Tanpa disadari, parfum telah menjadi bagian penting dari kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia, bukan hanya sebagai pelengkap penampilan, tetapi juga sebagai ekspresi diri dan identitas pribadi. Fenomena ini telah menciptakan pasar yang sangat menjanjikan bagi bisnis parfum di Indonesia yang sering kali dipandang sebelah mata sebagai peluang yang menjanjikan.

Pada dasarnya, permintaan yang terus meningkat dari berbagai segmen pasar, termasuk kaum muda yang semakin modis dan profesional yang mengutamakan kesan positif dari segi aroma tubuh untuk melengkapi kehidupan sehari-hari. Kepopuleran industri pengharum badan dan ruangan di Indonesia telah menjadi tren terkini dan tumbuh pesat. Salah satunya, Eka Tunas Cemerlang (ETC) yang “tetap mewangi” selama lebih dari 13 tahun menjalani bisnis ini, apa rahasianya?

Baca juga: Paper.id & Bank BRI hadirkan PAPERCARD, kartu kredit untuk bisnis

Fokus memperkuat operasional agar bisnis sehat

Bisnis yang sehat, tentu akan menjadi bisnis yang hebat. Pedoman ini dipegang oleh Pak Edi dan Ia terapkan sejak memulai bisnisnya, Salah satunya adalah dengan membentuk tim operasional yang tepat guna serta lengkap. Pak Edi melihat, Ia butuh tahu proses dari pemesanan hingga pembayaran secara detil.

Dengan begitu, Ia bisa memantau kondisi penjualannya, apakah sedang laku atau tidak hingga berapa banyak orang yang pesan produknya dalam kurun waktu tertentu. Ini menjadi satu hal yang kerap dilupakan pebisnis, soal operasional bisnis. Pak Edi memberikan tips soal operasional bagi pebisnis yang baru memulai untuk fokus kepada:

  1. Manajemen Keuangan
    Pak Edi memastikan bahwa manajemen keuangan bisnisnya teratur dan terukur. Dulu sebelum adanya teknologi, pencatatan dilakukan melalui Microsoft Excel, mulai daripembelian dari supplier, penjualan kepada pelanggan, arus uang masuk dan keluar, stok barang, hingga rekonsiliasi pembayaran untuk menyusun laporan keuangan Dengan cara ini, saat itu beliau dapat memonitor perputaran kas dan memastikan cash flow bisnisnya tetap stabil.
  2. Alokasi SDM Yang Tepat Guna
    Meskipun memiliki sumber daya manusia yang terbatas, Pak Edi mengoptimalkan tim yang dimilikinya untuk menjalankan operasional bisnis. Contoh, Ia memiliki beberapa SDM yang diposisikan sesuai dengan kebutuhan operasional. Mulai dari admin pembayaran, admin invoice, hingga pencatatan transaksi, semuanya punya penanggung jawab masing-masing. Semua proses mulai dari pemesanan hingga pembayaran tercatat dengan detil dan rapi. Pak Edi bisa memantaunya langsung dalam Excel.
  3. Memastikan Persediaan Barang Cukup
    Pak Edi selalu memastikan persediaan barangnya cukup, agar dapat memenuhi permintaan konsumen. Untuk itu, Ia biasanya melakukan pendataan secara terukur dari produk-produk yang ia miliki. Biasanya, pendataan dilakukan dari produk yang paling banyak dicari hingga yang kurang. Dengan begitu, Ia bisa melakukan projection mengenai pembelian barang kepada supplier secara tepat.

Secara tidak langsung, satu hal yang bisa kita pelajari dari Pak Edi adalah persiapan bisnis sebelum terjun ke penjualan. Seperti memasak, seluruh bahan, proses kerja, resep, kesiapan informasi penjualan untuk stok barang telah dipersiapkan sebelum berjualan, hal ini yang menjadi prioritas awal dalam menjalankan sebuah bisnis ala Pak Edi, yang banyak dilupakan oleh pebisnis pada umumnya yang hanya fokus untuk siap jualan tanpa proyeksi dan kerapian transaksi.

Setelah operasional bisnisnya berjalan dengan baik dan kuat, baru kemudian Pak Edi mulai fokus pada strategi penjualan, termasuk memperluas pangsa pasar dengan menggunakan toko online di platform marketplace dan berjualan melalui reseller. Hal ini membantu bisnisnya berkembang tanpa harus membuka cabang di berbagai tempat.

Trik Jualan ETC, Mengutamakan Kepuasan Konsumen

Setelah operasional bisnisnya yang sehat, Ia akhirnya beralih ke penjualan. Ia mengatakan bahwa ia berani mencoba banyak hal baru. Serta, memberikan banyak pilihan produk parfum yang bisa didapat dengan harga yang miring dari harga pasaran.

Di awal, Ia membuka toko offline dengan parfum original serta harga yang lebih terjangkau jika dibandingkan dengan produk aslinya. Secara perlahan, tokonya mulai dicari banyak orang berkat promosi dari mulut ke mulut, karena gampang untuk mendapatkan produk asli dengan harga yang lebih murah, terlebih parfum buatan luar negeri.

Bukan itu saja, Ia dan timnya mau menjelaskan tentang karakteristik parfum yang ada dengan ramah dan detil. Hal ini menjadi bagian dari customer service yang kerap dilupakan oleh pebisnis, dimana mereka harus melayani konsumen sebaik mungkin. Terutama bagi mereka yang bertanya-tanya.

Devira mengungkapkan “Kita ingin konsumen merasa nyaman berbelanja (di kami) dan kami juga menjelaskan tipe-tipe parfum dengan kondisi kulit, agar konsumen bisa mendapatkan parfum yang tepat, jadi gak asal semprot, asal wangi, benar-benar sesuai karakteristik mereka”.

Berani mencoba hal baru dan terus berinovasi untuk operasional & penjualan

Tidak puas sampai di situ, Pak Edi mencoba hal baru dengan berjualan lewat marketplace & reseller. Di marketplace, Ia menjual parfum-parfum original dengan harga lebih terjangkau dibandingkan harga pasaran. “Kenapa harganya murah, karena kita tidak perlu sewa tempat, sehingga (harganya) lebih murah. Selain itu, kita juga ambil untung tidak terlalu banyak, yang penting bagaimana kita bisa memberikan produk parfum terjangkau untuk banyak orang”. Ujar Devira, personal manager dari ETC.

Keuntungannya semakin besar ketika, Ia juga produk melalui reseller, sehingga bisa menjangkau lebih banyak konsumen. Dengan langkah tersebut, ETC semakin berkembang tanpa perlu membuka cabang di berbagai tempat. Sudah ada 10 lebih reseller yang berjualan dan terdiri dari anak kuliah hingga yang sudah berkeluarga.“

Baca juga: Paper.id dan PERURI bekerjasama hadirkan solusi e-invoice

Penggunaan Paper.id Untuk Pencatatan & Pembayaran Bisnis Lebih Optimal

Meski sudah menggunakan Excel, Pak Edi merasa bahwa pengerjaannya masih memakan waktu lama dan berpotensi human error, karena masih di-input manual. Agar lebih maksimal, Ia menggunakan Paper.id sejak tahun 2019. Setelah itu, Ia merasa sangat terbantu di bagian pembayaran dan pencatatan bisnisnya.

Urusan jatuh tempo supplier yang menakutkan berubah menjadi menyenangkan dengan PaperPay Out. Fitur ini adalah fitur pembayaran ke supplier yang memungkinkan penggunanya membayar supplier dengan berbagai metode, terutama kartu kredit.

Dari kisah Pak Edi, kita bisa belajar beberapa hal. Satu, kita harus memperhatikan kesehatan bisnis sebelum berjualan. Ini penting, karena hampir setiap pebisnis hanya fokus jualan, tanpa memperhatikan pencatatan, barang yang terjual dan sebagainya. Mirip seperti prajurit yang berperang tanpa tahu kelemahan musuhnya.

Kedua, jangan ragu untuk membantu konsumen memahami produk agar mereka bisa merasa nyaman saat belanja di kita. Terakhir, jangan ragu untuk mencoba hal baru. Pak Edi berani untuk berjualan di marketplace serta reseller. Selain itu, Ia juga berani mencoba Paper.id agar bisnisnya terbantu secara operasional dan pembayaran. Ingin seperti Pak Edi? Daftar sekarang gratis dengan klik tombol di bawah!

Daniel Nugraha