Jika Anda sedang menghadapi permintaan pasar yang terus meningkat tetapi stok sering tidak mencukupi, kondisi seperti ini patut diwaspadai.

Di sinilah pentingnya memahami dan mengelola overselling secara strategis agar lonjakan permintaan bisa menjadi dikontrol dan menjadi peluang untuk pertumbuhan bisnis.

Apa Itu Overselling?

Overselling adalah kondisi ketika bisnis menjual produk melebihi jumlah stok yang tersedia di gudang atau sistem persediaan. Akibatnya, pesanan pelanggan tidak dapat dipenuhi tepat waktu atau bahkan gagal diproses karena barang sebenarnya sudah habis.

Overselling terjadi saat data stok tidak akurat atau tidak diperbarui secara real-time, sehingga sistem masih menampilkan barang tersedia padahal stok fisiknya sudah kosong.

Penyebab Overselling

1. Data Stok Tidak Real-Time

Stok tidak diperbarui secara langsung saat terjadi transaksi penjualan. Sistem masih menampilkan barang tersedia padahal stok fisik sudah habis.

2. Pencatatan Stok Manual

Pengelolaan stok secara manual sangat rentan terhadap kesalahan pencatatan, keterlambatan update, dan human error.

3. Penjualan Multi-Channel Tidak Terintegrasi

Bisnis yang berjualan melalui berbagai channel (toko fisik, marketplace, website, media sosial) tanpa sistem terintegrasi berisiko tinggi mengalami overselling karena stok terjual di beberapa channel secara bersamaan.

4. Kesalahan Input Data

Kesalahan saat memasukkan data stok masuk, stok keluar, atau retur barang dapat menyebabkan jumlah stok di sistem lebih besar dari stok sebenarnya.

5. Lonjakan Permintaan Mendadak

Promo besar, flash sale, atau tren pasar dapat menyebabkan permintaan melonjak drastis dalam waktu singkat, sementara sistem stok tidak siap mengantisipasi peningkatan tersebut.

6. Tidak Ada Safety Stock

Tanpa stok pengaman (safety stock), bisnis tidak memiliki cadangan ketika terjadi keterlambatan pengadaan atau lonjakan permintaan, sehingga risiko overselling semakin besar.

7. Proses Gudang Tidak Tertib

Kesalahan saat picking, packing, atau pengiriman barang seperti barang rusak, hilang, atau salah kirim membuat stok fisik berkurang dan tidak tercatat di sistem.

8. Keterlambatan Update Retur dan Cancel Order

Barang retur atau pembatalan pesanan yang belum segera diperbarui dalam sistem dapat menyebabkan data stok tidak sinkron.

Cara Mengatasi Overselling pada Bisnis

1. Gunakan Software Inventory Real-Time

Pastikan stok otomatis berkurang setiap kali terjadi penjualan. Sistem inventory real-time membantu menjaga kesesuaian antara stok di sistem dan stok fisik.

2. Integrasikan Semua Channel Penjualan

Satukan data stok dari toko offline, marketplace, website, dan media sosial dalam satu sistem terpusat agar tidak terjadi penjualan ganda pada stok yang sama.

3. Terapkan Safety Stock

Tentukan batas minimum stok (safety stock) sebagai cadangan untuk mengantisipasi lonjakan permintaan, keterlambatan pengiriman, atau kesalahan operasional.

4. Lakukan Stock Opname Secara Berkala

Cek dan cocokkan stok fisik dengan data di sistem secara rutin untuk mendeteksi selisih stok lebih awal.

5. Otomatiskan Proses Stok Masuk dan Keluar

Gunakan barcode atau QR code untuk mempercepat pencatatan dan mengurangi human error dalam proses penerimaan, pengambilan, dan pengiriman barang.

6. Batasi Penjualan Saat Stok Kritis

Atur sistem agar otomatis menghentikan penjualan atau menampilkan status out of stock ketika stok mencapai batas minimum.

7. Kelola Retur dan Cancel Order dengan Cepat

Pastikan barang retur atau pesanan yang dibatalkan segera diperbarui di sistem agar stok kembali akurat.

8. Analisis Data Penjualan dan Forecasting

Gunakan data historis penjualan untuk memprediksi permintaan dan merencanakan pengadaan stok dengan lebih tepat.

Pakai Software Aplikasi Inventory Jubelio untuk Atasi Overselling

Overselling dapat diminimalkan bahkan dicegah dengan penggunaan software aplikasi inventory Jubelio, karena sistem ini membantu bisnis mengelola stok secara akurat, terintegrasi, dan real-time.

1. Update Stok Otomatis & Real-Time

Software inventory Jubelio secara otomatis mengurangi stok setiap kali terjadi penjualan. Hal ini mencegah perbedaan antara stok di sistem dan stok fisik yang menjadi penyebab utama overselling.

2. Integrasi Multi-Channel Penjualan

Dengan software inventory, seluruh channel penjualan toko offline, marketplace, maupun website menggunakan satu data stok yang sama, sehingga tidak terjadi penjualan ganda pada barang yang sama.

3. Pengaturan Safety Stock Otomatis

Software inventory memungkinkan bisnis menetapkan batas minimum stok. Saat stok mendekati batas tersebut, sistem akan memberi notifikasi atau otomatis menghentikan penjualan untuk mencegah overselling.

4. Mengurangi Human Error

Pencatatan stok masuk, stok keluar, dan retur dilakukan secara otomatis melalui sistem, sehingga risiko kesalahan input manual dapat ditekan secara signifikan.

5. Monitoring Stok Secara Akurat

Dashboard inventory memberikan visibilitas penuh terhadap jumlah stok, pergerakan barang, dan status ketersediaan produk secara real-time.

6. Mendukung Perencanaan Stok & Forecasting

Software inventory menyajikan data historis penjualan yang dapat digunakan untuk analisis tren dan perencanaan pengadaan, sehingga stok selalu tersedia sesuai kebutuhan pasar.

Overselling bisa dicegah dengan pengelolaan stok yang akurat dan real-time.Software inventory Jubelio membantu bisnis memantau stok secara terpusat di semua channel penjualan, sehingga risiko penjualan ganda dapat diminimalkan.

Dengan sistem otomatis dan dashboard yang mudah dipantau, bisnis kamu bisa menjaga ketersediaan stok, mengurangi kesalahan pencatatan, dan menjalankan operasional dengan lebih efisien.

*Artikel ini hasil kerjasama Jubelio dan Paper.id

Content Writer dengan 4 tahun pengalaman menangani konten beragam topik di berbagai industri baik B2C dan B2B, termasuk bisnis, ekonomi, keuangan, dan sebagainya. Saat ini menulis di Paper.id untuk memperkaya wawasan pemilik bisnis dan memajukan industri B2B seluruh Indonesia.
Nadiyah Rahmalia