Pernah ikut voting desain logo, bantu kasih saran nama produk, atau bahkan ikut isi survei berhadiah dari brand ternama? Tanpa disadari, kamu mungkin sudah ikut terlibat dalam praktik crowdsourcing, strategi yang sekarang makin banyak dipakai oleh perusahaan dan organisasi di Indonesia.

Lewat crowdsourcing, mereka bisa mengumpulkan ide, tenaga, atau pendapat dari banyak orang secara terbuka, biasanya lewat platform digital. Nah, metode ini bukan cuma efektif, tapi juga bisa jadi cara seru buat masyarakat ikut berkontribusi dalam proses kreatif atau pengambilan keputusan.

Lalu, seperti apa sih contoh crowdsourcing yang populer di Indonesia? Yuk, kita bahas satu per satu—siapa tahu, salah satunya pernah kamu ikuti!

Apa Itu Crowdsourcing?

Crowdsourcing adalah metode menyelesaikan suatu proyek dengan melibatkan banyak orang dari berbagai latar belakang untuk menyumbangkan ide atau hasil kerja, seperti tulisan, desain grafis, fotografi, ilustrasi, dan lainnya. 

Secara sederhana, crowdsourcing mirip seperti outsourcing, tetapi dikerjakan oleh banyak orang sekaligus, umumnya para freelancer atau pekerja lepas.

Para freelancer ini tidak bekerja tetap di perusahaan, melainkan hanya terlibat untuk menyelesaikan proyek tertentu. Di era digital seperti sekarang, banyak perusahaan memanfaatkan crowdsourcing untuk mendapatkan sumber daya dan ide kreatif dengan lebih cepat dan efisien lewat internet.

Meskipun istilahnya mungkin belum familiar bagi sebagian orang, konsep crowdsourcing sebenarnya sudah ada cukup lama. Istilah ini diperkenalkan oleh Jeff Howe pada tahun 2006 lewat artikelnya The Rise of Crowdsourcing, dengan iStockphoto sebagai contoh.

Sebagai informasi, iStockphoto adalah platform tempat para fotografer, baik profesional maupun amatir, bisa membagikan atau menjual hasil karya mereka. Jeff Howe menyebut bahwa crowdsourcing memberi peluang bagi publik untuk menjadi sumber ide sekaligus pendukung utama dari sebuah proyek.

Baca Juga: 10 Aplikasi Invoice Online Terbaik GRATIS untuk Desktop & Mobile

10 Contoh Aplikasi Crowdsourcing Populer

Crowdsourcing semakin banyak digunakan di berbagai bidang pekerjaan, mulai dari desain, teknologi, hingga fotografi. Dengan melibatkan komunitas global, banyak platform crowdsourcing kini hadir sebagai solusi praktis untuk menyelesaikan proyek-proyek secara kolaboratif. 

Berikut ini beberapa contoh aplikasi crowdsourcing populer yang bisa jadi favorit kamu:

1. OpenOffice

Salah satu contoh crowdsourcing di dunia teknologi adalah OpenOffice. Proyek perangkat lunak ini dikembangkan oleh komunitas secara terbuka dan kolaboratif untuk menciptakan alternatif gratis dari Microsoft Office. Semua orang bisa ikut berkontribusi dan mengunduh hasilnya secara cuma-cuma.

2. Design Hill

Untuk kamu yang butuh desain grafis, Design Hill bisa jadi pilihan. Platform ini mempertemukan ribuan desainer dari seluruh dunia. Kamu bisa memilih berbagai metode kerja seperti kontes desain, layanan custom, pembelian logo siap pakai, atau kerja sama satu lawan satu, semuanya bisa disesuaikan dengan kebutuhan dan anggaran.

3. 99Designs

Masih di dunia desain, 99Designs populer karena sistem kontesnya. Cukup kirimkan brief desain yang diinginkan, lalu para desainer akan membuat visual berdasarkan permintaan tersebut. Setelah itu, kamu tinggal memilih desain terbaik yang paling sesuai.

4. Flickr

Flickr adalah situs crowdsourcing khusus untuk fotografi. Pengguna bisa mengunggah, berbagi, dan mengakses jutaan foto berkualitas tinggi. Cocok untuk kamu yang hobi atau bekerja di bidang visual.

5. Trendwatching

Platform Trendwatching membantu kamu mengikuti perkembangan tren terbaru. Lewat crowdsourcing, perusahaan bisa mendapatkan insight langsung dari para ahli di berbagai negara, menjadikan platform ini ideal untuk pengembangan strategi bisnis.

6. CAD Crowd

CAD Crowd merupakan tempat berkumpulnya para desainer dan modeler 3D dari seluruh dunia. Cocok untuk kamu yang ingin membuat desain produk berbasis 3D secara profesional.

7. IdeaConnection

Jika perusahaanmu menghadapi permasalahan teknis dan tidak punya tim internal yang sesuai, IdeaConnection bisa jadi solusinya. Platform ini menghubungkan kamu dengan para ahli dari berbagai bidang untuk menemukan solusi atas masalah yang dihadapi.

8. TopCoder

Untuk proyek-proyek di bidang teknologi, TopCoder sangat direkomendasikan. Mulai dari programming, pengembangan website, hingga desain UI/UX, kamu bisa menemukan banyak freelancer berpengalaman dari berbagai negara.

9. Freelancer.co.id

Freelancer.co.id adalah versi Indonesia dari platform crowdsourcing asal Australia. Di sini, kamu bisa menemukan proyek di berbagai bidang, seperti desain, IT, pemasaran, hingga jasa hukum. Platform ini telah menghubungkan jutaan freelancer dengan pemberi kerja di seluruh dunia.

10. Crowdsource.com

Buat kamu yang tertarik di dunia media, penerbitan, atau konten, Crowdsource.com layak dicoba. Proyek-proyek besar dibagi menjadi tugas-tugas kecil yang bisa dikerjakan banyak freelancer sekaligus. Jika hasil kerjamu bagus, peluang mendapatkan proyek lanjutan pun akan semakin besar.

Jika kamu terlibat dalam proyek crowdsourcing dan sudah mulai mendapatkan penghasilan tambahan, jangan lupa untuk mulai mengelola arus kas dan pembayaranmu dengan lebih profesional.

Mengerjakan proyek dari berbagai platform crowdsourcing artinya kamu harus lebih pintar dalam mencatat invoice, mengelola pembayaran, dan memastikan arus kas tetap lancar.

Nah, semua itu bisa kamu atur dengan lebih mudah menggunakan Paper.id.

Dengan fitur pembuatan invoice digital, pencatatan pembayaran otomatis, hingga integrasi dengan berbagai metode pembayaran, kamu bisa fokus menyelesaikan proyek tanpa ribet urusan administrasi.

Yuk, coba kelola proyek freelance dan keuanganmu secara lebih profesional pakai Paper.id sekarang juga!

Baca Juga: Download GRATIS Contoh Template Invoice Kosong untuk Excel dan Word!

Manfaat Crowdsourcing untuk Bisnis

Berikut ini beberapa manfaat utama dari crowdsourcing:

1. Menghemat biaya operasional

Salah satu keuntungan terbesar dari crowdsourcing adalah menghemat biaya. Dibandingkan harus menggaji karyawan tetap, perusahaan bisa membayar freelancer hanya untuk proyek yang dikerjakan saja.

Selain itu, karena pekerjaan dilakukan secara remote, kamu juga tidak perlu mengeluarkan biaya tambahan seperti transportasi atau fasilitas kerja.

2. Menutupi kekosongan tim

Tak semua perusahaan punya staf lengkap di setiap bidang. Terutama untuk bisnis yang baru berkembang, beberapa posisi mungkin belum tersedia karena hanya dibutuhkan sesekali.

Crowdsourcing membantu mengisi kekosongan ini dengan menyediakan tenaga profesional yang memiliki keahlian sesuai kebutuhan, tanpa harus merekrut karyawan baru secara permanen.

3. Memastikan pekerjaan spesifik tetap tertangani

Dalam proyek besar, sering kali ada detail-detail kecil yang justru krusial, tapi mudah terlewat. Crowdsourcing memungkinkan kamu menyerahkan tugas-tugas khusus ini kepada freelancer yang ahli di bidang tersebut.

Dengan begitu, kualitas setiap bagian proyek tetap terjaga tanpa membebani tim internal secara berlebihan.

Baca Juga: 5 Langkah Cepat Membuat Invoice, Langsung Jadi!

Demikian berbagai contoh crowdsourcing yang populer di Indonesia, lengkap dengan berbagai manfaatnya. Kamu bisa melihat sendiri bahwa kini kolaborasi secara digital bukan lagi sebagai tren saja, tapi bagian dari strategi cerdas di era sekarang.

Namun, peluang yang besar juga perlu dikelola dengan baik, terutama dari sisi administrasi dan keuangan. Jangan sampai repot urus invoice, catat pembayaran manual, atau bingung kelola cash flow saat proyek semakin banyak.

Paper.id siap bantu jika kamu ingin semua urusan pencatatan proyek dan keuangan jadi lebih simpel dan rapi. Buat, kirim, pantau status invoice secara real-time, terima pembayaran lebih dari 30 metode pembayaran, sampai dengan pencatatan secara otomatis.

Yuk, jangan lupa daftar sekarang di Paper.id dan mulai rasakan kemudahan kelola invoice dan pembayaran dalam satu platform!

SEO Content Writer at Paper.id
SEO Content Writer dengan pengalaman lebih dari 3 tahun sebagai SEO Marketing dan Content Writer di berbagai industri, termasuk OTT (Over The Top), media online, teknologi, dan pusat pelatihan.
Muhamad Dika Wahyudi