahas karakteristik, jenis, contoh, dan cara mengelola tangible asset. Yuk, simak!
Apa Itu Tangible Asset?
Jika kita lihat secara harfiahnya, tangible berarti sesuatu yang dapat diraba, dilihat, atau dirasakan secara fisik. Dengan kata lain, tangible adalah hal-hal yang nyata atau konkret.
Jadi, tangible asset adalah aset yang memiliki bentuk fisik dan dapat dilihat atau dirasakan. Karena memiliki bentuk fisik, aset ini dapat dihitung dan diperhitungkan dalam neraca keuangan perusahaan.
Baca Juga: Intangible Asset: Pengertian, Contoh, dan Cara Mengembangkannya
Karakteristik Tangible Asset
Berikut adalah karakteristik tangible asset:
1. Berwujud fisik
Karakteristik utama dari tangible asset adalah berwujud, nyata, dan dapat dilihat, disentuh, dan dirasakan secara langsung.
2. Digunakan dalam operasional
Tangible asset mendukung kegiatan utama bisnis dan tidak dimaksudkan untuk dijual kembali dalam jumlah pendek. Dengan kata lain, aset ini tidak dijual seperti barang dagangan, melainkan dipakai terus menerus dalam kegiatan perusahaan.
3. Memiliki umur ekonomis
Setiap tangible asset memiliki jangka waktu manfaat sebelum akhirnya aus, rusak, dan tidak lagi efisien. Umur ekonomis ini penting untuk menentukan berapa lama aset akan menghasilkan manfaat ekonomi bagi perusahaan.
4. Mengalami penyusutan (Depresiasi)
Sebagian besar tangible asset mengalami penurunan nilai sering waktu akibat pemakaian, usia, atau kehadiran teknologi baru yang membuat aset lama kurang efisien.
5. Nilainya dapat diukur
Tangible asset bisa dinilai secara kuantitatif dengan harga pasar atau biaya perolehan, biasanya dicatat di laporan keuangan berdasarkan harga beli, biaya pengiriman, dan biaya instalasi.
Jenis dan Contoh Tangible Asset
Menurut Investopedia, tangible asset bisa dibagi menjadi dua bagian yaitu aset tetap dan aset lancar. Apa perbedaan dari kedua itu? Berikut perbedaannya:
1. Aset tetap (fixed asset)
Aset tetap adalah aset berwujud yang digunakan untuk operasional jangka panjang dan tidak untuk dijual dalam aktivitas bisnis normal.
Contoh:
- Tanah dan bangunan
- Mesin produksi
- Kendaraan operasional
- Peralatan kantor
- Pabrik atau gudang
3. Aset lancar (current asset)
Aset lancar adalah aset berwujud yang diharapkan dapat dikonversi menjadi kas atau digunakan dalam waktu kurang dari satu siklus operasional bisnis atau satu tahun.
Contoh:
- Kas
- Piutang usaha
- Persediaan barang
- Perlengkapan habis pakai
- Biaya dibayar di muka
Baca Juga: Aset vs Liabilitas, Mana yang Lebih Penting untuk Bisnis?
Cara Mengelola Tangible Asset dalam Bisnis
Mengelola tangible asset yang baik dapat memastikan operasional bisnis berjalan lancar, dan menghindari kerugian. Berikut adalah cara mengelola tangible asset secara efektif:
1. Lakukan pencatatan dan inventarisasi aset
Pertama, buatlah daftar lengkap semua aset: jenis, lokasi, tanggal pembelian, nilai awal, dan umur ekonomis. Gunakan software manajemen aset untuk melacaknya secara real-time.
2. Penilaian dan klasifikasi aset
Setelah tercatat dengan baik, aset perlu diklasifikasikan agar pengelolaannya lebih terstruktur. Misalnya, aset dapat dibagi menjadi aset tetap seperti bangunan dan mesin dan aset bergerak seperti kendaraan.
3. Perawatan dan pemeliharaan rutin
Tangible asset harus dirawat secara berkala agar tidak cepat rusak dan tetap berfungsi secara optimal. Perawatan rutin, seperti servis mesin atau pengecekan kendaraan, dapat memperpanjang umur aset dan menghindari biaya besar akibat kerusakan mendadak.
4. Perhitungan dan pencatatan penyusutan (depresiasi)
Nilai aset berwujud akan menurun sesuai seiringnya waktu, karena itu penting untuk menghitung dan mencatat penyusutan. Bagian penyusutan dicatat sebagai beban dalam laporan keuangan dan mempengaruhi nilai buku aset.
5. Audit dan evaluasi berkala
Audit aset dilakukan untuk memastikan keberadaan fisik aset sesuai dengan catatan, sekaligus mengevaluasi kondisi dan efisiensi penggunaannya. Evaluasi ini penting untuk mengetahui apakah suatu aset masih layak pakai, butuh perbaikan, atau harus diganti.
Demikian informasi mengenai tangible asset. Sekarang kamu telah mengetahui bahwa tangible asset adalah harta berwujud yang memiliki bentuk fisik dan dapat disentuh, dilihat, serta digunakan secara langsung dalam operasional bisnis.
Tangible asset merupakan komponen penting dalam keberlangsungan dan pertumbuhan sebuah bisnis karena secara langsung mendukung operasional sehari-hari. Dengan pengelolaan yang tepat, aset berwujud dapat memberikan jangka panjang dan menjaga efisiesn kerja.
Nah, bagi kamu yang ingin proses bisnis lebih efisien dan cepat, coba Paper.id sekarang! Ini adalah platform yang mampu membuat invoice sebanyak lebih dari 1.000+ invoice setiap harinya.
Selain itu, Paper.id menawarkan berbagai kemudahan transaksi seperti pemberitahuan pelanggan untuk membayar tagihan dalam periode tertentu, rekonsiliasi otomatis, dan metode pembayaran lebih dari 30 opsi untukmu, termasuk kartu kredit dan cicilan tanpa perlu mesin EDC!
Yuk, registrasikan bisnismu gratis ke Paper.id sekarang.