Bagi pelaku usaha, inventory atau stok bukan sekadar barang di gudang. Stok adalah modal yang “diam”.
Kalau terlalu lama tersimpan, bisa jadi beban. Di sinilah pentingnya kamu mengenal Day Sales Inventory (DSI), salah satu metrik utama dalam manajemen persediaan.
DSI bantu kamu jawab satu pertanyaan penting: “Butuh berapa hari, rata-rata, buat habiskan semua stok yang ada sekarang?”
Kalau kamu belum pernah hitung DSI atau belum tahu cara menginterpretasikannya, tenang.
Artikel ini akan bantu kamu paham dari nol, lengkap dengan rumus, contoh, dan solusi pengelolaan DSI yang jauh lebih efisien. Yuk, simak!
Apa Itu Day Sales Inventory (DSI)?
Day Sales Inventory (DSI) adalah metrik yang digunakan untuk mengukur rata-rata jumlah hari yang dibutuhkan perusahaan untuk menjual seluruh persediaan yang tersedia.
Semakin cepat stok terjual, semakin kecil nilai DSI kamu. Sebaliknya, kalau barangmu butuh waktu lama buat keluar dari rak atau gudang, angka DSI akan tinggi.
DSI termasuk dalam kelompok inventory turnover ratio, bersama dengan metrik lain seperti inventory turnover dan inventory days on hand.
Ketiganya memberikan gambaran seberapa sehat manajemen stok bisnis kamu.
Baca Juga: 5 Rekomendasi Aplikasi Inventory Barang untuk Bisnis!
Mengapa Menghitung DSI Itu Penting?
Menghitung DSI bukan hanya penting untuk laporan keuangan. DSI bisa jadi indikator utama efisiensi operasional. Berikut beberapa alasannya:
1. Mengetahui kesehatan stok
DSI yang terlalu tinggi bisa jadi sinyal stok kamu menumpuk. Artinya: uangmu nyangkut di gudang, ada potensi expired, rusak, atau bahkan ketinggalan tren pasar.
2. Menghindari over-purchasing
Dengan DSI yang terukur, kamu bisa tahu kapan saatnya restock, dan kapan harus stop beli barang yang belum tentu cepat laku. Ini bantu kamu hindari kelebihan stok yang akhirnya jadi kerugian.
3. Membantu perencanaan produksi & pengadaan
Jika kamu bergerak di sektor manufaktur atau distribusi, DSI bisa jadi dasar kuat untuk menjadwalkan produksi, menentukan kapasitas gudang, bahkan merancang promo.
4. Menjaga cash flow tetap sehat
Semakin lama barang tertahan di gudang, semakin lama modal kamu kembali. DSI rendah berarti perputaran modal cepat, yang mana krusial untuk keberlangsungan bisnis.
Rumus DSI untuk Bisnis
Rumus DSI sangat sederhana, dan bisa dihitung dari dua pendekatan:
1. Rumus DSI berdasarkan persediaan akhir
DSI = (Persediaan Akhir ÷ HPP Tahunan) × 365
Contoh:
- Persediaan akhir: Rp150.000.000
- Harga Pokok Penjualan (HPP) dalam setahun: Rp900.000.000
Maka:
DSI = (150.000.000 ÷ 900.000.000) × 365 = 60,83 hari
Artinya, secara rata-rata, kamu butuh 61 hari untuk menjual seluruh stok yang ada saat ini.
2. Rumus DSI berdasarkan inventory turnover
DSI = 365 ÷ Inventory Turnover Ratio
Jika kamu sudah tahu rasio perputaran stok (inventory turnover), tinggal balikkan saja. Misalnya turnover kamu 10 kali setahun, maka:
DSI = 365 ÷ 10 = 36,5 hari
Contoh Kasus: menghitung DSI bisnis retail
Bayangkan kamu punya bisnis minuman kemasan. Di akhir tahun, data keuanganmu menunjukkan:
- HPP tahunan: Rp1.200.000.000
- Persediaan akhir: Rp200.000.000
DSI = (200.000.000 ÷ 1.200.000.000) × 365 = 60,83 hari
Apa artinya? Butuh sekitar 2 bulan untuk menghabiskan stok yang ada.
Tapi kalau masa simpan produk kamu hanya 3 bulan, ini sudah masuk zona risiko.
Karena itu, kamu butuh strategi percepatan penjualan, misalnya promo bundling atau diskon terbatas.
Baca Juga: 5 Rekomendasi Inventory Management Software agar Bisnis Makin Optimal
Cara Menginterpretasikan DSI
DSI bukan sekadar angka. Angka ini baru berarti kalau kamu tahu bagaimana cara membaca dan menggunakannya dalam pengambilan keputusan.
DSI rendah (cepat laku)
- Barang cepat terjual → cash flow lancar
- Tapi hati-hati: stok terlalu cepat habis bisa berarti kamu kekurangan stok dan kehilangan potensi penjualan
DSI tinggi (stok menumpuk)
- Terlalu banyak barang di gudang
- Risiko: kerusakan, kadaluarsa, atau stok jadi usang
- Cash flow melambat → modal macet
Idealnya?
Bandingkan dengan benchmark industri.
- Ritel makanan cepat saji: 7–20 hari
- Elektronik konsumen: 30–60 hari
- Manufaktur berat: bisa 90+ hari
Kamu juga bisa bandingkan tren DSI bisnismu dari bulan ke bulan. Naik-turun drastis? Bisa jadi ada masalah di pengadaan atau strategi penjualan.
Kalau kamu masih ngitung DSI pakai Excel dan ribet tracking stok harian, sudah waktunya pindah ke sistem yang lebih pintar.
Paper.id hadir dengan fitur Inventory Management yang bantu kamu:
- Cek stok barang real-time di semua gudang dan outlet
- Pantau barang slow-moving & fast-moving
- Terintegrasi dengan invoicing dan pembayaran, rekonsiliasi otomatis!
Dengan sistem seperti ini, kamu bisa ambil keputusan berdasarkan data, bukan sekadar feeling.
Yuk, kelola stokmu lebih efektif dan nikmati integrasi langsung dengan sistem invoicing dan pembayaran, sehingga proses operasional bisnismu makin praktis.
Coba Paper.id sekarang, gratis!
Nah, itulah penjelasan tentang DSI.
Sekarang, kamu paham bahwa DSI adalah metrik penting yang bisa bantu kamu melihat performa stok dengan lebih jernih. Semakin efisien kamu mengelola DSI, semakin cepat modal kamu berputar, dan bisnis pun makin sehat.
Jadi, jangan biarkan stok menumpuk tanpa arah. Mulai ukur, analisis, dan kelola stok kamu dengan sistem inventory yang benar-benar terintegrasi, ya!