Dalam dunia bisnis yang semakin cepat, banyak perusahaan mulai mengelola lebih dari satu gudang untuk mempercepat pengiriman, mengurangi biaya logistik, dan menjaga ketersediaan stok. 

Konsep ini dikenal sebagai multi warehouse atau multi gudang, yaitu strategi pengelolaan barang dari beberapa lokasi gudang secara terpusat menggunakan sistem.

Jika dikelola dengan benar, multi warehouse dapat meningkatkan kecepatan fulfillment hingga 3x lebih efisien. Tetapi kalau masih dilakukan manual, risiko ketidaksinkronan stok, salah picking, hingga biaya operasional membengkak bisa terjadi.

Artikel ini membahas secara lengkap apa itu multi warehouse, manfaatnya, tantangan operasional, hingga cara mengelola multi gudang dengan sistem WMS modern.

Apa Itu Multi Warehouse?

Multi warehouse adalah strategi pengelolaan persediaan di mana bisnis menggunakan lebih dari satu gudang atau lokasi penyimpanan untuk menyimpan dan mendistribusikan stok. 

Semua gudang tersebut baik gudang pusat maupun gudang cabang dikelola dalam satu sistem yang sama sehingga stok bisa dipantau secara real time, terkoordinasi, dan terdistribusi sesuai kebutuhan.

Jika disimpulkan, multi warehouse adalah metode pengelolaan persediaan (inventory management) dengan menggunakan lebih dari satu gudang atau lokasi penyimpanan untuk mendistribusikan stok ke berbagai wilayah.

Pada bisnis e-commerce dan ritel yang berkembang, strategi ini memberi fleksibilitas untuk:

  • mempercepat pengiriman ke pelanggan,
  • mengurangi biaya ekspedisi,
  • menjaga stok tetap tersedia di wilayah dengan demand tinggi.

Dalam operasionalnya, multi warehouse mencakup:

1. Penyimpanan Stok di Banyak Lokasi

Dalam strategi multi warehouse, bisnis menyimpan stok tidak hanya di satu gudang, tetapi tersebar di berbagai lokasi agar lebih dekat dengan pelanggan dan distribusi lebih efisien. Penyimpanan ini dapat mencakup gudang pusat (central warehouse) yang berfungsi sebagai gudang utama untuk penyimpanan besar dan replenishment, gudang cabang untuk memenuhi kebutuhan regional, bahkan gudang partner seperti 3PL (third-party logistics).

Selain itu, banyak bisnis e-commerce juga memanfaatkan fulfillment center marketplace (misalnya FBL Shopee atau Tiktok Shop FFC) sebagai lokasi penyimpanan tambahan.

Bahkan toko fisik atau outlet sering dianggap sebagai “mini warehouse” karena mampu menyimpan stok untuk kebutuhan online maupun offline. 

Dengan penyebaran stok di banyak titik ini, proses pemenuhan pesanan menjadi lebih cepat dan fleksibel.

2. Pengaturan Distribusi Stok

Pengaturan distribusi stok adalah kunci keberhasilan operasional multi warehouse. 

Bisnis harus secara strategis menentukan SKU mana yang ditempatkan di gudang mana berdasarkan data penjualan, demand per wilayah, dan kategori produk. Misalnya, SKU A ditempatkan lebih banyak di gudang Jakarta karena permintaan paling tinggi berada di wilayah Jabodetabek. 

SKU B ditempatkan di gudang Surabaya agar pengiriman ke Jawa Timur lebih cepat dan murah. Produk fast moving biasanya disimpan di lebih banyak gudang agar mudah diakses dari berbagai daerah, sementara produk slow moving cukup ditempatkan di satu atau dua gudang pusat untuk menghindari penumpukan stok. 

Dengan pengaturan distribusi yang tepat, bisnis dapat mengurangi biaya, menghindari stockout, dan menjaga kestabilan operasional.

3. Pengendalian Operasional Antar Gudang

Operasional multi warehouse membutuhkan kontrol yang ketat antar gudang agar semua pergerakan barang tercatat dan akurat. 

Ini mencakup pemantauan stok di setiap lokasi secara real time, proses transfer stok antar gudang ketika terjadi kekurangan di salah satu lokasi, serta memastikan proses picking dan packing dilakukan dari gudang terdekat dengan pelanggan. 

Selain itu, perusahaan harus rutin melakukan pengecekan expiry date atau aging stok untuk produk yang memiliki masa kadaluarsa. 

Semua aktivitas ini kemudian digabung dalam laporan total stok seluruh gudang untuk memberikan visibilitas menyeluruh kepada tim operasional. 

Tanpa pengendalian yang baik, risiko selisih stok, kehilangan barang, hingga kesalahan picking sangat mudah terjadi.

4. Sistem Terpusat untuk Semua Lokasi

Mengelola multi warehouse tidak bisa dilakukan hanya dengan Excel atau pencatatan manual karena pergerakan barang yang kompleks dan volume pesanan yang tinggi membuat risiko human error sangat besar. 

Oleh karena itu, bisnis membutuhkan sistem WMS (Warehouse Management System) yang dapat menghubungkan semua gudang dalam satu dashboard terpusat. WMS memastikan stok yang tampil di seluruh channel selalu akurat, membantu mempercepat operasional seperti picking atau packing, mencegah overselling melalui sinkronisasi real time, serta mencatat detail setiap pergerakan barang mulai dari barang masuk, keluar, hingga transfer antar gudang. 

Sistem terpusat inilah yang membuat multi warehouse bekerja secara efisien, terintegrasi, dan scalable untuk bisnis yang terus berkembang.

Baca Juga: 8 Jenis Warehouse (Gudang), Lengkap dengan Fungsinya

Mengapa Multi Warehouse Penting untuk Bisnis?

Strategi multi warehouse sangat krusial terutama untuk bisnis yang berkembang cepat atau menjual di banyak channel. Berikut penjelasan lengkapnya:

1. Mempercepat Pengiriman dan Meningkatkan Customer Experience

Menggunakan banyak gudang memungkinkan bisnis menyimpan stok lebih dekat dengan wilayah pelanggan. 

Dengan begitu, waktu pengiriman menjadi jauh lebih cepat, biaya ongkir lebih rendah, dan pengalaman pelanggan meningkat signifikan. 

Pengiriman yang tadinya membutuhkan 3–5 hari bisa dipersingkat menjadi 1–2 hari saja.

Dalam market yang sangat kompetitif apalagi di marketplace, tentunya kecepatan pengiriman berpengaruh langsung pada rating toko, tingkat konversi, dan peluang repeat order.

2. Mengurangi Risiko Stockout Saat Demand Tinggi

Model multi warehouse membuat stok lebih stabil saat permintaan tinggi. 

Jika stok habis di satu gudang, bisnis dapat memindahkan barang dari gudang lain sehingga order tetap aman. 

Stok juga bisa ditempatkan secara strategis di lokasi dengan demand tertinggi. Hal ini membuat risiko pembatalan pesanan, terutama di momen peak season, bisa diminimalkan.

3. Menekan Biaya Logistik & Operasional

Dengan multi warehouse, distribusi barang menjadi lebih efisien sehingga ongkir lebih murah dan biaya operasional lebih terkontrol. Barang tidak perlu dikirim jarak jauh, sehingga biaya last-mile menurun. 

Selain itu, proses retur bisa dialihkan ke gudang terdekat agar tidak membengkakkan biaya. Bisnis juga bisa mengurangi kebutuhan ekspedisi antar kota dan pengiriman ulang yang mahal.

4. Menyeimbangkan Beban Kerja Gudang

Dengan banyak gudang, beban operasional seperti receiving, picking, packing, dan shipping bisa dibagi. 

Hal ini menghindari situasi overload yang sering terjadi saat campaign besar atau momen musiman. Proses fulfillment pun jadi lebih lancar dan SLA pengiriman terjaga.

5. Mendukung Ekspansi Bisnis Lebih Cepat

Multi warehouse menjadikan bisnis lebih fleksibel ketika ingin masuk ke pasar baru atau menambah variasi produk. 

Gudang regional memungkinkan bisnis menjangkau lebih banyak pelanggan tanpa harus membuka store fisik. Selain itu, kapasitas penyimpanan bisa diperluas secara bertahap tanpa membebani satu gudang.

6. Meningkatkan Akurasi Stok & Pengambilan Keputusan

Sistem multi warehouse memberi visibilitas penuh terhadap stok di setiap gudang secara real time. 

Bisnis dapat menganalisis stok mana yang fast moving per daerah, SKU mana yang harus segera ditop-up, dan kapan waktunya melakukan transfer stok. 

Keputusan pun menjadi berbasis data, bukan sekadar perkiraan.

7. Memperkuat Strategi Omnichannel

Bisnis yang berjualan di marketplace, website, social commerce, dan offline store membutuhkan sinkronisasi stok yang kuat. 

Multi warehouse mendukung hal ini dengan cara mengalirkan pesanan secara otomatis ke gudang terdekat dan menjaga ketersediaan stok tetap akurat di semua channel.

Baca Juga: Warehouse Management System: Pengertian, Manfaat, Hingga Fiturnya

Mengelola Multi Warehouse Jadi Jauh Lebih Mudah dengan Jubelio WMS

Mengatur banyak gudang memang memberikan banyak keuntungan bagi bisnis, mulai dari pengiriman yang lebih cepat, stok yang stabil, hingga operasional yang lebih efisien.

Namun, semua manfaat itu hanya bisa tercapai jika bisnis memiliki kontrol penuh atas setiap gudang, setiap pergerakan stok, dan setiap proses picking hingga pengiriman.

Di sinilah Jubelio WMS berperan.

Jubelio WMS membantu bisnis menjalankan multi warehouse dengan jauh lebih mudah melalui sistem yang terintegrasi, real time, dan otomatis. 

Setiap gudang baik pusat, cabang, 3PL, ataupun toko fisik, semuanya bisa terhubung dalam satu dashboard, sehingga kamu bisa memantau stok per lokasi tanpa harus membuka banyak file atau mencatat secara manual.

Beberapa hal yang bisa kamu lakukan dengan Jubelio WMS:

  • Mengelola banyak gudang sekaligus dalam satu sistem terpusat.
  • Sinkronisasi stok otomatis ke semua channel penjualan, termasuk marketplace, webstore, dan POS.
  • Transfer stok antar gudang dengan lebih rapi menggunakan barcode/QR.
  • Picking dan packing lebih cepat dengan bantuan lokasi rak (bin location).
  • Laporan persediaan real time, mulai dari aging stok, pergerakan barang, hingga performa gudang.
  • Mencegah overselling, terutama di masa campaign besar seperti 11.11, Ramadhan, atau Harbolnas.

Dengan sistem yang terintegrasi seperti Jubelio WMS, kamu bisa menjalankan strategi multi warehouse tanpa khawatir kesalahan stok, keterlambatan pengiriman, atau operasional yang berantakan. 

Hasilnya, bisnis bisa berkembang lebih cepat tanpa harus menambah banyak tim atau mengorbankan efisiensi.

Jika kamu ingin memastikan multi warehouse berjalan optimal dan terukur, Jubelio WMS bisa menjadi fondasi utama dalam operasional gudang yang modern dan scalable. Cari tahu informasi lebih lanjut tentang Jubelio WMS, disini.

*Artikel ini hasil kerjasama Jubelio dan Paper

Content Writer dengan 4 tahun pengalaman menangani konten beragam topik di berbagai industri baik B2C dan B2B, termasuk bisnis, ekonomi, keuangan, dan sebagainya. Saat ini menulis di Paper.id untuk memperkaya wawasan pemilik bisnis dan memajukan industri B2B seluruh Indonesia.
Nadiyah Rahmalia