Mengelola keuangan bisnis bukan hanya soal mencatat pemasukan dan pengeluaran. Lebih dari itu, kamu juga perlu memastikan bahwa arus kas berjalan dengan sehat dan stabil. 

Masalahnya, banyak pelaku usaha yang sudah merasa aman hanya karena saldo akhir terlihat cukup, padahal bisa saja ada tagihan besar yang belum tercatat atau pembayaran yang tertunda.

Di sinilah pentingnya laporan arus kas atau cash flow. Laporan ini merangkum secara detail bagaimana uang masuk dan keluar dari bisnis dalam periode tertentu, sehingga kamu bisa memantau kesehatan finansial secara menyeluruh. 

Nah, jika kamu belum pernah menyusunnya atau masih bingung harus mulai dari mana, berikut contoh cash flow dan cara membuatnya dengan mudah!

Apa Itu Cash Flow?

Cash flow adalah aliran kas yang menunjukkan keluar-masuknya uang dalam bisnis selama periode tertentu. Melalui laporan ini, perusahaan bisa mengetahui kondisi keuangan secara nyata, apakah sedang surplus atau defisit.

Cash flow yang sehat penting untuk menjaga kelangsungan operasional. Karena itu, evaluasi rutin terhadap cash flow dibutuhkan untuk menyusun strategi bisnis ke depan. 

Jika arus kas negatif, perlu ada langkah perbaikan. Sebaliknya, jika positif, harus dimaksimalkan agar pertumbuhan bisnis berlanjut.

Baca Juga: Download Contoh Template Cash Flow Excel & Cara Menyusunnya

Jenis-Jenis Cash Flow

Sebelum melihat contohnya, ada baiknya kamu memahami tiga jenis utama cash flow dan rumus perhitungannya, karena masing-masing menunjukkan aspek keuangan yang berbeda dalam bisnis.

1. Operating cash flow

Ini adalah arus kas yang berasal dari aktivitas operasional utama perusahaan, seperti penjualan dan biaya operasional. Arus kas yang positif di sini menandakan bisnis berjalan sehat.

Rumus:

Operating Cash Flow = Laba Bersih + Beban Non-Tunai – Perubahan Modal Kerja

2. Investment Cash Flow

Arus kas ini terkait aktivitas investasi perusahaan, seperti membeli atau menjual aset tetap, properti, atau instrumen keuangan. 

Biasanya arus kas investasi bersifat negatif karena perusahaan mengalokasikan dana untuk pertumbuhan jangka panjang. Namun, ini tidak selalu buruk, asalkan tujuannya jelas dan terencana.

Rumus:

Investment Cash Flow = Penerimaan Investasi – Pengeluaran Investasi

3. Financing Cash Flow

Jenis ini mencerminkan pergerakan dana dari aktivitas pembiayaan, seperti penerbitan saham, pinjaman, pembayaran utang, atau pembagian dividen. Arus kas ini menunjukkan bagaimana perusahaan mengelola struktur pendanaannya.

Rumus:

Financing Cash Flow = Kas Masuk dari Ekuitas atau Utang – (Dividen + Pembelian Kembali Ekuitas/Utang)

Contoh Cash Flow Perusahaan

Untuk menghitung cash flow, kamu bisa menggunakan rumus yang sudah dijelaskan sebelumnya. Jika hasilnya negatif, nilai tersebut dikurangkan, dan jika positif, cukup ditambahkan. 

Berikut ini rumus umum dalam menghitung cash flow:

Pendapatan Bersih ± Arus Kas Operasi ± Arus Kas Investasi ± Arus Kas Pendanaan + Saldo Kas Awal = Saldo Kas Akhir

Sebagai contoh, katakanlah bisnismu mencatat pendapatan bersih sebesar Rp20.000.000, dan memiliki saldo kas awal Rp5.000.000. Di periode yang sama, arus kas dari kegiatan operasional mencapai Rp17.000.000, dari investasi Rp40.000.000, dan dari pendanaan Rp60.000.000.

Maka, saldo kas akhir perusahaan di periode tersebut menjadi:

Rp20.000.000 + Rp17.000.000 + Rp40.000.000 + Rp60.000.000 + Rp5.000.000 = Rp142.000.000

Agar kamu ada gambaran yang lebih jelas, perhatikan contoh cash flow perusahaan berikut ini:

contoh cash flow

Tapi ingat, menghitung cash flow secara manual bisa memakan waktu dan berisiko keliru, apalagi jika datanya tersebar di banyak tempat. Di sinilah pentingnya menggunakan sistem yang bisa membantu mencatat dan merangkum laporan keuangan secara otomatis dan rapi.

Dengan fitur laporan keuangan di Paper.id, kamu bisa memantau cash flow bisnis secara real-time, lengkap dengan detail pemasukan, pengeluaran, dan saldo kas akhir, semuanya tersaji otomatis tanpa perlu input data satu per satu. 

Selain itu, kamu juga bisa membuat laporan arus kas mingguan, bulanan, hingga tahunan dalam satu klik saja. Lebih mudah dan praktis!

Yuk, buat pencatatan keuangan bisnis kamu jadi lebih praktis dan akurat bersama Paper.id! Daftarkan bisnismu sekarang secara GRATIS!

Baca Juga: Discounted Cash Flow: Pengertian, Fungsi, Rumus, dan Contohnya

Cara Membuat Laporan Cash Flow dengan Mudah

Sebagai seorang pelaku usaha, kamu perlu memahami cara menyusun laporan cash flow secara tepat dan akurat. 

Untuk membuatnya, ada dua data utama yang perlu kamu siapkan, yakni laporan laba rugi untuk periode berjalan dan perbandingan neraca antara periode saat ini dengan periode sebelumnya.

Setelah kedua data tersebut tersedia, kamu bisa memilih metode penyusunan laporan yang paling sesuai. 

Jika menggunakan metode tidak langsung, kamu cukup mengacu pada laporan laba rugi lalu melakukan beberapa penyesuaian. Sedangkan pada metode langsung, kamu perlu mencatat secara rinci semua penerimaan dan pengeluaran kas dari aktivitas operasional.

Agar lebih mudah, berikut langkah-langkah ringkas dalam menyusun laporan cash flow:

  1. Bandingkan jumlah kas yang bertambah atau berkurang selama periode yang diinginkan.
  2. Hitung kas bersih dari aktivitas operasional (bisa dengan metode langsung atau tidak langsung).
  3. Hitung kas bersih dari aktivitas investasi.
  4. Lanjutkan dengan menghitung kas bersih dari aktivitas pendanaan.
  5. Jumlahkan semua kas bersih dari ketiga aktivitas di atas, lalu tambahkan dengan saldo kas awal.

Dari hasil perhitungan tersebut, kamu akan mengetahui apakah arus kas dalam periode tersebut bernilai positif atau negatif. 

Hasil tersebut sangat penting untuk jadi bahan evaluasi dan dasar pengambilan keputusan demi kelangsungan bisnis kamu. Maka dari itu, pastikan laporan cash flow dibuat secara rutin dan terstruktur, ya!

Baca Juga: Cash Flow Direct Method: Pengertian, Langkah Penyusunan, dan Contohnya

Demikian contoh cash flow, lengkap dengan cara mudah membuatnya. Dengan memahami dan rutin membuat laporan ini, kamu bisa memantau dengan tepat bagaimana uang masuk dan keluar dari bisnis.

Kendati demikian, proses pencatatan dan perhitungan cash flow secara manual sering kali memakan waktu yang tidak sedikit. Maka dari itu, menggunakan Paper.id bisa menjadi solusi tepat, yang memungkinkan kamu membuat laporan cash flow secara real-time dan otomatis.

Selain fitur laporan keuangan bisnis, kamu juga bisa memanfaatkan fitur invoicing dan pembayaran digital dari Paper.id. Dengan fitur ini, kamu dapat membuat invoice digital, mengirimkannya, serta memantau statusnya, apakah sudah terkirim, dibuka, hingga dibayar atau belum.

Didukung dengan lebih dari 30 metode pembayaran, seperti transfer bank, dompet digital, Virtual Account, kode QR, marketplace, hingga kartu kredit dan cicilan, Paper.id memudahkan kamu menagih buyer dengan cara yang sesuai preferensi mereka.

Yuk, jangan lupa gunakan Paper.id dan nikmati kemudahan pengelolaan keuangan bisnis dalam satu platform praktis!

SEO Content Writer at Paper.id
SEO Content Writer dengan pengalaman lebih dari 3 tahun sebagai SEO Marketing dan Content Writer di berbagai industri, termasuk OTT (Over The Top), media online, teknologi, dan pusat pelatihan.
Muhamad Dika Wahyudi