Ketika berbicara tentang aset atau harta, kita mungkin langsung membayangkan hal fisik seperti rumah, kendaraan, atau uang tunai. Namun, tahukah kamu bahwa ada jenis aset yang tidak terlihat wujudnya, tapi sangat bernilai? Inilah yang dinamakan intangible asset.
Pernah mendengar istilah ini sebelumnya? Meski tidak terlihat secara fisik, intangible asset memainkan peran besar dalam kehidupan sehari-hari, khususnya dalam dunia bisnis dan kerja.
Untuk mengetahui lebih lanjut tentang intangible asset, di bawah ini, kita akan membahas secara lengkap terkait pengertian, karakteristik, contoh, dan cara mengembangkan intangible asset. Yuk, simak!
Apa Itu Intangible Asset?
Intangible asset adalah aset tidak berwujud yang dimiliki oleh suatu perusahaan atau individu dan memiliki nilai ekonomi. Aset ini tidak bisa disentuh atau dilihat secara fisik, tapi tetap memberikan manfaat ekonomi.
International Accounting Standards Board (IASB) telah mengatur standar untuk harta tidak berwujud pada IAS 38. IAS 38 telah mendefinisikan aset tak berwujud sebagai aset non-moneter namun tidak memiliki substansi fisik.
Baca Juga: Aset vs Liabilitas, Mana yang Lebih Penting untuk Bisnis?
Kriteria Intangible Asset
Berdasarkan IAS 38, suatu aset tak berwujud dapat diakui dalam laporan keuangan jika dan hanya jika memenuhi dua kriteria pengakuan utama berikut:
1. Kemungkinan besar manfaat ekonomi masa depan akan mengalir ke entitas
Artinya, aset tersebut diharapkan akan memberikan keuntungan di masa depan, seperti peningkatan pendapatan, penghematan biaya, dan keunggulan kompetitif.
2. Biaya perolehan aset dapat diukur
Entitas harus bisa mengukur secara objektif berapa biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh atau mengembangkat aset tersebut. Tanpa ada pengukuran biaya, aset tidak boleh diakui.
Jika tidak memenuhi kedua kriteria di atas, maka pengeluaran tersebut harus diakui sebagai beban saat terjadi (expensed as incurred), dan tidak boleh dicatat sebagai aset di neraca
Karakteristik Intangible Asset
Untuk lebih mengenal intangible asset, berikut adalah beberapa kriteria utamanya:
1. Tidak memiliki bentuk fisik
Intangible asset tidak dapat disentuh atau dilihat secara fisik.
2. Dapat diidentifikasi
Meskipun tidak dapat dilihat secara fisik, intangible asset dapat diidentifikasi secara jelas dan terpisah dari aset lain. Aset ini dapat dijual, ditransfer, dilisensikan, disewakan, dan ditukar.
3. Dimiliki oleh perusahaan atau individu
Aset ini perlu berada di bawah kendali entitas, baik perusahaan atau individu. Artinya, perlu dikuasai oleh entitas untuk memperoleh manfaat ekonomi di masa depan.
4. Memberikan manfaat ekonomi di masa depan
Intangible asset harus memiliki potensi untuk menghasilkan keuntungan atau ekonomi di masa depan.
5. Nilainya dapat diukur
Agar dapat diakui dalam laporan keuangan, nilai dari aset tak berwujud ini bisa diukur dengan andal, baik berdasarkan biaya perolehan maupun nilai wajar.
Contoh Intangible Asset
Setelah mengetahui kriteria dan karakteristik intangible asset, kini saatnya mengetahui apa saja yang termasuk ke dalam intangible asset.
Berikut daftar contohnya:
1. Merek dagang (Trademark)
Merek dagang adalah simbol, nama, desain, atau kombinasi dari elemen-elemen tersebut yang digunakan untuk mengidentifikasi produk atau jasa.
Contoh: Logo Apple dan Slogan Nike ”Just Do it”
2. Hak cipta (Copyright)
Hak cipta adalah perlindungan hukum terhadap karya orisinal seperti musik, film, tulisan, dan lukisan. Pemilik dari hak cipta berhak mendapatkan royalti dari penggunaan karyanya, serta menuntut jika ada pelanggaran.
Contoh: Lagu ciptaan musisi, film karya sutradara, atau novel milik penulis
3. Paten (Patent)
Paten memberikan hak eksklusif kepada penemu atas inovasi dalam bidang teknologi untuk jangka waktu tertentu. Ini memberikan keunggulan kompetitif, karena pesaing tidak boleh memproduksi penemuan yang sama selama masa berlaku paten.
Contoh: Teknologi layar lipat milik Samsung atau formula obat milik perusahaan farmasi.
4. Goodwill
Goodwill adalah selisih antara harga pembelian suatu perusahaan dan nilai wajar aset bersihnya (aset dikurangi kewajiban). Goodwill mencerminkan reputasi, jaringan pelanggan, dan kekuatan merek.
Contoh: Jika perusahaan A membeli perusahaan B seharga Rp10 miliar, sementara aset bersih perusahaan B hanya Rp7 miliar, maka Rp3 miliar adalah goodwill.
5. Hak lisensi (Licensing Rights)
Lisensi adalah hak untuk menggunakan suatu aset intelektual milik pihak lain dengan syarat tertentu, biasanya dalam bentuk pembayaran royalti. Dengan ini, suatu entitas mendapatkan akses legal terhadap konten yang sudah populer, tanpa harus membuat dari nol.
Contoh: Perusahaan game yang mendapatkan lisensi untuk membuat game berdasarkan karakter Marvel.
6. Perangkat lunak
Perangkat lunak yang dikembangkan untuk operasional bisnis dan memiliki masa manfaat lebih dari satu periode bisa diakui sebagai aset tak berwujud.
Contoh: Sistem ERP seperti SAP atau Oracle NetSuite.
Baca Juga: 3 Jenis Aset dalam Bisnis yang Belum Diketahui Banyak Pengusaha
Cara Mengembangkan Intangible Asset
Intangible asset memang tidak terlihat, tapi nilai dari aset tidak berwujud ini dapat dikembangkan agar memberikan manfaat ekonomi. Berikut adalah beberapa langkah yang bisa dilakukan:
1. Bangun dan perkuat merek
Identitas merek yang kuat dapat menciptakan kepercayaan dan loyalitas pelanggan. Bangun identitas visual yang konsisten dan buat produk atau layanan yang berkualitas, dengan begitu citra merek akan tertanam dalam benak konsumen.
2. Tingkatkan reputasi
Reputasi yang baik bisa menciptakan goodwill yang tinggi di mata pelanggan dan investor. Untuk meningkatkan reputasi bisnis, kamu bisa terapkan praktik bisnis yang etis dan transparan, kemudian jaga kualitas produk dan layanan.
3. Investasi dalam inovasi dan riset
Yang tidak kalah penting adalah, bisnis kamu selalu menghadirkan inovasi yang membuka peluang untuk menciptakan paten dan teknologi baru. Ini bisa diawali dengan membentuk tim research and development, kemudian ajak orang-orang bertalenta ke tim ini.
4. Kembangkan konten dan daftarkan hak cipta
Konten orisial baik itu artikel, video, desain, musik, dan lain sebagainya adalah aset digital yang bernilai. Buat konten yang disukai banyak orang dan jangan lupa untuk melindungi karyamu dengan mendaftarkan hak cipta.
Perbedaan Intangible dan Tangible Asset
Perbedaan intangible dan tangible asset utamanya adalah wujud dari aset tersebut.
Intangible asset tidak berwujud, tapi memiliki nilai ekonomi. Sementara itu, tangible asset adalah harta yang memiliki bentuk dan bisa disentuh.
Perbedaan di antara kedua jenis harta tersebut dijelaskan dalam tabel berikut:
Aspek | Tangible Asset | Intangible Asset |
Bentuk Fisik | Ada bentuk fisik | Tidak memiliki bentuk fisik |
Penyusutan | Mengalami depresiasi (penyusutan fisik) | Mengalami amortisasi (penyusutan nilai secara non-fisik) |
Penggunaan | Digunakan langsung dalam operasional fisik | Memberi nilai jangka panjang, biasanya dalam bentuk hak/hak eksklusif |
Penilaian | Lebih mudah dinilai karena ada pasar fisik | Lebih sulit dinilai karena sering tergantung pada estimasi |
Contoh | Merek dagang, hak cipta, paten, goodwill, hak lisensi, dll. | Gedung, mesin produksi, tanah, properti, kendaraan operasional, dll. |
Demikian informasi tentang intangible asset. Sekarang kamu mengetahui bahwa ada harta yang tidak berwujud di sekitar kita, seperti hak cipta, merek dagang, paten, dan lain sebagainya.
Bagi kamu seorang pencipta karya, jangan lupa untuk mendaftarkan hak cipta karya kamu agar tidak ada yang menduplikasi. Begitu juga dengan kamu pemilik bisnis, harus juga mendaftarkan merek dagang dan hak cipta produknya.
Bagi kamu para pemilik bisnis untuk proses bisnis berjalan lancar, gunakan Paper.id, platform invoice digital yang memudahkan kamu membuat, mengirim, dan mencatat invoice secara otomatis.
Bayangkan, kamu bisa membuat 1000+ invoice dalam waktu kurang lebih 15 menit dengan Paper.id! Belum lagi, tersedia lebih dari 30 metode pembayaran yang memudahkan pelanggan untuk membayar tagihan, sangat efisien bukan?
Segera, transformasikan proses bisnis kamu dengan Paper.id sekarang, gratis!